*
Book II; After Lowkey
*
*
Hari-hari di mansion keluarga Chaeyoung dan Jennie berjalan begitu saja, Jennie menikmati perannya sebagai Ibu muda yang mengurusi ketiga bayi mereka. Chaeyoung belum menepati kata-katanya; akan membawa pekerjaan ke rumah, terbukti dua bulan berlalu dia masih setiap hari ke kantor.
Jennie tidak ambil pusing, karena menurut Jennie sejak kejadian kemarin dia tidak akan memaksakan Chaeyoung lagi. Jennie tidak ingin di cap sebagai istri yang suka memarahi kepala keluarga mereka, menyepelekan peran Chaeyoung sebagai suaminya.
Sejak saat itu Jennie berubah, tidak bermanja-manja lagi pada Chaeyoung. Jika ada sesuatu yang tidak bisa dia kerjakan dalam mengurus Triplets, maka dia akan meminta tolong pada asisten mansion mereka.
Perubahan Jennie tamparan keras untuk Chaeyoung, meski berulang kali Chaeyoung mengatakan semua hanya salah paham. Bukan kah Jennie masih tetap Jennie? Wanita yang berpendirian, dan sedikit rapuh. Ck!
Jam dinding menunjukan pukul 7 malam dan Chaeyoung belum menunjukan tanda-tanda pulang dari bekerja nya. Sedangkan triplets tengah tertidur didalam box mereka. Jennie menggigit jarinya, tentu dia masih khawatir dengan Chaeyoung. Berkali-kali Jennie perang batin, satu sisi dia tidak bisa untuk tidak bersifat seolah tidak perduli pada Chaeyoung, disatu sisi lain dia tidak ingin di cap seperti apa yang Krystal katakan tempo lalu.
Terkadang dalam diam, Jennie bisa tiba-tiba menangis. Lalu menular kepada anak-anak mereka, bukan kah begitu cara ikatan anak dan ibu nya? begitu kuat.
"Kemana dia?" gumam Jennie memperhatikan layar ponselnya
"Aku telfon saja?" ragu Jennie, panggilan paling atas tertera nama Chaeyoung dengan emoji black heartnya.
"Tidak usah, nanti dia merasa terganggu" enggan Jennie meletakan kembali Iphone nya di atas meja.
Jennie berjalan ke arah box triplets, dia melihat Je-Hyo mengerjapkan matanya. "Wah anak mommy sudah bangun rupanya" Jennie mengangkat Je-Hyo dari dalam box.
Dia menimang Je-Hyo sesekali mencium hidungnya. Wajah ketiga anak mereka mengikuti Chaeyoung sekali, Jennie bahkan heran bagaimana anak-anaknya ini mencetak pahatan wajah Chaeyoung. Ah kecuali dibagian pipi, Je-Hyun, Je-Hye, dan Je-Hyo memiliki pipi mandu seperti Jennie.
"Kalian terlalu menyalin rupa daddy, kenapa tidak menyalin wajah mommy saja hm?" tanya Jennie pada Je-Hyo, bayi dalam gendongan nya itu tertawa. Entah dia mengerti atau tidak, yang pasti matanya menyipit jika tertawa seperti itu.
"Daddy pulaaaaang" teriak Chaeyoung baru masuk kedalam mansion nya. Dia langsung berlarian ke kamar triplets.
"Kenapa pulang terlambat?" tanya Jennie yang sedang menimang Je-Hyo.
"Tadi ada meeting di agensi, aku lelah sekali sekarang. Rasanya ingin pensiun dini saja sayang" keluh Chaeyoung mengambil handuknya. Dia berjalan ke arah Jennie dan Je-Hyo.
"Mandi dulu, kau tidak mungkin menggendong mereka jika bau seperti ini kan" ucap Jennie menghentikan langkah kaki Chaeyoung, dia mengerucutkan bibirnya.
"Jangan seperti itu, mandi lebih dulu baru boleh bermain dengan mereka" lanjut Jennie, dengan berat hati Chaeyoung melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Dia tipiekal orang yang menurut bukan? ck.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOWKEY | CHAENNIE
Fanfiction𓊈𒆜 COMPLETED | SEOUL 𒆜𓊉 © insanedepressing, 2019-2020.