Part 10
"Mami udah tidur?" Jooheon ngetuk pintu kamar maminya setelah Changkyun pergi tadi. Papi lagi ada di Singapore tugas rutin buat nengok anak cabang yang ada disana.
"Kenapa kak?" jawab mami dari dalam kamar.
"Kakak boleh masuk?"
"Boleh dong, sini nak" mami baru selesai sama acara skincareannya. Nepuk tepi ranjang supaya anaknya mau duduk.
"Mi, tadi kakak minum di bar Sungjae" mami cuma senyum.
"Kakak ada masalah apa?"
Jooheon jarang banget bersikap kek gini ke mami. Biasanya mereka udah macem tom&jerry apalagi kalau udah rebutan remot tv.
Tapi kadang, mami bisa jadi teman berbagi yang bikin Jooheon lega. Solusi sama pelukan yang mami kasih belum ada tandingannya.
"Mi, Changkyun said, if I act like he's mine."
"Terus?"
Jooheon cuma ngangkat bahu bingung. Dia beneran bingung sama perasaannya yang labil ini. Dia gak rela Changkyun dekat sama yang lain. Tapi dia juga gak punya alasan untuk itu.
"Kak, mami gak pernah ragu seberapa sayang kamu sama dia. Tapi better, kakak jujur. Terima atau gak diterima Changkyun, itu urusan nanti"
"Tadi Changkyun marah. Nyuruh kakak minum teh jahe yang banyak terus teh jahenya dipake cuci muka" mami gak bisa nahan ketawanya waktu Jooheon dengan polos ngomong gitu. Semi mabuk anaknya ini emang agak oon.
"Jadi ini yang katanya drummer badas Offer yang badboy? Bucin banget kamu kak"
"Mami!!!"
"Yaudah sana mandi, mami mau angetin makanan dulu buat kamu. Lucas udah tidur dari sore"
Mami usir Jooheon keluar kamar buat mandi dan makan malam.
Sebelum masuk ke Pantry, mami yang inget kalau anaknya datang dengan tangan hampa tanpa mobilnya langsung melotot.
"Mobilmu mana!? Tadi pulang sama siapa!?"
"Ditinggal di bar, Jooheon gak kuat nyetir. Tadi di anter mbak Momo" mami langsung ngelempar Jooheon pakai sendok nasi.
"Dasar oon, pantes aja Changkyun marah. Besok jemput dia pagi-pagi. Minta maaf."
"Jahat banget sih mi sakit palanya. Jooheon anak mami bukan sih?"
"Bukan, kamu anak hasil mungut di jalan!" Jooheon lari buat peluk mami.
"Mami bohong kan? Jawab?"
Mami gak langsung jawab. Sok sibuk sama meja makan dan beberapa piring. Biarin anaknya terus nuntut jawaban sampe hampir nangis. Mulai dewasa Jooheon jarang banget begini, kan mami jadi kangen.
"Mami jawaaabbb, bohong kan? Orang Jooheon mirip papi"
"Kebetulan aja" jawab mami enteng.
"Bohong"
"Ya emang mami bohong, kenapa percaya? Lahirin kamu itu susah. Mami harus pensiun dari dunia model, bedrest 9 bulan penuh. Habis itu mami divonis gak bisa punya anak lagi makanya Lucas dibawa kesini" meskipun mami ceritanya sambil ketawa karena berhasil ngerjain anaknya. Tapi gak demikian sama Jooheon.
"Meskipun sering ngeselin, mulai hari ini kakak janji bakal ngalah soal remot tv. Gak ngebangkang waktu disuruh mandi. Sering nemenin mami jalan-jalan."
Jooheon bener-bener peluk mami buat kali ini.
"Mami pikir kakak itu kecepetan dewasanya. Udah susah diajak jalan. Mami itu kadang kesepian kemana-mana cuma ditemenin ajudan. Papi juga jarang pulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Definitely You (JooKyun)
Fiksi PenggemarSummary : If I did anything right in my life, it was when I gave my heart to you- Non-Baku / JooKyun