Part 15

317 52 6
                                    

Part 15


Ya, Changkyun akan selalu ada buat Jooheon. Anytime, anywhere. Dia akan menawarkan diri pertama kali saat Jooheon butuh bantuan. Dia akan ada 24/7 untuk mencintai Jooheon.

Changkyun tahu ada yang salah sama pacarnya. Jooheon akhir-akhir ini sering jadi pendiam. Dan gak nyambung kalau diajak ngobrol.

Selain mikirin tugas akhir, Changkyun bisa pastiin ada hal besar lain yang mengganggu pikiran pacarnya.

"Joo, kapan sidang?" Jooheon senyum tipis aja.

"Minggu depan"

Jooheon sedang berusaha keras menyimpan deritanya. Dia gak mau Changkyun ikutan mikir. Biar Changkyun tahu yang indah indah aja.

Fasilitasnya beneran dicabut semua sama papi. Kecuali motor.

Jooheon bener-bener dicuekin sampe rasanya gak betah buat diem di rumah. Mami juga mendadak jadi pendiam padahal biasanya cerewet setengah mati kalau Jooheon pergi tanpa pamit.

Jooheon jarang pulang, dan harus cari kerja paruh waktu karena dia juga butuh uang jajan.

Changkyun pernah ngeluh karena Jooheon yang jadi super sibuk. Tapi Jooheon cuma bisa alasan lagi bantuin papi urus perusahaan.

Boro boro urus perusahaan, dia mungkin sudah dibuang sama papinya sekarang. Dicoret dari daftar penerima warisan. Karena udah jadi pembangkang.

Jooheon harus jadi pelayan bar padahal biasanya dia jadi tamu VIP.

Gaji pertama dia kemarin, sengaja di beliin hp buat Changkyun karena gak tega liat pacarnya pegang hp biasa.

"Jooheon kerja di bar?" Kihyun nembak pertanyaan itu ke Changkyun tiba-tiba.

"Bar?" Changkyun sama sekali gak tau soal ini.

"Lo gimana sih, Kyun!"

"Bentar deh bang, bar apa?"

Changkyun mendadak jadi yang paling bego disini. Dia tau dari orang lain kalau pacarnya jadi pelayan bar. Sedangkan dia sendiri gak tau kabar apa apa.

"Dia kerja di bar dan milih vakum dari band. Lo porotin dia apa gimana?"

Changkyun kelu. Dia gak pernah sedikit pun minta minta ke Jooheon meskipun pacarnya itu orang kaya. Dia gak pernah manfaatin Jooheon sekalipun mereka udah sahabatan lama.

Untuk masalah kerja di bar, Changkyun buntu.

"Dia aneh sejak pacaran sama lo, Kyun. Berubah. Bukan Jooheon yang kita kenal"

Changkyun tersinggung. Tapi bakal kelihatan gak dewasa kalau dia ladenin bacotan Kihyun di tengah kampus kek sekarang.

"Bang, maaf kalo menurut kalian Jooheon berubah. Tapi gue gak pernah berusaha ngerubah dia sedikit pun, kita udah tau keburukan satu sama lain jadi gak perlu ada yang berubah atau mengubah. Makasih ya bang udah ingetin gue" Changkyun pergi dengan kepala yang isinya cuma Jooheon aja.

0oo0

Lampu remang kombinasi suara musik yang bikin gendang telinga pecah. Gak menyurutkan langkah Changkyun buat nyari Jooheon dikerumunan.

Kali ini dia bukan mau bawa Jooheon pulang karena mabuk. Tapi mau pastiin sama mata kepalanya sendiri tentang omongan Kihyun tadi siang.

Jooheon, si tuan muda yang hidupnya bergelimang kemewahan. Mirip pangeran Inggris. Dia bisa dapet apapun yang dimau tanpa perlu susah payah buat minta. Segala hal tersaji rapi di depan mata.

Jadi, sangat mustahil kalau dia sampai kerja jadi pelayan cuma karena uang jajan kurang. Sementara uang jajan dia bisa dipakai beli satu sepeda motor.

Tapi apa yang baru aja disaksikan Changkyun di depan sana?

Jooheon mondar mandir anter minuman. Pakai seragam pelayan dan kesana sini bawa nampan.

Dia malu, bukan karena Jooheon yang jadi pelayan. Tapi karena dia malu sebagai pacar yang gak peka sama sekali, sampai kecolongan untuk masalah sebesar ini. Changkyun malah denger dari orang lain. Dan itu melukai harga dirinya.

"Joo.." Changkyun melambaikan tangan.

Mereka berdua saling beradu tatap untuk beberapa saat sampai Changkyun gak tahan bendung air mata.

"Jooheon, gue ini apa lo?" Changkyun gandeng tangan pacarnya buat diajak ngobrol di tempat yang cukup sepi dan tenang.

"Gue ngerasa bodoh waktu siang siang ditegur Kihyun karena bikin lo berubah. Sementara gue gak tahu perubahan apa yang dimaksud sama dia" Changkyun menuntut karena dari tadi Jooheon cuma diem aja.

"Joo jawab gue!" Changkyun nyoba nembus iris mata terdalam punya Jooheon. Dia pengen masuk kesana buat renang ke otak dan hati Jooheon supaya tau kenyataan apa yang coba Jooheon sembunyikan.

"Maaf"

Bukan permintaan maaf yang pengen Changkyun denger sekarang.

"Gue gak butuh maaf lo! Jelasin, hal apa yang gak gue tau?"

Changkyun bener-bener nonjok Jooheon karena kesel. Dia gak sabar buat nunggu kebisuan Jooheon jadi suara yang lantang untuk membeberkan fakta.

"Nikah sama gue, Kyun.." Jooheon yang masih duduk tersungkur setelah dapet tonjokan, mulai buka suara.

"Hah!?"

"Nikah sama gue. Gue sekarang bukan Lee Jooheon anak orang kaya. Kata papi, cinta kita bakal ditolak dunia. Tapi selama itu lo, gue akan baik-baik aja. Mungkin kita akan hidup sederhana. Tapi gue pastiin lo gak bakal hidup kekurangan"

-tbc-

prepare to say goodbye untuk 2 chapter kedepan. aku mau selesaiin ini sama heartbeat sesegera mungkin. maybe istirahat sebentar atau klo ada cerita baru bakal up dgn tempo lambat :) maafkan if this story out of your expectation. enjoyed and see u :*

 enjoyed and see u :*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

With Love,

Ave

Definitely You (JooKyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang