Melepaskanmu? merelakanmu?sedang aku usahakan. Tapi tolong, jangan memaksakan.
~•••~
Pagi ini Osiya sedang malas-malasnya untuk kemana-mana. Jadi dia memutuskan untuk menghabiskan liburannya untuk menonton drama kesukaannya di kamar. Tapi kegiatannya tak berlangsung lama, karena ada tamu yang ia lupakan telah ia undang, dan kini tengah duduk santai di ruang tamu bersama abangnya.
"Lo jadi kesini ternyata," ucap Osiya begitu melihat Samudra sedang berbincang dengan abangnya. Dan yang ditanya hanya nyengir saja.
"Dek, temennya dateng ya diramahin gitu, ini malah kayak preman ngusir hansip," sindir Alfa tak jelas.
"Lah kok preman yang usir hansip bang?" yang ditanya hanya mengangkat bahunya acuh. Osiya hanya menatap mereka berdua datar lalu pergi ke dapur untuk mengambil minum. Kegiatannya tak sedikitpun dilewatkan oleh samudra.
Alfa menepuk bahu samudra.
"Bro, gue tinggal ya. mau kencan soalnya. Semangat!!" Samudra gelagapan sendiri karena ketahuan memperhatikan Osiya."Eh, ee-i-iya bang," jawab Samudra kikuk dan Alfa pergi meninggalkan Samudra sendirian di ruang tamu.
"Anjir, kok gue jadi gugup gini sih," gumamnya sambil memijat pelipisnya.
"Ngapain?" Samudra terlonjak kaget karena Osiya tiba-tiba ada didepannya.
"Ha? Enggak, gue cuman pusing aja hehe," Osiya mengerutkan keningnya lalu berdiri.
"Kalo lo sakit, mendingan belajarnya besok aja," ucap Osiya hendak balik ke kamarnya. Tapi Samudra langsung menahannya. Ia merutuki dirinya sendiri karena memberikan alasan yang salah.
"Gue enggak sakit. Udah, sekarang kita belajar dimana?" Osiya kembali duduk di lantai, dan menaruh bukunya di meja, kemudian Samudra ikut turun dan mengeluarkan bukunya.
"Sekarang lo catat aja ini, entar kalo dah selesai gue jelasin," ucap Osiya dan dibalas anggukan oleh Samudra.
'tumben ni orang enggak banyak bacot' batin Osiya sambil menatap Samudra curiga yang ditatap seperti itupun sadar.
"Ngapain lo ngeliatin gue? Udah mulai jatuh cinta? " goda Samudra sambil menaik turunkan alisnya. Osiya langsung memutar bola matanya malas. Ternyata dia salah, anak ini tetap banyak bacot seperti biasanya.
"Lo tulis aja cepetan. Jangan banyak bacot," Samudra tersenyum melihat Osiya yang sepertinya kesal. Kemudian ia melanjutkan untuk menulis materi.
"Hari ini lo ada acara kemana? " tanya Samudra tanpa mengehentikan kegiatan menulisnya.
"Enggak kemana-mana," jawab Osiya sambil memainkan handphonenya. Samudra pun mengangguk.
Beberapa menit kemudian akhirnya Samudra selesai menulis, kemudian ia meregangkan otot-ototnya. Osiya tersadar kemudian mengalihkan pandangannya ke arah samudra dan mengambil buku Samudra, menuliskan satu soal tentang materi yang baru saja ditulis Samudra
"Jadi sekarang gue jelasin satu persatu dulu ya. Jadi ini tu caranya ada dua biar bisa ketemu, lo bisa pakai rumus abc atau lo pakai rumus kuadrat. Terserah deh lo pakai yang mana, gue enggak perlu jelasin kan kedua rumus itu? Soalnya itu udah dipelajarin di kelas sepuluh," Samudra mengangguk kemudian kembali meraih bukunya
"Kalo ini sih gue bisa. Yaudah, lo hitung aja sampe 30 detik gue pasti udah kelarin nih soal," ucap samudra sombong. Osiya hanya memutar bola matanya malas dan kembali memainkan handphonenya.
Beberapa detik kemudian Samudra melemparkan bukunya kearah Osiya sambil tersenyum bangga.
"Gue udah selesai," ucapnya dengan senyuman songongnya. Kemudian Osiya memeriksa buku Samudra sambil mengangguk-angguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Believe Me
Genç KurguIni kisah tentang seorang gadis yang tak pernah jatuh cinta, tapi sekalinya jatuh cinta malah disakiti, hingga ia tak ingin mengenal cinta lagi. Kemudian datanglah seseorang yang mampu merubah hidupnya yang tadinya hanyalah sebuah lembaran monkrom m...