Begitu hari-hari menyedihkan itu berlalu, Tuhan seperti telah memberinya hadiah yang indah.
Hadiah?
Seperti mimpi di siang bolong, Rini menggemparkan kamarnya ketika dia masih tidur.
Rini memang salah satu adik perempuan si pria yang di impikan Prita.
"Ta." Suaranya yang cempreng langsung bikin telinga Prita berdengung.
Rini melompat di tempat tidur sehingga badan Prita mental di kasur empuk.
"Ya Tuhan." Prita kesal karena kaget bukan main, jantungnya bahkan berdebaran.
"Well, what happened?"
Prita duduk, sambil mengucek matanya lalu menguap lebar-lebar.
"Anak gadis apaan kamu jam segini masih molor?" Rini duduk lalu menatap Prita dengan tatapan aneh.
"Ih biarin aja, suka-suka aku dong mau tidur sampai kapan?" sahut Prita cuek.
"Ta, coba tebak ada apa hari ini?" Rini memberinya pertanyaan Dan Prita tidak bisa memikirkan jawabannya.
Otaknya belum konek apa-apa karena masih di serang rasa ngantuk yang teramat sangat.
" Kamu mau dating sama Bram? Trus aku di suruh nemanin? Ogah!"
Prita bicara blakblakan dengan tidak peduli pada muka Rini yang sebetulnya berseri-seri.
"Yeee... Siapa juga yang mau pacaran sama Bram." Rini protes.
"Then?"
"Hmmm... Kamu pasti seneng kalau ini berkaitan sama Adipati kan?
Prita menatap Rini tanpa ekspresi. Dia tidak percaya nama Adipati meluncur dengan suka rela dari bibir Rini yang mungil itu.
Bisanya boro-boro, Rini paling anti ngomongin abangnya walaupun dia memohon sampai ngesot di kakinya.
Rini bahkan nggak suka Prita nanyain Adipati, tentang aktivitasnya, tentang siapa pacarnya, tentang apapun yang di lakukannya.
Sekarang Rini ngomongin dia tanpa di minta dan cukup mengejutkan pagi Prita.
"kenapa dengan Adipati?" Prita bertanya lugu.
"Kamu mau nggak dating sama dia?"
Tanya Rini, matanya yang kecokelatan seperti mata Adipati nampak lebih cerah di dalam kamarnya yang remang-remang.
Prita hampir tersenyum, tapi batal. Dia nggak percaya. Mana mungkin semua itu terjadi.
"Tata, kamu dengar nggak sih aku ngomong apa?" Rini sewot karena nggak di tanggapi.
Prita menurunkan kakinya, menyingkirkan selimutnya jauh-jauh. Lalu memasukkan kakinya ke sandal rumah yang empuk.
Rini makin kesel dengan Prita yang cuek nggak peduli dengan kabar itu. Prita malah
mengisi gelas dengan air putih lalu meneguknya."Tata?" Sekarang Rini sangat gusar, dia meneriaki Prita sekali lagi.
"Iya aku dengar nggak usah teriak-teriak."sahut Prita.
"Terus?" tanya Rini.
"Mustahil." jawab Prita singkat.
"Ya udah aku pulang dulu, dan bilang sama Adipati kalau kamu nolak, kamu nggak mau dating sama dia."
Rini turun dari tempat tidur. Prita menatap Rini yang tiba-tiba tidak bersemangat.
Prita berjalan ke arah jendela dan membuka kordennya lebar-lebar, ya ampun matahari juga belum muncul sepenuhnya tapi Rini sudah mengacaukan paginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Celebrity
RomanceBagi orang biasa mengencani seorang selebriti itu cuma ada dalam khayalan, halusinasi atau fantasi belaka. Prita Adelia Sasmitha adalah penggemar berat Adipati Airlangga, yang tanpa syarat menerima lamaran sang aktor. Seorang aktor dan bintang ikl...