❌ Mau ngomong sekali lagi, ff ini tidak diperuntukan bagi yang belum dewasa secara umur dan fikiran lho, jadi lebih baik meninggalkan ff ini daripada nanti terjadi hal yang tidak di inginkan.
❌ Untuk next chapter gak bakalan ada muqadimah kaya gini lagi, mau itu low badwords, medium badwords, hard badwords, atau level iya-iya.
Jadi skip story nya dari chapter ini 🖤
Selamat membaca
*
Chaeyoung dan Jennie berada dikamar mereka, si blonde menatap komputernya dan bermain harvest moon, ia sudah dilevel memiliki baby dan ini sudah membuatnya bahagia walau hanya dipermainan.
Jennie sedang melihat-lihat instagramnya, dan semakin banyak shipper halu yang mengatakan Chaennie is the Lowkey couple. Ia tidak suka, bahkan beberapa kali ia memberi komentar di akun tersebut.
"take ur time to spend more love, honey"
"i don't like this pict"
"ur hallucination bigger than the reality"
"don't be fool to this one"
itu ketikan jari-jari Jennie pada akun shipper halu menurutnya.
"J" panggil Chaeyoung.
"bisakah kau membuang hp mu sebentar? aku ingin bicara" lanjut Chaeyoung yang sudah berdiri disisi ranjang mereka.
Jennie melihatnya sekilas, lalu melanjutkan bermain handphone nya.
"aku tidak pernah melakukan kekerasan padamu, jadi sekarang letakan hp mu dan kita bicara"
Jennie tersentak, ini pertama kalinya Chaeyoung berbicara seperti ini. Meletakkan benda persegi itu disisi ranjang.
Chaeyoung duduk didepan Jennie yang sedang menyilangkan kedua tangan nya.
"menurutmu pernikahan kita ini apa?" tanya Chaeyoung.
Jennie diam, memikirkan jawabannya.
"jawab saja menurutmu, jangan terlalu difikirkan"
Jennie masih diam.
"baiklah tidak usah dijawab"
Chaeyoung berdiri, kembali pada mejanya berniat untuk melanjutkan game harvestmoon karena tadi ketika ia tinggalkan pria botak di dalam komputer itu sedang tertidur.
Suasana hening.
Jennie sibuk dengan fikirannya.
Chaeyoung beberapa kali melihat kearah Jennie, mengusap wajahnya perlahan mencoba mendekat lagi.
"apa yang kau fikirkan?" Chaeyoung membenarkan anak rambut Jennie.
Jennie menggeleng, bibirnya mengerucut kebawah, terlihat lucu menurut Chaeyoung.
"hmm chaeng"
"ya?"
"aku akan melakukan fake dating dengan seorang aktor, apa kau mengizinkanku?" tanya Jennie.
Chaeyoung tertunduk, ia tidak suka.
"lakukanlah, tidak apa-apa" Fake Chaeyoung.
"benarkah?"
Chaeyoung mengangguk.
Untuk apa juga melarang bukan? Pernikahan mereka saja hanya keluarga yang tahu.
"kau tidak marah?" tanya Jennie setelah suasana kembali diselimuti keheningan.
"untuk apa?" Chaeyoung juga melemparkan pertanyaan.
"karena fake dating itu?" Jennie sebenarnya takut jika kembali mengungkit ini.
Chaeyoung tersenyum getir, mengusap pipi Jennie.
"lakukanlah apa yang menurutmu bagus untukmu, dan aku pun juga demikian bukan?"
"kita sepasang manusia yang menikah tidak ingin diketahui publik, mungkin kau malu mengakuiku sebagai suamimu? istrimu? atau apa itu, tidak tahu. tidak apa, lakukan saja" Chaeyoung lirih mengatakan kata per kata ini, menyakitkan untuknya.
"aku sudah berusaha memberikanmu segalanya, terlebih hatiku tapi ternyata masih kurang untukmu" Chaeyoung terkekeh lirih dengan ucapannya sendiri.
"tak apa, lakukanlah" suara Chaeyoung sedikit bergetar.
"aku tak akan melarangmu" lanjut Chaeyoung dan melepaskan tangannya dipipi Jennie.
[ Chaeyoung POV ]
Setelah mengatakan kalimat yang menurutku susah untuk diungkapkan selama 2 tahun itu, aku berjalan keluar kamar dan berakhir diruangan musik mansion ini.
Menghidupkan lampu dan melihat banyak alat musik, lengkap.
Aku mengunci pintu tentunya agar tidak ada yang masuk kesini, ingin sendiri.
Ini menyakitkan.
Fake dating? Untuk apa? Untuk agensi sialan itu? Aku bisa membelinya.
Jennie tidak kekurangan uang, sama sekali tidak. Aku menafkahinya lahir batin, dan mungkin menurutnya tidak cukup.
Aku tidak bisa marah padanya, sama sekali tidak bisa, Payah memang.
Pernikahan kami dilakukan karena perjodohan, ini terdengar membosankan bukan? Jennie terpaksa menikah denganku, dan akupun dulunya begitu, tapi sekarang tidak, aku mencintainya.
Jennie melakukan kewajiban nya sebagai istri dengan baik, sangat baik. Tapi aku tidak pernah tahu isi hatinya, apa dia mencintaiku atau hanya memang menjalankan kewajiban nya saja sebagai istri.
Ku rasa dia malu mengakuiku didepan publik, tak apa. Termasuk menyembunyikan pernikahan ini didepan banyak orang, itu atas permintaan nya. Ia tak ingin karir nya hancur hanya karena pernikahan. Ia seperti kekurangan uang saja, padahal tidak sama sekali.
Aku dipuja banyak manusia, tapi tidak diakui sebagai kepala keluarga dalam rumah tanggaku sendiri. Tidak pernah memaksa Jennie, tidak melarangnya melakukan apapun, apa yang dia mau selalu berusaha untukku capai.
Hanya saja, aku tidak pernah tahu bagaimana ia berfikir, bagaimana perasaannya padaku, bagaimana kelanjutan rumah tangga ini kedepan.
Aku manusia, bisa lelah menjalani ini, hanya menunggu sampai lelah ini berakhir dengan kebahagian atau kesedihan. Bukankah hidup begitu? Hanya ada 2 pilihan, bertahan tetapi sakit, lepaskan dan kau akan bahagia.
Biarkan saja, sudahlah aku ingin menenangkan fikiran disini dengan bernyanyi mencurahkan perih hati ini. Ah sangat hiperbola bukan? Biarlah.
[ Chaeyoung POV END ]
***
kesabaran Chaeyoung lama-lama siap meledak 🛀
KAMU SEDANG MEMBACA
LOWKEY | CHAENNIE
Fanfiction𓊈𒆜 COMPLETED | SEOUL 𒆜𓊉 © insanedepressing, 2019-2020.