Chapter 1

89.2K 913 11
                                    

Happy reading..

Enjoy......

............ ............. ...........

Caramell pov

.

"Kamu jadi pergi ke dokter hari ini?"

"Iya mom, aku harus memeriksakannya, kalau begini terus, aku tidak akan bisa berfikir jernih saat bekerja, aku baru training, jadi aku tidak ingin mengacaukan kesempatan ini."

"Okey, tapi aku tidak bisa mengatar mu, ada acara penting yang harus di hadiri,"

Aku menaikkan sebelah alisku, hal ini sudah biasa aku dengar. Mana pernah Mom atau Dad memiliki waktu luang untukku.

"Jangan cemas, aku pergi bersama Grayson,"

"Itu ide bagus, beruntung kamu mempunyai pacar sepertinya, dia sangat baik,"

Aku tersenyum simpul. Memang, selama tiga tahun berpacaran dengan Grayson, dialah yang selalu siap siaga kapanpun aku membutuhkannya. Anak Ceo itu bahkan tidak pernah segan untuk menemaniku, bahkan ke Dokter spesialis kelamin sekalipun.

"Apa dia akan ke sini pagi ini?"

"Ya, dia mengirimi ku pesan katanya dia masih di jalan."

"Okey,"

Namaku Caramell Natalie Handsen, biasa di panggil Cara. Putri dari Steff Handsen dan Clara Camelia, aku anak tunggal mereka, tapi meskipun begitu, sandangan menjadi anak kesayangan sepertinya tidak berlaku untukku. Kedua orang tuaku selalu sibuk dengan urusan mereka sejak aku kecil, mereka bahkan jarang memiliki waktu untukku, membuatku tumbuh menjadi sosok mandiri.

Dad adalah seorang arsitek yang selalu sibuk dengan kertas, penggaris dan juga gambar-gambar denah. Kesehariannya hanya bergelut dengan seluruh barang tersebut, tapi jika tidak, itu artinya dia sedang tidak ada di rumah. Tidak heran kalau Dad menjadi sangat sukses, bahkan aku pernah dengar kalau dia memiliki tarif yang cukup mahal untuk kalangan kelas atas.

Sementara Mommy adalah wanita sosialita masa kini yang selalu sibuk dengan teman-temannya, berbelanja, saling bersaing barang branded, liburan dan masih banyak hal tidak penting yang selalu dia lakukan. Mom juga sangat suka bermain casino online.

Kedua orang tua ku memang tidak bercerai. Walaupun terkadang tidak saling berbicara, mereka selalu menyempatkan waktu untuk bercinta, bahkan suara mom kadang sampai masuk ke kamarku. Entah hubungan bagaimana yang mereka jalani, aku pun tidak bisa memahaminya, mereka tidak pernah makan dalam satu meja ataupun hanya duduk satu sofa, sama sekali tidak pernah kompak dan selalu seperti hidup sendiri. Bahkan bisa ku pastikan kekompakan mereka hanya ketika mereka sedang bercinta. Semua hal itu pernah membuatku berfikir kalau sebenarnya dulu mereka menikah tanpa cinta.

"Cara, Dad akan pergi sekitar satu minggu. Ada proyek yang harus Dad selesaikan secepatnya. Mungkin rabu depan sudah kembali."

Aku mengangguk. "Hati-hati. Semoga sukses.." balasku.

Dia tersenyum lembut padaku sebelum menyesap tehnya beberapa kali. Mengecup keningku dan pergi melenggang keluar. Meninggalkan aku dan Mom di meja makan tanpa berpamitan atau sekedar mencium mom seperti yang dia lakukan padaku. Tapi sekali lagi, hal itu sudah terjadi sejak aku kecil dulu. Dan lihat, mom bahkan tetap tersenyum menatap layar ponsel dengan santainya tanpa beban sama sekali.

Aku menggeleng lemah dan kembali menyantap pancake hangat buatannya.

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

Aku menatapnya kemudian mengangguk dua kali.

"Jadi, apa kalian sudah pernah melakukannya? Maksud ku, kamu selalu memiliki masalah yang sama dengan organ intim mu, aku hanya khawatir pacar mu yang super kaya itu juga bermain di luar bersama wanita lain, selain dengan mu."

Choices!! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang