Soedam + Wooseok

478 30 0
                                    

"Dam, kamu nggak kepikiran sama omongannya kak Jinhyuk yang waktu itu?" Tanya Midam kepada kekasihnya yang sedang tiduran di kasur.

"Yang mana?"

"Dia bahkan nanyain kita kapan nikah. Ayolah, aku nggak suka sama hubungan kita yang begini aja. Kita nggak selamanya ABG, kita udah cukup dewasa buat menikah. Ya kan?"

"Midam, sayang... Aku udah berkali-kali bilang aku belum siap. Aku masih lebih muda daripada kamu. Tolong hargai kepentingan aku juga."

"Kamu selalu bilang begitu dari tahun ke tahun kita pacaran, kapan kamu siapnya?"

"Iya aku benar-benar usahain. Tolong jangan marah ya..."

Midam sudah badmood dia kesal dengan ini semua, akhirnya Seobin turun dari tempat tidur dan mendekati Midam

"Jangan badmood sayangkuuu..." ucap Seobin, tapi Midam masih bermuka kesal.

Akhirnya Seobin mendaratkan bibirnya diatas bibir Midam, dan terjadilah perang lidah dadakan disana.

...

"Siapa sih hyuk yang waktu itu datang kerumah? Marga Yoon?" Tanya Wooseok kepada Jinhyuk yang baru pulang dari kantornya

"Yoon Seobin. Pacarnya Midam. Emang kenapa?"

"Yoon Seobin ya... Oalah aku kayaknya nggak sengaja liat dia deh. Dan kayaknya dia familiar buat aku."

"Emang kenapa?"

"Aku pernah ceritakan soal adek aku? Yoon Byunghwi?"

Jinhyuk mengangguk,

"Nah itu masalahnya. Dia mirip banget sama Byunghwi. Aku kok curiga ya dia adek aku?"

Jinhyuk menolak perkataan Wooseok "Aku rasa nggak mungkin. Soalnya kan kata kamu Byunghwi itu pernah ngehamilin anak orang, kamu tau sendiri Byunghwi sama Midam gimana. Byungwhi bener-bener jaga Midam sampe sekarang."

"Hmmm... Iya juga ya...." Pemikiran Wooseok berubah ketika mendengar perkataan Jinhyuk itu.

"Btw, udah dapet kabar Jinwoo dimana?" Tanya Jinhyuk sebagai pengalih topik.

"Tadi Yunseong udah chat aku sih, katanya dia lagi makan malem sama Jinwoo dan Yunju. Paling sebentar lagi udah selesai."

"Yaampun kasian banget si Jinwoo. Udah gagal date, sampe malem dikurung terus lagi dirumah Yunseong." Jinhyuk terkekeh karena nasib anak itu.

"Emangnya Jinwoo mau date?" Tanya Wooseok.

"Iya, kasian juga sih. Tapi katanya gapapa, Jane juga udah bilang gapapa."

"Haish, Jane anaknya baik banget ya. Gasabar pengen nimang cucu rasanya."

Jinhyuk menatap Wooseok "Nimang cucu? Seok... Jinwoo masih 16 tahun. Bukan saat yang tepat."

"Nggak kok... Aku bercanda. Tapi kayaknya dulu kita punya Jinwoo lebih muda daripada 16 tahun deh..."

"Iyalah belum lulus SMP aja kita udah punya Jinwoo, emang aneh bin ajaib gimana bisa benih aku se bagus itu padahal masih bocah SMP."

"Haha, udahlah gapapa. Bagus juga kok, kita jadi beda sedikit doang umurnya sama Jinwoo, berasa kayak sahabatan aja."

...

Seobin tengah memarkirkan mobilnya di suatu tempat, tempat itu adalah kantornya sendiri.

Seobin yang sedang rapi-rapinya dengan jas yang menghiasi tubuhnya, malah dihancurkan kebahagiaannya karena wanita yang menabraknya tadi sampai minuman yang dipegang wanita itu membasahi bajunya

Sudahlah, mungkin Seobin sedang sial

Seobin masuk ke ruangan bos utamanya, rencananya dia akan mengambil cuti beberapa waktu yang akan datang karena Seobin sudah punya rencana menikahi Midam.

Eh tapi rahasia kita aja ya-

"Permisi, pak."

"Masuk."

"Pak Seungwoo, bisa ngobrol sebentar?" Tanya Seobin.

"Seobin denger ya, berapa kali saya bilang sama kamu, kamu ini kan pacarnya Midam, udah deket sama saya dari lama. Udah jangan panggil saya pak."

"Baik, pak Han Seungwoo."

Seungwoo, sang pemilik perusahaan itu hanya tertawa melihat kelakuan Seobin yang tidak pernah berubah, karena Seobin adalah orang yang selalu nggak enakan sama atasan.

"Iya iya, ada apa bin?" Tanyanya.

"Untuk beberapa waktu kedepan boleh saya ambil cuti? Saya ada plan."

"Cuti? Haduh maaf nih, tapi kita masih ada project besar di daerah Jeju. Lagipula ini akhir tahun, pemasaran terbesar kita ada pada akhir tahun dan kita lagi sibuk-sibuknya." Ucap Seungwoo yang secara halus menolak perkataan Seobin.

Seobin menjawab "Iya saya tau pak, tapi saya benar-benar perlu mengambil cuti untuk yang kali ini."

"Emang kenapa? Ada sesuatu yang mendesak?"

"Iya... Hmmm... Saya ingin menikahi Midam, jadi saya mengambil cuti untuk mengurus penikahan dan pelaksaannya dalam akhir tahun ini. Akhir tahun ini saya sudah harus menikah pak."

"Oalahh.... Bilang dong kalo mau nikah. Yaudah kamu saya kasih izin, eh btw, kenapa akhir tahun ini kamu nikah? Kamu masih muda loh."

"Ini pak, ibu saya yang minta. Kasian juga saya udah bikin Midam nunggu selama ini."

"Ibu kamu?"

"Iya, dia punya penyakit jiwa yang sangat parah. Apalagi waktu kakak saya ninggalin rumah karena hamil. Dokter dari dulu udah prediksi ibu nggak akan bertahan lama lagi, ternyata masih bertahan sampai sekarang. Tapi baru beberapa hari yang lalu, beliau dalam kondisi koma karena syaraf otaknya sudah benar-benar parah. Makanya, dia bilang agar saya segera menikah."

"Tunggu... Kakak kamu hamil? Kakak kamu cowo atau cewe?" Tanya Seungwoo.

Seobin berfikir sebentar, ah sudahlah kalau Seobin bilang jujur juga pastinya Seungwoo tidak tahu tentang masa lalunya dengan Wooseok

"Dia lelaki. Namanya Kim Wooshin, sekarang entah dimana keberadaannya."

Seungwoo kaget setelah mendengar nama itu, tapi dia berusaha bersikap tenang.

"Oh yasudah, saya urus jadwal cuti kamu. Silahkan kamu kembali ke pekerjaan kamu, selesaikan pekerjaan kamu sampai minggu depan lalu kamu boleh cuti."

Seobin membungkukkan badanya "Baik, pak. Terima kasih."

Seobin kembali ke ruang kerjanya sehingga hanya menyisakan Seungwoo disana,

Seungwoo menjadi terus kepikiran mengenai nama 'Kim Wooshin'

Seungwoo yakin Wooseok pernah bercerita sesuatu tentang 'Wooshin' tapi Seungwoo lupa sekali

Okay, Seungwoo harus segera bertanya kepadanya

...

marriage life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang