Gue stress. Iya. Gue malah stress sendiri sekarang.
Harusnya gue nari-nari bahagia karena cita-cita gue buat diperawanin si ganteng sudah di depan mata. Tapi bukannya buru-buru nyodorin diri buat dieksekusi, gue malah mengurung diri di kamar mandi. Habis mandi tadi, gue sempet ngintip dikit dari sela-sela pintu kamar mandi. Si seksi lagi pemanasan, sit up - push up - goyang zumba - rol depan - rol belakang - angkat beban - sampai pull up di lantai kamar. Mana nggak pake baju lagi. Gue kan jadi deg-degan. Liat otot-otot lengannya yang kembang kempis seiring gerakan badannya, bulir keringat kecil-kecil yang menitik di dahinya, dan irama nafas berat serta geraman kelelakian yang menemami tempo naik turun pinggul seksinya. Gilaak... gue makin keringetan ini.
Oke Sasa. Atur nafas. Tarik pelan-pelan.. keluarkan... tarik lagi.. keluarkan..
Ini kenapa gue malah jadi keringet dingin begini sih. Tenang Sasa. Lo cuma bakal having sex, dan itu normal dilakukan antara pasangan suami istri. Lagian laki lo gentlemen, nggak bakalan seenak udelnya memperlakukan lo di atas ranjang, jadi apa yang harus digelisahkan?
Tapi gue tetep gelisah gimana dong? Huhuhu... Nanti kalau ayang nggak puas gimana? Kalau tubuh aku kurang seksi, tete aku kurang gedhe gimana? Atau kalau aku nggak bisa bikin si uwu tegang, nggak bisa nandingin artis-artis Jejepangan yang jadi kesukaannya Kendra? Yawla... princess kudu gimana ini?
Tok tok tok.
Baseng.. gue kaget.
"Yang.. kamu nggak papa kan di dalem? Lama banget?" suara Mas suami dari balik pintu.
Gue menenangkan degub jantung, "I..iya yang. Bentar lagi"
"Oke. Aku tunggu ya" haduh, si Mamas nggak sabaran banget sih. Ini adek udah mau mati berdiri saking tegangnya.
Oke, tarik nafas Sasa... hembuskan... tarik nafas lagi... hembuskan...
Cermin mana cermin, gue harus memastikan penampilan gue malam ini aduhai badai melambai-lambai.
Hm.. Wajah perfect, nggak perlu dimacem-macemin. Kecantikan paripurna gue mah udah mengundang nafsu dan menimbulkan efek samping ngaceng dalam hitungan detik. Siip.. Rambut yang setengah basah cucok buat memancing fantasi kelelakiannya si seksi. Badan putih mulus harum semerbak siap digarap. Bulu-bulu pengganggu di tangan dan kaki juga sudah dibereskan. Fix, pesanan Anda sudah ready Paduka Raja.
Gue sempet celingukan nyariin si seksi yang hilang dari dalam kamar. Udah mau mewek juga kirain ditinggal lagi kayak pas honeymoon di Bali itu. Tapi nggak jadi, karena kornea mata gue menangkap sosok Mas suami yang lagi nyusu di balkon apartemen. Nyusu secara harfiah, bukan nyusu tete cewek. Mau gue sunat lagi apa kalau berani.
Kendra sih nyebutnya ngopi. Tapi kopi versi Kendra tuh sepuluh persen kopi, dua puluh persen air, dan sisanya susu. Suka marah kalau kopinya disebut susu. Tapi bagi gue itu tetap susu.
Mendengar suara langkah kaki dari belakang, lelaki yang berdiri di balkon itu menoleh. Seutas senyum tipis terukir di sudut bibirnya mendapati gue yang hanya berlapiskan bathrobe putih selutut. Kendra mengulurkan tangannya, meminta gue berjalan mendekat.
"Eh jangan" gue menyilangkan tangan di depan dada sambil melangkah mundur kebelakang.
Lelaki itu mengerutkan dahi.
"Sebentar" gue balik badan beberapa detik, mencoba menormalkan detakan jantung yang memburu bagai genderang perang. Ayolah Sasa.. jangan malu-maluin. Tarik nafas... hembusakan.. tarik lagi.. hembuskan. Setelah menenangkan diri, gue berbalik lagi dan dengan tekad mantap melangkah ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon
FanfictionKhanza tetaplah Khanza. Wanita mesum dengan segala keabsurbannya kini siap menempuh hidup baru dengan lelaki pujaan hatinya. Bagaimanakah perjalanan cinta tentara seksi dan dokter centil itu? Cerita sequel dari CAKRAWALA