1. Let's Start

9.4K 378 18
                                    

      Lagu Indonesia Raya baru saja selesai dikumandangkan, bendera merah-putih sudah berkibar di ujung tiang. Kini upacara masuk ke acara amanat pembina.

Di barisan kelas 11 IPS 4, tepatnya di barisan kedua dari belakang, seorang cewek meremas kedua telapak tangannya yang berkeringat. Terlihat gelisah.

Tidak, bukan berkeringat karena kepanasan. Melainkan karena ....

"Kamu kenapa nggak pake dasi?"

Mampus, deh. Dalla ketahuan!

Dalla yang baru ditepuk pundaknya oleh salah satu cowok dari anggota PKS (Patroli Keamanan Sekolah) meneguk susah salivanya.

"Ng ... anu ... da-dasinya hi ... lang." Dalla coba menjelaskan dengan terbata, sembari memberanikan diri menatap orang di sampingnya itu yang merupakan kakak kelasnya. "Sumpah Dalla nggak bohong, Kak! Tadi pagi Dalla udahㅡ"

"Ke barisan hukuman!" potong cowok itu dengan tegas,  "sekarang!"

Dalla hanya bisa menghela nafas. Dengan malas ia keluar barisan kelasnya.

"Kebiasaan sih lo, Dal." Nadya, teman sebangkunya berkomentar, suaranya terdengar malas. "Kalau nggak telat, ya ... atribut nggak lengkap."

"Dapet hukuman lagi, capek deh," ejek Putra, temannya yang selalu ngajak adu mulut di kelas. Cowok tapi mulutnya lemes.

"Kalian temen macam apa sih?! Kasihan ke Dalla, dong. Bukannya malah diejek." Dalla bersungut, pipinya menggembung marah. "Hu-uh, Dalla ngambek!"

💧💧💧

Dalla nggak nyesel karena nggak bawa dasi. Dalla nggak nyesel udah dihukum. Dalla bersyukur. Makasih penyakit lupa ku! Lope lope dah!

Dalla tak bisa berhenti menjerit senang dalam hatinya. Untuk kesekian kali, Dalla merasa beruntung karena dihukum. Konyol memang.

Tapi yang lebih konyolnya, Dalla malah terus tersenyum sambil memperhatikan ketua OSIS yang sedang memeriksa barisan hukuman, barisannya.

"Kenapa bisa telat?" Bukan ke Dalla, tapi cewek berkuncir kuda itu malah nyengir-nyengir sendiri.

Aduh, suara beratnya!

Senyum Dalla semakin mengembang. Kini ketua OSIS itu sedang memeriksa teman di sebelahnya, itu berarti setelah ini giliran Dalla.

Eh tapi, lho lho, kok ....

"Ih ... Davi, kok Dalla dilewatin sih?"

Dengan berani, Dalla memprotes tindakan ketua OSIS itu. Sontak saja dirinya jadi perhatian.

"Periksa dulu Dalla, terus habis itu baru ke belakang. Gimana sih, kayak gitu aja masa diajarin. Katanya ketua OSIS yang pinter."

Ok, mulut Dalla sepertinya perlu disaring.

Karena merasa dipermalukan karena ucapan seorang cewek, Davi kembali lagi ke barisan Dalla, kini cowok jangkung itu berdiri tepat di depannya.

Cowok itu memang sengaja melewati Dalla, karena ia malas meladeni cewek yang terlalu cerewet itu. Telinganya selalu panas di dekat Dalla.

"Gue nggak butuh alasan lo," ujar Davi, namun tatapannya ke arah lain.

Refleks saja Dalla menggelengkan kepala. "Eh, nggak boleh gitu, dong. Ketua OSIS itu harusnya mendengar aspirasi seluruh warga sekolahnya. Nggak boleh pilih-pilih, nanti jabatannya lengㅡ"

"Kenapa lo bisa masuk barisan hukuman?!"

Lah, ngegas. Hehe ... tambah ganteng jadinya.

Dalla mengulum senyum, "Dalla lupa bawa dasi."

"Oh."

What the ....

Dalla dibuat melongo di tempat. Menatap dengan mata melotot ke arah punggung Davi yang kembali berjalan ke belakang.

Bukannya ditatap balik oleh Davi, Dalla justru ditatap geli oleh seluruh pasang mata di sekitarnya. Membuat Dalla kembali fokus menatap ke depan dengan muka merah, menahan kesal.

"Apa sih, Davi kok ngeselin. Dalla nggak terima cuma dijawab kayak gitu." Mulut Dalla komat-kamit merapalkan kekesalannya. Tak peduli teman di sampingnya malah menertawakannya.

Karena tak bisa menahan kesal lagi, Dalla keluar barisan untuk mengejar Davi. Cowok itu kini sedang berkumpul dengan pengurus OSIS yang lain.

Dengan menarik lengan bajunya sendiri ke atas, Dalla mulai menarik nafas dalam-dalam. Siap meluncurkan kalimatnya.

"Davi nggak boleh gitu ke Dalla. Masa Dalla dibedain dari murid yang lain. Davi nggak adil, Ketua OSIS kokㅡ"

"Berisik!" Seluruh pengurus OSIS kompak bersuara sekaligus menatap kesal ke arah Dalla. Membuat Dalla kaget dan mundur beberapa langkah.

"Dav, lo urusin dulu nih cewek. Ganggu banget, kita mau diskusi." Mia, sekretaris OSIS memberi saran dengan menatap sinis ke arah Dalla.

Davi lagi-lagi menghela nafas. Dengan jengkel ia menarik lengan Dalla menjauh, bahkan kini keduanya sudah memasuki area lorong sekolah.

Tepat di depan ruang OSIS, Davi menghempaskan lengan Dalla begitu saja, cukup kasar hingga Dalla dibuat meringis kesakitan.

"Davㅡ"

"Diem, bego!"
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

💧 To be continue 💧


ㅤㅤ
ㅤㅤ

#Annyeong
Gimana part ini, semoga suka deh yaa^^
Baru aja mulai si Davi udah ngegas gitu 🤭

Jangan lupa tinggalin jejak yaa 🤗🧡
#Gumawo

Penuh bahagia, masa depannya Lino 💓Herlinawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penuh bahagia, masa depannya Lino 💓
Herlinawa

DALLA || The Cheerful Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang