Part 7

406 58 15
                                    

Part 7

Ketika itu Changkyun dan Jooheon masih berumur 10 tahun. Mendekati Changkyun sama dengan memegang kaktus menurut Jooheon. Ucapannya tajam, tatapannya tajam, mirip seperti duri.

Tapi Jooheon tidak menyerah. Karena apa? Changkyun itu manis. Asal dia tertawa. Dan obsesi Jooheon, adalah membuat Changkyun selalu tertawa.

Hari itu Changkyun tidak dijemput bundanya. Changkyun kelihatan kesal sekali dan Jooheon hanya berani mengamati dari jauh.

“Kamu gak dijemput ya? Jangan jangan bundamu sengaja supaya kamu diculik orang. Karena bundamu malas punya anak menyebalkan sepertimu.” Jooheon hafal sekali Jika tatapan tajam yang diberikan Changkyun itu adalah tatapan marah, ya karena dia mendapatkannya setiap hari.

“Sok tahu!” anak itu benar-benar cari mati.

Jooheon terkejut ketika Changkyun menonjok anak yang mengatainya hingga hidungnya berdarah. Changkyun tidak berkata apa-apa, juga tidak merasa ketakutan.

“Dasar gak berguna!” kata Changkyun sambil berlalu pergi.

Beberapa hari kemudian,  Jooheon tidak lagi melihat Changkyun. Entah sedang ijin atau bagaimana. Tapi harinya sepi, tidak ada yang digoda, juga dibuntuti.

“Changkyun sakit”

Suara itu terdengar dari gerombolan anak perempuan di dalam kelas.

Changkyun sakit?

Bukannya yang ditonjok dan berdarah itu musuhnya?

Tapi kenapa yang sakit malah Changkyun?

Disinilah Jooheon berdiri.

Di depan rumah besar dengan dua satpam yang berjaga.

Rumah Changkyun.

Kenapa dia bisa tahu?

Karena rumahnya hanya berbeda dua blok. Meskipun dekat, Jooheon tidak pernah kesini sebelumnya. Terakhir kali kesini dia hanya berakhir diusir. Di depan pagar. Kejam sekali Im Changkyun ternyata.

“Changkyun ada?” Jooheon kecil sedikit berjinjit untuk menggapai salah satu satpam yang ada disana.

“Tuan muda masih di rumah sakit, hari ini pulang katanya.”

Jooheon pikir sakit itu hanya demam, atau pilek karena ini musim hujan. Tapi ia salah, Changkyun sakit parah. Buktinya dia harus dirawat.

“Saya tunggu disini boleh?” dua satpam itu mengangguk.

Tidak lama, mobil sedan berwarna merah berbelok memasuki pekarangan rumah. Pasti itu Changkyun. 

“Kamu siapa?” wanita yang keluar pertama menyapa Jooheon dengan senyum ramah. Mungkin itu bunda Changkyun, cantik. Pantas saja Changkyun sangat manis.

“Teman Changkyun, tante”

“Wah, teman? Ini bunda gak mimpi? Teman Changkyun ada yang datang ke rumah”

Jooheon melirik ke arah pintu mobil yang baru saja tertutup.

Muka datar itu, Jooheon sangat rindu.

Tapi sekarang pucat, Jooheon Jadi tidak tega.

“Dia bukan temen adek, bun” Changkyun masuk dengan tidak tahu diri. Tapi herannya Jooheon tidak marah.

“Adeeeekkkkkk”

Jooheon nyengir kuda.

Bunda yang tidak tega, akhirnya menuntun Jooheon untuk masuk ke rumah.

Definitely You (JooKyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang