Chapter 16

169 23 0
                                    

Kuharap ini keputusan yang tepat untuk menjalin kembali hubungan kita yang pernah tidak sependapat.

- ifashaffa

"Sekarang aku kan udah di sini. Kamu setuju kan sama keputusan aku?" Gadis yang duduk di hadapan Esa itu tersenyum dengan penuh harap.

Esa mengangguk, "hmm, aku berharap, kita bisa kembali memperbaiki hubungan kita yang udah pernah sempat kandas beberapa bulan lalu."

"Makasih ya, Sa." Teana berucap.

"Sama-sama, Sayang."

Kehancuran rasa yang sempat sirna, kini kembali menjelma menjadi bahagia. Benar, Esa dan Teana kembali menjalin hubungan asmara. Dan kembalinya Teana membuat Esa tidak dapat menolak ajakan Teana untuk kembali jadian. Mungkin karena Esa pun masih menyimpan rasa pada gadis itu, hingga membuat Esa tidak perlu lagi berpikir panjang untuk kembali menerima nya.

💀💀💀

Di perjalanan menuju sekolah, mobil yang dikendarai oleh Arfan dan juga Quinsha terjebak hujan juga terjebak macet. Membuat keduanya merasa resah bila harus menunggu lama. Takut jika bisa-bisa mereka berdua terlambat datang ke sekolah.

Untungnya, itu tidak berlangsung lama. Kemacetan itu kini sudah mulai merenggang. Mobil yang berhenti beruntun, kini perlahan berjalan satu per satu.

Tin.. tin.. tin

"Fan, apa lagi yang ditunggu? Buruan! Udah ngamuk tuh yang di belakang." Quinsha kembali resah.

"Bukan gitu, masalahnya mobilnya nggak mau jalan, Quin." Arfan mulai panik

"Kenapa?"

"Nggak tau," sahut Arfan sambil terus-menerus mencoba menghidupkan mesin mobil."

Entah apa yang membuat Quinsha tiba-tiba turun dari mobil. Padahal hujan di luar masih sangat deras.

"Quin, lo ngapain!?" Jelas saja Arfan bingung dengan apa yang sedang dilakukan Quinsha.

"Udah. Lo diem. Benerin tuh mobil. Gue mau bilang ke orang-orang belakang untuk berjalan ke lain arah. Daripada lo diamuk masa. Mau?"

"Hujan Quin." Arfan khawatir.

Bukan Quinsha namanya kalau tidak keras kepala. Tetap bertekad berjalan dengan langkah cepat untuk meminta maaf sekaligus meminta pengendara lain untuk melaju terlebih dahulu dari arah lain.

Dan tidak butuh waktu lama, dengan waktu tiga menit, Quinsha sudah kembali tiba dengan seragam sedikit basah.

"Udah bisa?" Tanya Quinsha setelah kembali masuk ke dalam mobil.

Arfan menggeleng.

"Quinsha!" pekik seseorang dari arah luar.

Karena jendela mobil yang lupa Quinsha tutup, membuat seseorang dari luar dapat mengenalnya. Gadis itu pun menoleh ketika mendengar ada yang memanggil namanya.

"Tante Divana."

"Kenapa mobilnya?"

"Mogok, Tan."

Quinsha (S E L E S A I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang