Bagaimana jika kita bertukar posisi? Agar kau bisa paham, disini bukan hanya kamu yang tersakiti.
_DF_
Hari ini ulangan tengah semester akan dimulai. Osiya sedang membaca ulang rumus-rumus yang sudah ia pelajari kemarin. Sedangkan disampingnya ada Laras yang sedang sibuk menscroll boyband-boyband Korea yang baru ia gandrungi sejak beberapa hari yang lalu.
"ADUH PARAH PAGI-PAGI DIKASI ASUPAN ABS-NYA ABANG KAI HUAAA!!" teriak Laras mengejutkan Osiya. Langsung saja Osiya menjitak Laras menggunakan buku tebalnya.
"ADUH SAKIT ANJIR! GUA LAPORIN BEBEP JONGIN TAU RASA LO YA!" teriak Laras sambil mengusap kepalanya yang tadi dijitak oleh Osiya. Osiya menatapnya datar lalu kembali fokus pada bukunya.
"Ih si! Sumpah deh coba lo liat nih oppa-oppa Korea pasti lo kepincut si."
"Mana, coba liat," ucap Osiya. Laras langsung menunjukkan salah satu foto dari boygrup Korea.
"Ganteng kan?"
"Masih gantengan gue kemana-mana kali," sahut Samudra dari bangkunya. Laras menatap Samudra tak suka.
"Elo? Lebih ganteng dari oppa-oppa Korea gue?! Najiss!!" ucap Laras nyalang. Osiya hanya tertawa kecil melihat pertengkaran dua makhluk itu. Entah apa jadinya jika sehari saja mereka tidak bertengkar.
"Dih! Idih! Osiya aja tau kalo gue lebih ganteng dari mereka. Iya kan si?" Osiyya memilih tak menghiraukan Samudra yang tentu saja mengundang gelak tawa anak satu kelas.
"BAHAHAHAHA DIKACANGIN."
"HAHAHAHHA SABARR SAMM."
"YANG TABAH SAM."
"Tega kamu si," ucap Samudra sok dramatis.
"Najis sam," balas Osiya dingin.
"WAHAHHAHA LANJUTKAN SI, AKU PADAMUU," teriak Laras sambil memegang perutnya yang sakit akibat terlalu banyak tertawa.
"Diem lo cabe-cabean," ucap Samudra kesal. Osiya hanya tertawa kecil dan memilih melanjutkan kegiatan belajarnya.
🐧🐧🐧
"Von, lo udah belajar kan?" tanya Ibra begitu sampai dimejanya dengan Devon.
"Udah."
"Gue kirain lo lupa. Biasanya kan kalo ulangan gini si Osiya pasti ngespam lo malem-malem buat belajar," ucap Ibra sambil mengeluarkan perlengkapan untuk ulangan nanti.
"Apaan sih, gue bukan anak kecil," jawab Devon dingin.
"Ye santai kali, gausah ngegas," ucap Ibra dengan nada mengejek. Devon memilih tak menanggapi ucapan Ibra dan fokus pada handphonenya.
Ditha❤️
Sayang, beliin aku pensil di koperasi ya
Devon
Iya by
"Gue ke koperasi dulu bra," ucap Samudra yang dibalas anggukan oleh Ibra.
➖➖
Osiya saat ini tengah memilih pensil yang akan ia gunakan untuk ulangan nanti. Ia berjinjit saat akan mengambil salah satu pensil yang ada di rak atas. Tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah tangan yang mengambil pensil tersebut. Osiya berbalik, nafasnya langsung tercekat. Sekuat tenaga ia menahan debaran jantung yang menggila.
"Nih," ucap Devon seraya menyodorkan pensil tersebut kearah Osiya. Osiya mengambilnya dan berusaha memasang wajah datarnya. Sungguh demi apapun, ia rindu menghirup aroma ini dengan jarak sedekat ini. Ia rindu bersandar pada dada bidang dihadapannya ini.
"Makasih," ucap Osiya dengan suara sedikit bergetar.
"Sama-sama," jawab Devon kemudian mengambil satu pensil lagi dan meninggalkan Osiya, tapi ia kembali berhenti sejenak.
"Cuman mau bilang, disini bukan elo aja yang sakit," ucapnya tanpa berbalik kemudian melanjutkan langkahnya. Osiya mematung ditempatnya, ia berusaha mencerna ucapan Devon. Apa maksudnya? Ia? Ikut tersakiti? Begitu maksudnya? Haha, lucu sekali.
➖➖
Sejak kejadian di koperasi tadi Osiya terlihat sering termenung. Bahkan tadi saat ulangan ia kurang fokus, tapi syukurlah ia bisa melanjutkan ujiannya dengan baik.
"Si, kok dari tadi diem aja?" tanya Samudra sambil mengaduk makanannya. Osiya hanya menggeleng dan membuka aplikasi Twitter.
Devon23
Stop it. It's hurt for me too.
Balasan :
Dithacancii : why babe? Aku salah apa?
Ibrakk00 : ayeayee
Laras55 : dih
Samudranya5iya : hmOsiya menatap Samudra datar, Samudra yang ditatap pun mengangkat alisnya seolah bertanya 'kenapa?'
"Ganti username Twitter lo," ucap Osiya menatap Samudra datar. Samudra langsung menyengir.
"Hehehe iya entar yaaa," jawab Samudra memasang wajah memelasnya.
"Hm."
"Eh lo udah liat twitnya Devon nggak si?" tanya Laras yang dibalas anggukan oleh Osiya.
"Lo yakin itu buat Ditha?"
"Nggak."
"Tuh kan kita sepemikiran! Lo pasti mikir itu buat lo kan si, ya nggak?"
"Nggak juga."
"Loh? Terus?"
"Bisa aja buat pacarnya yang lain. Gue aja dulu diduain kan. Bisa jadi si Ditha juga diduain, hahaha," ucap Osiya yang diakhiri tawa miris. Laras maupun Samudra memilih diam, karena tahu pembahasan ini cukup sensitif.
➖➖
To be continued🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe Me
Fiksi RemajaIni kisah tentang seorang gadis yang tak pernah jatuh cinta, tapi sekalinya jatuh cinta malah disakiti, hingga ia tak ingin mengenal cinta lagi. Kemudian datanglah seseorang yang mampu merubah hidupnya yang tadinya hanyalah sebuah lembaran monkrom m...