9

4.4K 228 0
                                    

ㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤ
ㅤㅤ

      Tatapan mata itu berubah. Tak ada kilatan amarah seperti biasa. Sore ini jauh terlihat lebih teduh. Davi menatap rumah di depannya cukup sendu, jelas ada rasa bersalah di dirinya.

Davi menarik nafas dalam, kemudian turun dari motornya. Dengan langkah pelan ia menghampiri salah satu asisten rumah tangga yang sedang menyapu halaman depan rumah itu.

"Permisi?"

Asisten rumah tangga itu berhenti menyapu, kemudian tersenyum meski sebenarnya ia tak kenal dengan cowok yang perasaanya sedang kacau di depannya saat ini.

"Iya, cari siapa?"

Davi melirik pintu utama rumah yang tertutup itu. "Dalla ada, Bi? Saya ... temannya."

Mendengar itu, pembantu yang berumur sekitar 40 tahunan itu menghilangkan senyumannya.

"Non Dalla lagi nggak di rumah, Mas." Pembantu itu menaruh sapu di tempatnya, kemudian menatap Davi dengan sendu. "Non Dalla lagi di rumah sakit."

"Rumah sakit?" ulang Davi dengan nada penuh terkejut. Apa separah itu?

"Iya, Mas." Pembantu itu memperjelas. "Kemarin malam Non Dalla pulang langsung drop, asmanya kambuh."

Davi langsung tercekat. Jadi, ucapan Argo memang benar.

"Dal-Dalla di rumah sakit mana, Bi?" Davi semakin dibuat panik, pikirannya tiba-tiba aneh dan perasaan buruk mulai menghampirinya. Maafin gue, Dalla. Gue nggak bermaksud.

"Mas, mau ketemu Non Dalla? Bibi juga mau ke sana sekarang. Siapa tau Non Dalla udah sadar."

Davi semakin dibuat seolah tak bisa menapak, tubuhnya seolah lemas begitu mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan wanita dewasa itu.

Apa maksud dari perkataan Bibi tadi?

"Non Dalla kritis, Mas."

💧💧💧

Tak ada keberanian sedikitpun bagi Davi untuk masuk ruangan di depannya. Bahkan saat Bibi masuk setengah jam yang lalu, Davi menolak untuk masuk. Ia memilih berdiri di luar ruangan dengan memandang sesosok cewek terbujur lemah dari balik kaca.

"Dalla." Tangan kokohnya menyentuh kaca, seolah ingin menyentuh cewek yang saat ini masih terpejam itu. Davi menarik nafas dalam entah untuk beberapa kali. "Maaf."

Dan kata itu lagi yang terlontar dari mulut Davi sejak di perjalanan hingga sekarang.

"Apa gue sejahat itu? Gue beneran nggak bermaksud buat lo kayak gini. Gue gak tau. Gue harus apa? Tolong sadar, Dalla." Davi memutar tubuhnya membelakangi ruangan Dalla, tubuhnya merosot begitu saja seolah habis tenaganya.

DALLA || The Cheerful Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang