16. Bukan Karenanya

728 54 0
                                    

Kini Prita hidup dalam pengawasan dokter. Dia tidak boleh sembarangan bergerak dan melakukan aktivitas paska pendarahan hebat pada kandungannya. Bahkan kepalanya menyalami gegar otak.

Adipati sangat mencemaskannya walaupun dokter mengatakan tidak apa-apa pada bayinya.  Tapi pendarahan yang di alami Prita memungkinkan bayinya akan lahir prematur.

Dokter menyarankan supaya Adipati menjaganya lebih ekstra. Prita tidak disarankan bekerja terlalu berat.  Adipati bahkan harus memperhatikan posisi tidur istrinya.

Dan gara-gara itu juga dokter mengatakan pada Adipati untuk tidak berhubungan intim. Astaga bagai mana mungkin mereka berdua bisa menahannya kalau setiap ketemu pasti birahi.

Alina benar-benar membuat hidup Prita menderita selama kehamilan hingga melahirkan.

Berita menyedihkan itu terdengar sampai ketelinga Rini dan ibunya. Adik perempuan Adipati mengunjungi Prita di rumah sakit, dengan tidak lupa menyuruh penjaga untuk tidak lengah selama kepergiannya.

"Bagai mana dia?"  Rini cemas.

"Masih belum bangun, tapi dokter bilang dia nggak pa-pa." jawab Adipati.

"Apanya yang nggak pa-pa? Wanita jalang itu sudah mencoba mencelakai istrimu, dia benar-benar sudah tidak waras." Rini kesal, Adipati diam.

"Ya ampun Adipati, kamu harus membuat perkara di pengadilan, ini percobaan pembunuhan. "

Adipati menatap Rini dengan tatapan serius.

"Aku tidak tega membuat dia di penjara." tukas Adipati.

"Dia mencoba mencelakai istrimu."

"Ini kecelakaan, dia tidak sengaja melakukannya."

Rini menatap Adipati kesal sambil melipat tangannya. Adipati tidak bisa berkata-kata. Rini agak egois kalau berkenaan dengan hal-hal yang tidak di sukainya.

"Kamu masih menyukai Alina?"

Pertanyaan Rini menonjok perasaannya, bagai mana mungkin dia menanyakan hal itu sedangkan mereka sudah gagal menjalin hubungan.

"Tidak." jawab Adipati singkat.

"Dia makin cantik dan menarik." kata Rini lagi.

"Please Rini,  aku tidak peduli lagi padanya." sahut Adipati kesal.

Rini beralih menatap Prita yang terbaring.  Masker oksigen menutupi setengah wajahnya, dia di infus dan kepalanya di balut.

"Prita adalah sahabatku,  aku menayayanginya,  aku hanya ingin kamu buat Alina menyesal." Rini terisak.  Dia menangis sambil menggenggam tangan Prita yang dingin.

Adipati diam tidak bergerak dari tempatnya berdiri.

"Aku bisa membayangkan kesakitannya."

"Laporkan dia ke polisi, aku ingin jalang itu merasakan akibatnya."

"Dia bisa di penjara." kata Adipati.

"Aku tidak peduli..." Rini berteriak

Adipati diam.  Dia terlalu lelah melayani Rini bertengkar. Tapi kesal juga mendengar Rini mengoceh tiada habis-habisnya.

"Sekar akan malu punya ibu narapidana, lagian,  itu tidak sepenuhnya kesalahan Alina, ini kecelakaan." Adipati habis kesabaran, dia pun menyerang Rini bertubi-tubi.

Rini kecewa abangnya sangat lemah. Rini menatap Adipati dengan tatapan marah.

"Istrimu cuma seorang wanita, ibu mertuamu melahirkannya dengan susah payah, dia sangat mencemaskan anaknya, dia sedang mengalah menjaga anakmu yang sedang kamu sembunyikan.  Hai... Apa kamu lupa istrimu juga sedang mengandung anakmu? Dia sedang bertahan supaya anakmu tetap hidup."

Married With Celebrity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang