Terulang [13]

568 38 6
                                    

18 tahun telah berlalu setelah perceraian Cinta dengan Elang, namun hubungan mereka masih sangat baik, apa lagi Habibie yang beranjak dewasa dan membutuhkan orang tuanya sebagai pendukung pertumbuhannya.

Cinta mengajak Habibie berlibur ke Seoul, Korea untuk menghabiskan waktu antara ibu dan anak karena akhir-akhir ini ia disibukkan oleh pekerjaannya di butik.

"Umi salat?" Tanya Habibie setelah selesai makan. Cinta menggelengkan kepalanya. "Nggak, umi lagi nggak salat." Ujar Cinta. Habibie pun mengangguk mengerti.

"Umi mau tunggu di sini atau ke masjid juga?" Tanya Habibie lagi. "Umi ikut ke masjid aja. Lagi pula umi udah selesai kok makannya." Habibie pun mengangguk lalu mengajak Cinta menuju Seoul Central Mosque.

Habibie pergi masuk ke dalam masjid karena azan asar sebentar lagi akan berkumandang, sedangkan Cinta ia menunggu di halaman masjid yang cukup luas.

Tak lama akhirnya Habibie pun kembali setelah selesai salat. "Umi." Panggil Habibie pada Cinta yang sedang mengobrol dengan seorang gadis.

"Udah salatnya?" Tanya Cinta yang diangguki oleh Habibie. Cinta pun mengangguk lalu menatap gadis yang sedari tadi menemaninya. "Nesa tante duluan ya. Tante harap kita bisa bertemu lagi nanti." Ujar Cinta.

Nesa mengangguk dengan sebuah senyuman. "Iya Tante. Nesa harap juga bisa bertemu lagi sama Tante. Makasih untuk ilmunya." Ujar Nesa.

"Assalamualaikum." Salam Cinta. "Waalaikumsalam." Balas Nesa. Cinta dan Habibie pun pergi meninggalkan Nesa yang sedang menunggu sang ayah.

"Abi." Panggil Nesa tak lama setelah Cinta dan Habibie pergi. "Sayang, maaf ya abi lama." Ujar abi Nesa. Nesa menggelengkan kepalanya. "Gapapa kok Bi. Tadi juga Nesa ditemani sama seorang wanita. Mungkin umurnya nggak jauh dari Abi."

"Oh ya? Siapa?" Tanya abi Nesa. "Namanya tante Cinta. Dia sempat cerita kisah Aisyah binti Abu Bakar ke Nesa. Nesa harap Nesa bisa bertemu tante Cinta lagi." Ujar Nesa.

"Cinta?" Tanya abi Nesa. Nesa mengangguk. "Iya, dia juga orang Indonesia." Ujar Cinta membenarkan. Abi Nesa pun tersenyum. "Ya udah ayo kita pulang. Besok abi ajak kamu jalan-jalan lagi." Nesa pun mengangguk.

***

Cinta mengajak Habibie menuju Myendong Street untuk sekedar melihat-lihat. Di sana cukup ramai dengan orang Korea maupun turis seperti Cinta dan Habibie.

Habibie sangat menikmati liburan kali ini bersama Cinta. Mungkin karena ia yang juga jarang menghabiskan waktu bersama Cinta ia karena ia pesantren membuatnya sangat jarang bertemu dengan Cinta.

Sekarang Cinta dan Habibie sedang berada di salam satu restoran halal yang berada di Myendong. Sangat susah bagi mereka untuk mencari makanan halal di sini.

"Thank you." Ujar Habibie pada salah satu pegawai. Pegawai tersebut pun mengangguk lalu pergi menyiapkan pesanan Cinta dan juga Habibie. "Umi." Panggil Habibie mendapatkan deheman dari Cinta.

Bukannya melanjutkan perkataannya Habibie malah terdiam seperti memikirkan sesuatu. Menyadari tingkah sang anak Cinta pun menggenggam tangan Habibie. "Ada apa?" Tanya Cinta.

"Nggak jadi deh Mi." Ujar Habibie. "Ada apa? Bicara aja sama umi." Ujar Cinta lagi. "Habibie mau lanjut kuliah di Kairo nanti. Boleh?" Tanya Habibie ragu. Ia hanya tak ingin meninggalkan Cinta seorang walau pun ada Ainaz sang Oma di rumah mereka.

Kairo? Batin Cinta teringat Rangga dulu yang juga pergi ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya. "Kalau Umi nggak izini Habibie gapapa kok lanjut kuliah di Indonesia. Ridha Umi lebih penting buat Habibie." Lanjut Habibie melihat mata Cinta yang seketika menunduk.

Cerita Cinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang