بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Allah Maha membolak-balikkan hati, sepotong imanku kukuh, sepotong lagi runtuh saat melihat senyummu.***
Derap langkahku menyatu dengan deru angin menuju ruangan terbesar di Hotel Sahara. Hotel ini merupakan tempat keduaku mengais rejeki yang merupakan salah satu hotel syariah yang terletak tidak jauh dari kampusku. Hotel dengan interior timur tengah didominasi warna moccasin dan zamrud menambah keelokannya.
Suasana ballroom sudah penuh oleh pekerja lepas yang sedang memasang dekorasi sesuai dengan Banquet Event Order. Yang dimana terdapat banyak hiasan bunga tulip berwarna putih yang menggantung cantik sepanjang lorong arah pintu masuk hingga ke panggung. Perpaduan warna hijau daun menambah sentuhan nature yang sangat memanjakan mata.
Aroma segar bunga tulip menyeruak seperti buah apricot sehingga terkesan juicy. Wajar saja jika membuat gemuruh gendang pada perutku. Banyak yang mengira bunga tulip berasal dari negara Belanda, padahal bunga tulip berasal dari asia tengah, salah satunya Turki.
Mengapa hiasan setiap sudut harus bunga tulip? Ya, karena permintaan khusus dari sang mempelai pria keturunan-turki yang menikahi wanita asli Surabaya. Notabene melukiskan awal kisah pertemuan mereka. Bibir tipisku terulas, membayangkan bagaimana pertemuan dengan pemilik tulang rusukku kelak? Bang Tafa? Sontak kepalaku menggeleng.
Terlihat pria berkemeja abu-abu sedang bersedekap menatapku yang sedang terburu-buru. Obsidiannya memindai jam tangan berwarna hitam di sebelah tangan kanannya.
"Jam berapa ini Cle? Kenapa baru datang? Ini event besar Cle. Bukankah jadwal kelasmu sudah selesai sejam yang lalu?" tanya Mas Rudi selaku Banquet Coordinator.
"Maaf Mas Rud, tadi ada sedikit penghambat. Salah satu anak didikku ada yang belum dijemput oma-nya. Jelas saja aku menunggunya," kataku sembari mengatur napas.
"Hmm, jika saja kerjamu tidak cekatan dan kau tidak pintar berbahasa Turki, sudah jelas aku akan memberimu SP Cle. Tetapi mana bisa. Ya sudah lekas ganti seragammu, selepas itu tolong dipelajari data tamu VIP. Datanya ada di meja Risa. Dan...tidak ada kata terlambat-esok hari," kata Mas Rudi.
Aku hanya mengangguk dan berlari menuju lift yang dapat langsung terhubung dengan ruang staff di lantai paling atas. Entah mengapa ruang staff harus berada disini. Pemandangan dari lantai tertinggi skyscraper memang begitu indah bagi yang menikmatinya. Bagiku-tidak!
Seragam dinas telah melekat, jari lincahku sudah siap menelisik daftar tamu VIP yang harus ditempatkan pada kursi sesuai permintaan. Sepertinya akan ada banyak kolega penting. Aku tidak tahu apa pekerjaan klien VIP ini tetapi menurut keterangannya ia adalah seorang pengusaha.
***
Ballroom sudah disulap menjadi suasana romantis layaknya pernikahan di novel-novel romance. Semua crew banquet dan panitia wedding organizer rekanan berusaha menyiapkan momen mitsaqan ghaliza yang sempurna. Acara sakral itu akan dimulai kurang lebih sepuluh menit lagi. Segerombolan pria dan wanita dengan pakaian terbaiknya telah berdatangan. Alhasil semua crew banquet telah berada pada posisinya sesuai jobdesc masing-masing, menyambut dan memberikan kertas kecil yang berisi kesan dan pesan terhadap kedua mempelai yang nantinya akan di tempel ditempat yang disediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Surga [SELESAI]
EspiritualUpdate setiap hari Senin dan Jum'at . Sejauh apapun burung merpati pergi akan selalu kembali pulang, tetapi pulang merupakan kata terakhir bagiku. Hakikat pulang yang sebenarnya adalah kembali kepada Allah. Jika satu kata rindu membawamu untuk pula...