Jinwoo masih sangat binggung dengan kepercayaan Jinhyuk kepada Wooseok
Habis diberitahukan kepada Jinwoo masalah yang kemarin malam, Jinhyuk malah membela Wooseok dan tidak merasa Wooseok bersalah sama sekali.
Dan sekarang mereka normal lagi, aneh
Jinwoo sekarang sedang melajukan kendaraan beroda duanya ke rumah Jane, untuk menjemput kekasihnya yang satu itu
Namun tiba-tiba ponselnya berdiring, melambangkan sebuah panggilan masuk kepadanya
Tanpa melihat nama orang yang memanggilnya, Jinwoo langsung mengangkatnya
"Halo?" Ucapnya.
Panggilan itu terpaksa di speaker karena tidak mungkin ia memegangi ponselnya selagi mengendarai motor
"Jinwoo? Kamu dimana?"
Oh Jinwoo tau siapa ini,
Pemilik suara ini pasti ayahnya sendiri, Lee Jinhyuk
"Lagi mau ke rumah Jane. Ngedate bentar. Napa?"
"Tadi om Yunseong telepon papa, katanya bisa nggak kamu anterin Yunju ke perpustakaan? Tolong dong,dia ada tugas."
"Yaampun, ini hari pertama liburan semester. Mana ada begitu-begituan." Jinwoo sebenarnya menolak, tapi tidak menyampaikannya secara langsung.
"Bilang aja kamu gamau. Denger ya, Yunju itu masih SMP, liburannya nggak sama kayak kamu. Udah bantuin Yunju, kasian dia."
"Kan ada tante Jungmo."
"Jungmo lagi pergi ke rumah mertuanya. Yunju bener-bener sendirian, tolong dong."
Jinwoo cuman pasrah kalau udah begini ceritanya "Yaudah, tapi aku bujuk Jane dulu. Dia harus ikut."
"Heh!? Kok bawa-bawa Jane? Jangan lah. Kamu kamu temenin Yunju bukan pacaran sama Jane. Masih SMA udah bucin banget."
Jinwoo menghela nafas berat, ia ingin menumpati ayahnya jika ia bisa
Rasanya Jinwoo ingin bilang 'Lah? Elo belom tamat SMP udah hamilin mama Wooseok.' Tapi sudahlah Jinwoo harus sabar.
"Dih! Suka-suka akulah! Mau pacaran juga hak aku." Protes Jinwoo.
"Udah kamu batalin dulu datenya, besok juga masih ada waktu."
"Yaudah tapi kalau Jane setuju, kalau dia ngambek aku salahin papa."
"Salahin aja, gapapa kok. Jane anaknya nggak ngambekan, emang kayak kamu?"
"Bodoamat, bye." Jinwoo langsung menutup telefonnya karena sudah bete.
Akhirnya dia berhenti di depan sebuah warteg bukan buat makan, hanya memarkirkan motornya untuk menelepon Jane
"Halo, Jane?"
"Halo. Kamu udah dimana? Aku udah siap nih."
Jinwoo meneguk salivanya, nggak enak juga sebenarnya membatalkan date mereka
"Hmm... Aku sebenernya udah deket rumah kamu sih. Tapi tadi bokap telefon."
"Telefon apa?"
"Dia suruh aku anter anak temennya ke perpustakaan, soalnya anak itu ada tugas. Jadi... Maaf banget nih kalau nggak jadi. Mungkin besok masih bisa kan?"
"Oalah, okay. Gapapa kok. Kamu anterin aja, gimanapun tugas dia lebih utama dari date doang."
"Makasih Jane, aku kira kamu bakalan marah atau ngambek. Taunya nggak. Emang baik banget hati princessku yang satu ini."
"Haha, nggak juga kok. Selagi kamu bisa bantu anak temen papa kamu kenapa nggak? Yaudah ya aku tutup dulu telefonnya. Bye, sayang."
"Bye, honey. Thank you."
Setelah panggilan tersebut selesai, Jinwoo melajukan motornya lagi menuju ke rumah kediaman Yunseong dan keluarganya seperti yang sudah diberitahukan oleh Jinhyuk.
...
Jinwoo hanya bisa memberhentikan motornya dengan mata terbuka dan tercengang dengan sangat hebat.
Whoa! Daebak!
Rumah Yunseong sangat besar, ada beberapa satpam yang menunggu diluar, bahkan mobil dan motornya saja sudah begitu memenuhi tempat parkiran yang begitu luas.
"Masyallah... Kapan bapak gua punya duit sebanyak ini?" Batinnya dalam hati karena iri dengan betapa mewahnya rumah itu.
Jinwoo akhirnya melajukan motornya ke pintu masuk yang sudah dijaga oleh satpam, dia membuka helm yang menutupi wajahnya,
"Permisi pak, boleh saya masuk?"
"Nama?" Bukannya menjawab, sang satpam menanyakan balik.
"Lee Jinwoo, ini yang disuruh sama Om Yunseong jemput anaknya."
"Ktp? Sim?"
Jinwoo langsung panik, dia belum punya KTP atau SIM
Umurnya kan baru 16 tahun, bagaimana ini? Apa caranya agar satpam ini bisa percaya?
Kalau Jinwoo bilang dia belum punya SIM dan KTP yang ada dia malah dituduh yang nggak-nggak karena udah bawa motor tanpa izin resmi
"Anu pak... sim dan ktp saya ketinggalan dirumah."
"Maaf ya dek, tapi tanpa identitas anda tidak boleh masuk."
Jinwoo sudah binggung, haduh harus bagaimana?
Kring... Kring...
Ponsel milik satpam itu berbunyi dan satpam itu langsung mengangkatnya
"Halo, Nyonya Jungmo?"
"Kalau nanti ada anak muda bawa motor, namanya Lee Jinwoo. Persilahkan masuk ya, dia mau anterin anak saya."
"Baik bu, dilaksanakan."
Setelah panggilan itu mati, Jinwoo langsung menatap satpam itu dengan santai
"Percaya kan?"
"Iya. Silahkan masuk."
Satpamnya itu mengescan sidik jarinya kepada entahlah alat apa itu, sampai akhirnya gerbang itu terbuka sendiri
Gila!
Jinwoo yang masih termelengo akan kehebatan rumah ini akhirnya memutuskan untuk tidak buang-buang waktu lagi dan bertemu dengan Yunju.
Jinwoo turun dari motornya, berjalan sedikit ke teras,
Disana dia sudah melihat Yunju dengan outfit yang sepertinya sudah siap untuk pergi
"Hei, Yunju." Ucapnya.
Yunju menyadari kehadiran Jinwoo, tapi dia tidak menjawab
"Nih pake helmnya, kita mau jalan." Jinwoo menyerahkan helm cadangannya yang selalu dia bawa.
Hhmmm... Sebenernya itu helm Jane yang selalu dibawa kemana-mana sama Jinwoo kalau ada urgent mau jemput Jane, jadikan Jane gausah repot-repot nyari helm.
Yunju menerimanya, tapi sebelum ia pakai, Yunju mencium wanginya dulu, biasa anak orang kaya tidak suka pakai sesuatu yang kotor atau bekas orang
Yunju ingin kaget, tapi dia pengen keliatan cool didepan Jinwoo
Sumpah demi apapun, ini wangi parfum mahal, okay Yunju suka!
"Udah siap berangkat?" Tanya Jinwoo.
Yunju hanya menyelenong dan naik ke motor Jinwoo tanpa sepatah katapun.
"Irit banget ngomongnya, cape akutuh." Keluh Jinwoo.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
marriage life ✓
Fanfic⎯ produce x; kapal produce x dan kehidupan mereka setelah menikah.