بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kasih sayang kepada manusia itu semu, tapi kasih sayang Rasulullah kepada umatnya itu lebih lama dari selamanya.
***
Pintu terketuk tatkala netra ini fokus dengan tumpukan buku dalam kardus yang tadinya berserakan akibat penggeledahan. Dengan sengaja ruangan ini tidak disewakan lagi, karena bagi Bu Okky ruangan ini milikku. Milikku? Padahal kenyataannya aku hanya penyewa. Tetapi aku bersyukur karena dengan begitu barang-barangku akan tetap aman.
Segera tubuh ini bangkit memutar knop kunci, kudapati Nani sedang berdiri di depan kamar kosku dengan senyuman yang tercetak.
"Assalamualaikum Mbak Cle, ini Mbak dapat bunga masih seger pula, kayak yang nganter," kata Nani sembari menyodorkan satu buket bunga anyelir. Dahiku berkerut, bunga anyelir berwarna pink? Dari siapa?
"Dari siapa emangnya? Kok aku yang dikasih? Kok..."
"Aduh yaampun, Suorii Mbak, aku lali loh tanya namanya!" kata Nani sambil menepuk jidatnya, lalu memutarkan bola matanya lagi sambil bergelayutan di pintu, "yang jelas orangnya guanteng pol kayak Brad Pitt," kata Nani sambil mengerlingkan matanya lalu jempolnya terangkat. Netraku mengerjap bingung.
"Masa gitu sih? Mmm apa orangnya-berdekik?" tanyaku berharap jika dia-Pak Ahnaf.
Nani menggeleng cepat, "Nggak kayake Mbak, aku nggak sampe liat banget, cuma tatapannya itu loh merasuk! menusuk-nusuk hati adek sama pesonanya."
Astaghfirullah! Bukan ya? Aduh duhai hati, kau terlalu berharap... lalu siapa?
"Hahaha, kamu tuh Ni bisa aja sih! yaudah mau ikut masuk ke dalam?" kataku sambil membuka pintu semakin lebar.
"Nggak usah Mbak, aku mau ngentas p-mean, selak udan," kata Nani langsung ngacir menuruni tangga. Lalu tiba-tiba Nani kembali naik lagi ia memekik, "Mbak aku iling! dia orang yang sama pas anter Mbak Cle dulu waktu pingsan."
Hah?! Yang menolongku sebelum aku diperiksa? Mendadak kepalaku berdenyut, selama ini terlintas pikiran buruk terhadap sosok penolong itu, karena bisa jadi ia yang membuat laptopku terisi video tak senonoh. Astaghfirullah sejak kapan hal itu dibenarkan? Kutatap lagi buket bunga itu. Terselip surat yang terbungkus amplop putih.
Bunga itu sudah berada di atas meja. Kutatap lamat-lamat surat itu, penutup amplop itu terbuka perlahan, ada yang aneh disini, aku seperti... mengenal tulisannya.
Bukan tentang bagaimana kau bisa terbang,
Tapi tentang asa yang kau tunggu di depan mata.
Selamat karena kau sudah bertahan,
Dapat kembali pulang walaupun harus menyusuri kegelapan,
Bahkan memutar hingga ke ujung dunia yang menyesakkan,
Teruntuk kamu, wahai permata yang memilaukan,
Selamat berjuang, menjadi barisan terdepan
Salam hangat. Untukmu, dari seseorang yang kau rindukan.
Aku menelan ludah, surat dari siapa ini, mengapa saat akan berakhirnya tahun baru masehi masih ada surat menyurat seperti ini, maksudnya apa? Namun tata bahasanya seperti-tidak asing.
Segera ku muntahkan semua isi tasku, mengais-ngais, mencari secarik kertas yang terjatuh saat Pak Ahnaf mengunjungiku, ah iya ternyata benar! tulisan tangannya sama persis dengan surat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Surga [SELESAI]
SpiritualUpdate setiap hari Senin dan Jum'at . Sejauh apapun burung merpati pergi akan selalu kembali pulang, tetapi pulang merupakan kata terakhir bagiku. Hakikat pulang yang sebenarnya adalah kembali kepada Allah. Jika satu kata rindu membawamu untuk pula...