"Dek, kenapa?" Bunda duduk di samping Changkyun yang sedari tadi hanya membolak balik channel televisi.
"...."
"Adek!" baru Changkyun noleh setelah bundanya teriak tepat di telinga.
"Bun"
"Hm?" Changkyun langsung tiduran di atas paha bundanya. Ini tempat paling nyaman kalau dia merasa lelah.
"Bunda ngerasa kelakuan adek ngeselin gak sih?"
"Kok tiba-tiba?"
"Jawab aja bun, tapi tolong jujur ya. Jangan karena adek anak bunda, jadi bunda baik-baikin adek"
Terdengar hembusan nafas bunda. Bikin Changkyun was-was. Mungkin dia bakal nangis untuk kedua kalinya misal bunda jawabannya persis seperti yang dibilang Jooheon tadi siang.
"Oke, anggap ini bunda berpendapat sebagai teman adek ya" Changkyun mengangguk.
"Orang itu punya dua komponen yang gak bisa dipisahkan dalam hidupnya. Satu, sikap. Dan dua, sifat. Kita bahas sikap. Adek tuh sikapnya baik, sama orang lain sopan. Adek gak pernah ngumpatin orang sembarangan kan? ya berarti adek itu baik."
Bunda masih ngelus-ngelus lembut rambut si adek. Sebelum si kakak pulang. Pasti nanti bakalan bertengkar karena kakak yang iri. Soalnya kakak sekarang udah kerja. Dan udah punya pacar buat tempat manjaan. Jadi menurut bunda, adek yang lebih butuh bunda ketimbang kakak yang udah kuat dalam segala hal. Bukan berarti Ayah sama Bunda mengabaikan kakak lho ya.
"Kedua, kita bahas sifat. Emang adek tuh beda sama kakak yang murah senyum, gampang bergaul, ramah. Tapi bukan berarti adek gak lebih baik ya. Semua orang itu lahir dengan alasan. Seperti bunda yang ngelahirin kakak sama adek. Saling melengkapi. Dek, sifat itu sudah bawaan. Bisa diubah. Tapi gak segampang ubah sikap. Karena sifat itu sama dengan watak. Dan nyembuhin watak gak segampang nyembuhin batuk."
"Bun..."
"Iya?" bunda masih setia ngelus kepala adek sesekali nepuk-nepuk.
"Adek pengen nangis sekarang"
Dan benar, Jooheon memang benar. Changkyun sudah keterlaluan selama ini. Kenapa dia tidak memilih menjauh saja jika tahu bahwa Changkyun begitu buruk dalam segi sifat. Apa alasannya bertahan sejauh ini jika ujungnya Jooheon hanya berakhir sama seperti yang lain.
"Adek bertengkar sama Jooheon ya?" Changkyun hanya menggeleng. Memeluk perut bundanya, dan tidak menutupi lagi tangis yang selama ini mati-matian ditahan.
0oo0
Namjoon ngerutin dahi waktu lihat Changkyun berdiri di depan ruangannya. Ketua BEM emang punya ruang kerja sendiri yang ada di dalam ruang pengurus. Kecil sih, tapi nyaman.
"Kyun, ngapain?" Changkyun mendongak dan tersenyum.
Ini hari keempat ospek. Dari pagi Namjoon gak ngeliat Changkyun waktu briefing. Atau biasanya spot paten anak itu berdiri di depan gerbang, juga gak ada.
"Bang...." Namjoon sadar bahwa topik pembicaraan yang akan dibawa Changkyun ini masuk dalam kategori serius. Jadi Namjoon milih buka pintu dan mempersilahkan Changkyun duduk.
"Seharian ini gue gak liat lo sama sekali. Banyak maba terlambat, biasanya lo tukang teriak-teriaknya" Namjoon tersenyum penuh wibawa.
Ketua BEM itu meletakkan satu kaleng cola di hadapan Changkyun.
"Minum dulu, Kyun."
"Makasih bang"
Namjoon yang masih berdiri dengan bersandar pada meja kerjanya. Setia menunggu Changkyun buka suara. Dia masih aja betah liat Changkyun yang duduk dalam gusar.
"Bang, gue mau mundur dari BEM. Maaf banget ya gue udah jadi pengecut yang mundur di tengah jalan gini. Please, jangan tanya kenapa karena gue gak bisa jawab sekarang"
Namjoon udah nebak dari awal. Waktu Changkyun nenteng jas BEM tanpa dipakai. Karena menghargai privasi anggotanya. Namjoon cuma bisa ngulurin tangan. Tadi pagi dia juga denger kabar dari Jeonghan soal ribut-ributnya Changkyun sama Jooheon.
"Makasih ya atas effort as komdis di tim gue"
"Your welcome, i'm sorry for being a loser" katanya pelan.
Changkyun nyerahin jas sama id card BEM ke arah Namjoon.
"Lo yakin?" Namjoon kembali meyakinkan. "I mean,you're not a loser, Kyun. Sometimes, for someone, it's okay to be wrong?"
Changkyun tertawa getir.
"Ini bukan soal sometimes lagi bang, udah kek.... Culture?"
Changkyun semalem mikir, kalau Jooheon yang biasanya cuma kalem lihat dia yang arogan. Sampai berani ngebentak di depan orang banyak, bukannya Changkyun yang memang udah keterlaluan?
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan kejadian lagi, mundur dari BEM memang pilihan yang paling efektif.
"Jooheon tahu soal ini? Lucas? Jackson yang udah antusias banget waktu lo masuk ke sini?" Changkyun menggeleng.
"Jangan kasih tau siapa-siapa kalo gue mundur. Gak bakal ada yang sadar kok bang. Ada, gak ada gue, semua akan berjalan seperti biasa. Mundurnya gue gak bakal berpengaruh apa-apa kok buat BEM" Namjoon menghela nafas berat. Melihat Changkyun yang mulai kehilangan kepercayaan dirinya sendiri, membuat Namjoon seolah diingatkan dengan dirinya dulu.
"Kyun, BEM selalu siap terima lo kapan aja. Jangan pernah ngerasa lo sendiri. Gue gak akan tanya kenapa lo mundur, tapi seratus persen gue dukung keputusan lo"
"Makasih ya bang, malam inagurasi nanti gue bakal dateng kok"
Dengan demikian Changkyun sudah meninggalkan satu penyebab ia membuat Jooheon kesal.
-tbc-
gatau ih kzl sam mx, bisa bisanya rilis lagu se vintage ini, kan gue jadi berasa ditarik ke era 90'an :(
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.