12. Tamu

852 63 0
                                    

Prita kedatangan tamu di sore hari. Seorang wanita yang sangat cantik,  hampir seumuran dengannya. Dia terlihat tegas dan wajahnya terlalu serius menurut Prita.

Dia memakai baju yang mahal, sepatunya elegan dan berkelas.

" Saya ingin ketemu Adipati, apa dia ada?" tanyanya. Wanita itu duduk di ruang tamu, tubuhnya tegak dan elegan.

"Dia belum pulang." perasaan gelisah merayapinya.

"Sepertinya saya mengenal anda."
Kata prita lembut.

"Saya Alina, ibu kandung Sekar Ayu, dia ada kan?" Alina menatap Prita dengan dagu sedikit terangkat.

Prita ternganga, wanita ini sangat menyebalkan, apa karena sekarang dia sudah kaya raya?

"Sekar sedang mandi." jawab Prita.

"Saya mau mengajak dia berbuka puasa bersama saudara-saudarnya."

Prita diam, dia bingung,  saudara?  Saudara yang mana?  Sekar bahkan cuma mengenal Raihanun maminya yang ia panggil Eyang.

"Maaf mbak, bukannya nggak boleh, tapi suami saya belum memberi izin."
Jawab Prita lembut.

"Saya kan mamanya, Adipati pasti akan memberi izin." suara Alina meninggi. Dia jadi gusar karena kesal pada Prita.

"Belum tentu." Prita menjawab dengan tenan,  suaranya lembut selembut suara ibu peri dalam dongeng.

Alina menatap Prita tajam, sebetulnya  hati Prita terasa sakit seperti ada batu yang menindihnya.

"Jangan mencoba menghalangi saya untuk bertemu dengan anak kandung saya." Alina membentak, suaranya seperti teriakan membuat Prita kaget.

"Sungguh saya tidak bermaksud begitu, saya hanya menjaga amanah suami saya, untuk menjaga anaknya dengan baik." Prita tetap tenang.  Alina heran dengan menatap Prita yang sangat tenang, dia bahkan melihat Prita tersenyum begitu manisnya.

Alina mengamati wajah Prita yang cantik, lalu menatap perut Prita yang dia yakini ada bayi dia dalamnya.
Alina tiba-tiba kesal, kenapa Prita terlihat segar dan cantik padahal sedang mengandung. Padahal dulu ketika Alina hamil muda dia tidak punya semangat hidup sama sekali.

Alina tiba-tiba terpejam, mengingat dahulu bagai mana Adipati sangat membuatnya bahagia di tempat tidur. Dia juga membayangkan Prita telanjang di bawah tubuh mantan suaminya yang sangat menggairahkan.

"Saya mohon, Anda kan juga seorang istri yang akan memiliki bayi. Anda pasti akan sedih kalau terpisah dari bayi yang yang anda lahirkan. Bayangkan,  enam tahun saya merindukannya." kata  Aluna3.

Prita diam,  benarkah Alina merindukan Sekar? Tapi kenapa dulu dia meninggalkannya.

"Saya mengerti mbak." kata Prita.

"Kamu tidak mengerti, kamu sengaja kan menahan anak saya?" Alina tiba-tiba emosional.

"Mbak, saya sungguh tidak berani membiarkan Sekar bersama anda begitu saja." Prita masih berusaha tenang.

Alina menatap tajam ke arah Prita yang masih teguh pada pendiriannya.

"Apa kamu sedang belajar menjadi istri yang baik dan terhormat?  Keadaannya tidak akan seperti ini kalau kamu menikahi Adipati sebelum saya."

Alina menumpangkan kakinya yang jenjang ke paha sebelah kirinya dengan anggun.

"Tujuh tahun yang lalu, Adipati adalah Adipati yang menyedihkan, Adipati yang tidak mampu membuat istri dan anaknya bahagia. Saya yakin kamu juga akan mengambil keputusan yang sama seperti saya."

Married With Celebrity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang