22

2.6K 110 3
                                    

"Ganti horror sih, bosen banget sumpah."

"Cuma orang nggak ngerti film yang bilang film action itu ngebosenin."

Argo mendelik. "Jadi maksud lo, gue nggak ngerti film gitu?"

"Gue nggak ngomongin lo kayak gitu. Lo aja yang memperjelas," ujar Davi dengan nada ketus seperti biasa.

Argo bernafas kasar, ia merebut remot tv di tangan Davi lalu mengganti ke channel yang menampilkan film seram. Film kesukaannya.

Karena tak mau kalah, Davi melakukan hal yang sama, remot kembali berpindah tangan. Layar tv kembali menampilkan film pertarungan.

Argo yang belum puas menonton film kesukaannya, kembali merebut remot. Terus begitu, remot tv selalu berpindah tangan. Dan layar tv selalu berganti ke film kesukaan mereka masing-masing. Tak tahu kapan mereka akan berhenti merebutkan remot tv.

Dalla yang duduk di tengah, di antara mereka pun kembali menghela nafas, untuk kesekian kali. Dirinya merasa bingung, kesal dan capek melihat kedua cowok itu terus mempermasalahkan segala hal, termasuk hal kecil seperti ini.

"Dalla ke kamar aja, deh."

"Nggak!" seru keduanya berbarengan. Bahkan masing-masing lengan Dalla dipegang oleh kedua cowok itu. "Lo di sini temenin gue!" lanjutnya, masih berbarengan.

Dalla cukup terkejut mendengarnya, ditambah lengannya yang terus dipegang erat, degupan aneh kembali ia rasakan.

"Lo ngapain sih ikut-ikut omongan gue, kreatif dikit, dong," protes Argo yang tak dipedulikan oleh Davi.

Cowok beralis tebal itu diam menghadap layar kaca yang malah gelap. Karena saking ributnya dengan Argo karena masalah remot, mereka berdua tak sadar telah memencet tombol power dan malah mematikan tv.

"Kalau gitu, Dalla yang ambil alih," ujarnya dengan mengambil remot di tangan Davi, kembali menyalakan tv dan menonton kartun.

Baik Argo maupun Davi kompak berdecak ketika Dalla malah menonton acara itu, mereka berdua pun mau tak mau menurut. Dan perlahan kebisingan di antara mereka lenyap.

Dalla tersenyum. "Nah gini, dong. Tenang, adem, nggak ribut. Dari tadi, kek. Kan waktu malam kita jadi lebih enak."

"Kita?" Argo menyahut. "Lo sama gue aja, nggak ada dia," tunjuknya pada Davi.

💧💧💧

Sudah tengah malam, layar tv masih menyala, menayangkan acara berita malam hari. Hanya ada suara sang reporter tv bersanding dengan suara dengkuran halus dari ketiga orang itu.

Argo dan Davi sama-sama tertidur di masing-masing bahu Dalla, sedangkan cewek itu tertidur dengan menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Ketiganya terlihat sangat pulas.

Hingga suara petir di luar sana kompak membangunkan kedua cowok itu, hujan rupanya semakin bertambah lebat hingga hawa dingin jelas terasa, menusuk ke kulit mereka.

"Dal?" panggil Argo pelan. Diusapnya salah satu pipi yang dingin itu. "Lo kedinginan."

Argo berinisiatif ingin menggendong tubuh Dalla, tapi terlambat karena tubuh Dalla lebih dulu terjatuh ke atas pangkuan Davi yang kesadarannya baru terkumpul.

Davi dibuat mematung memandang sisi wajah Dalla di pangkuannya, dengkuran halus cewek itu membuat Davi harus menahan nafas sesaat.

Diraihnya sisi wajah Dalla agar wajah yang sedang tertidur itu mengarah ke atas, saat itu juga Davi tak bisa melepaskan tatapannya dari wajah lelap Dalla.

DALLA || The Cheerful Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang