Jawaban [20]

519 40 1
                                    

Habibie terus menatap Cinta lekat meminta jawaban yang sebenarnya. Apa penyebab Cinta menyembunyikan penyakit Elang dan juga mengapa Cinta tak kunjung menjawab permintaan Elang untuk kembali.

"Umi, tolong jawab pertanyaan Habibie. Habibie tau ada yang Umi dan abi sembunyikan selama ini dari Habibie." Ujar Habibie semakin erat menggenggam tangan Cinta.

Cinta menghela napasnya lalu membuka laci nakasnya. Ia mengambil sebuah buku yang sudah lama tak ia sentuh lagi. Ia terlalu takut untuk membaca buku itu lagi walau pun hanya sesaat.

"Ini semua yang umi dan abi rahasiakan sama kamu. Semuanya ada di dalam sini. Kalau tentang kenapa umi menyembunyikan penyakit abi, itu karena abi yang meminta. Abi nggak mau mengganggu kamu di saat-saat kamu akan ujian. Abi juga nggak mau membuat kalian semua khawatir. Maaf umi terlalu takut mengatakan semua kebenaran yang ada." Ujar Cinta langsung menundukkan kepalanya.

Habibie terdiam. Ia menatapi Cinta bergantian dengan buku yang ada di tangannya sekarang. Apa begitu sulit umi memberi tau secara langsung? Batin Habibie. "Lalu kenapa Umi tak kunjung menjawab permintaan abi untuk kembali?"

Cinta memejamkan matanya menghela napas. "Itu permintaan abi. Abi tau umi nggak bisa menolak permintaan kamu, jadi besoknya abi meminta agar umi menolak abi atau pun nggak menjawab sama sekali hingga waktunya tiba." Ujar Cinta menjelaskan.

"Maksud Umi waktunya tiba, waktu kematian abi?" Tanya Habibie. Cinta hanya mengangguk samar. "Abi memang masih cinta sama umi, tapi abi tau abi nggak akan pernah bisa memiliki umi lagi."

Apa maksud abi nggak akan pernah bisa memiliki umi lagi karena abi tau tak akan lebih lama lagi berada di dunia? Batin Habibie mengingat perkataan Elang sebelum ia pergi ke restoran untuk buka bersama.

"Tidurlah. Besok umi akan membantu kamu menyiapkan barang-barang untuk minggu depan." Titah Cinta. Habibie pun mengangguk pergi keluar dari kamar Cinta. Apa setelah ini semuanya akan berubah? Batin Cinta menahan tangisan.

***

Cinta tak bisa menemukan Habibie sama sekali di rumah, padahal jam baru saja menunjukkan pukul 06.27 WIB. "Kamu tenang aja Habibie udah besar, dia bukan anak kecil lagi." Ujar Ainaz menenangkan.

"Cinta takut Habibie melakukan hal yang aneh-aneh Bun. Cinta takut dia nggak bisa terima semua kebenarannya." Ujar Cinta cemas. "Dia anak yang pintar Cinta. Dia tau apa yang akan dia lakukan dan apa risikonya."

Cinta menghela napasnya. Drit... Drit... Drit... Ponsel Cinta berdering, ia pun langsung mengangkatnya. "Assalamualaikum. Ada apa?" Tanya Cinta.

"Waalaikumsalam. Aku cuma mau tanya tentang lamaran kemarin. Apa yang Habibie bilang benar kalau kamu udah menerima lamarannya? Bukannya kemarin kamu bilang butuh waktu untuk berpikir? Kenapa secepat ini?" Tanya Kahfi dari ujung sana.

"Habibie bilang aku terima? Kapan dia bilang?" Tanya Cinta terkejut. "Iya, dia baru aja pulang tadi. Apa ada masalah?" Tanya Kahfi lagi. "Nggak, nggak ada masalah. Nanti aku kabari lagi tentang lamaran kamu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Cinta langsung menutup panggilannya menyimpan ponselnya di atas meja. "Ada apa?" Tanya Ainaz khawatir. "Assalamualaikum." Habibie masuk ke dalam rumah, spontan Cinta langsung berdiri menghampiri Habibie.

"Habibie dari mana kamu?!" Tanya Cinta tegas. "Habibie habis dari taman depan." Ujar Habibie. "Habibie mau ke kamar dulu ya Mi." Belum sempat melangkah Cinta sudah menarik Habibie menghadapnya.

"Sejak kapan kamu belajar bohong?!" Tanya Cinta. "Bukannya buah nggak akan jatuh jauh dari pohonnya Umi?" Ujar Habibie lalu pergi naik menuju kamarnya.

Cerita Cinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang