Enam

12.2K 793 69
                                    

Seperti pengantin pada umumnya, gue pengen acara pernikahan gue nanti bisa seperfect mungkin. Dari dekorasi, souvenir, venue, makanan, sampai baju dan make-up tidak boleh ada cacat sedikitpun. Untuk masalah hari-H, sudah banyak Wedding Organizer - Wedding Organizer  mumpuni yang terpercaya dan bisa diandalkan dalam menangani persiapan dari A sampai Z. Jadi, gue nggak perlu banyak-banyak khawatir. Yang jadi masalah adalah nggak ada yang namanya First Night Organizer

Hehe... bisa kali ya dibikin pekerjaan sampingan. Bikin First Night Organizer pertama yang ada di Indonesia. Siapa nih yang mau jadi pelanggan pertama? Gue kasih diskon deh.. 

Berawal dari concern gue ke Mamas sayang yang masih perjaka ting ting, makanya gue rekrut pegawai yang lebih berpengalaman untuk mempersiapkan dan membekali Mamas tentang persiapan bertempur di atas ranjang. Nggak usah jauh-jauh nyari, manfaatkan saja orang-orang disekeliling kita. Contohnya, Mas mantan.

Iya. Mas Tristan yang udah pensiun jadi playboy cap badak setelah berhasil nge-gol-in gawangnya mbak Egi itu tidak perlu diragukan lagi kepiawaiannya dalam urusan kasur. Apalagi dia sudah terbukti tokcer nyungsepin satu titisannya ke perut mbak Egi. Ngomongin soal titisan, rahim gue jadi anget nggak sabar dihujani sama cebong-cebongnya Mamas. Pasti lucu deh mereka nanti pada lomba memperebutkan sel telur gue. Oh sel telur, beruntungnya kamu.. Dulu gue yang harus jumpalitan ngejar-ngejar Kendra, elo mah enak cuma diem aja ntar direbutin.

H-2, Mamas dan keluarganya udah sampai di Jakarta. Dan pada hari itu juga, gue mengutus satu punggawa gue untuk melaksanakan misinya. Untung aja ada teknologi yang namanya video call, meskipun kita nggak boleh ketemuan, tapi tetap bisa gue pantau si Mamas kapan saja dan dimana saja. 

Sambil maskeran gue seret tombol video call di nomor calon imam gue.

"Sayang..." muka si ganteng agak kaget liat penampakan wajah gue yang ketutupan masker putih-putih.

"Waalaikumsalam" sindirnya karena gue lupa kasih salam.

"O iya. Assalamualaikum pak Ustadz"

"Walaikumsalam. Kamu lagi ngapain?" tanya si ganteng.

"Lagi maskeran. Nih dari ujung kaki ke ujung rambut aku rawat semuanya. Kemarin udah maskerin rambut, trus spa, meni pedi, luluran, sampe maskerin payudara juga udah. Makin alus lo yang jadinya. Mau liat?" cerita gue panjang lebar.

"Maksudnya itu kamu lagi ngapain bokong diangkat-angkat kek gitu?" si Mamas nunjuk pantulan tubuh gue yang keliatan dari cermin di samping.

"Oh ini. Namanya senam kegel. Biar vagina aku terlatih dan bisa mencengkeram lebih erat." gue menjelaskan, "Emang Mas Tristan belum nyuruh ayang senam kegel juga? Biar uwu makin perkasa."

"Nggak ada dia nyuruh gitu" si ganteng geleng-geleng kepala.

Sinpanse emang.. Udah gue diklat dua modul juga. Kenapa Mamas gue belum di training..?

"Mana Mas Tristan. Aku mau ngomong" gue menengakkan badan dan melepas masker di wajah gue.

"Tuh, orangnya nongol" 

Setelah menunggu beberapa saat, ponsel si ganteng kini beralih ke tangan Mas mantan. Bangsat emang, udah H-2 tapi masih bisa cengar-cengir. Nggak inget apa dia gue kirim ke sana buat mempersiapkan si uwu agar jantan dan perkasa.

"Heh, lo ngapain aja di situ. Senjatanya calon suami gue kok belum diurus-urusin sih!" hardik gue.

"Eits... Santai dong bos.. serahkan pada ahlinya. Urusan kayak gini urusan naluriah, modul lo yang dua jilid itu nggak ada apa-apanya dibandingin sama ilmu gue."

"Ya terus udah lo apain aja Kendranya. Awas cuma lo cekokin film bokep."

"Yaelah.. itu kan bagian dari edukasi"

HorizonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang