Chapter 17

18.7K 594 38
                                    

"Berapa lama kau akan di sini?" tanya Ethan pada adiknya. Kami bertiga duduk di balkon setelah Ethan mempersilahkannya masuk.

"Aku baru sampai, kenapa bertanya begitu? Seperti tidak ada pertanyaan lain saja." protes Brian seraya menyesap wines yang Ethan sajikan.

"Hanya bertanya, apa salahnya?" Nada Ethan terdengar sarkas, dia menyahut roti isi buatan ku dan melahapnya. "Apa mom sudah memberitahu mu? Kau akan tinggal di mana?"

"Tidak, tapi aku sudah memutuskn akan tinggal bersama kalian. Seperti biasa, jika aku pulang, maka aku akan tinggal bersama mu dan istrimu. Tidak masalahkan, kakak ipar?"

Aku tersenyum. "Aku tidak punya wewenang untuk melarang mu." balasku namun Ethan justru menatapku aneh setelah mendengar jawaban tersebut.

"Kau dengar itu? Kakak ipar tidak keberatan aku tinggal di sini," sahut Brian.

"Tapi, kami hanya memiliki dua kamar. Dan saat ini, kami sedang ada tamu yang menginap di sini," lanjutku.

Brian diam. Matanya bergerak melirik ku dan Ethan secara bergantian. Mungkin dia kecewa, tapi itu lebih baik dari pada aku mengecewakan suami ku.

"Oh, Grayson dan adiknya? Aku tidak mengerti kenapa kalian menampung keluarga Kenneth di apartment kalian? By the way, dia mantan pacar mu, bukan? Untuk apa dia tinggal di sini?"

"Brian, cukup. Dia ke mari karna dia tamu ku.." sahut Ethan.

"Begitu?" tanyanya, tapi entah kenapa aku justru merasa dia sedang mempermainkan kami. "Memangnya sejauh apa rumah mereka hingga harus menginap?"

Hening. Sejujurnya aku bingung harus menjawab apa. Entahlah, apa ini hanya perasaan ku, tapi sepertinya aku tau kemana arah pikiran Brian. Dia pasti mengira aku masih memiliki hubungan khusus dengan Grayson.

"Apa mom dan dad tau hal ini?"

Jelas aku merasa khawatir akan pertanyaan itu. Sementara berita di luar sana, mengenai hubungan ku dan Grayson sudah sangat santer di bicarakan di media. Bagaimana kalau Brian sampai memberitahukan pada mereka Grayson ada di sini?

"Ini apartment ku, aku bebas membawa siapa saja ke mari tanpa ijin siapapun.." balas Ethan.

Brian tersenyum simpul. "Kau benar. Sebenarnya mom sudah memberitahuku kalau kali ini aku tidak bisa lagi tinggal bersama mu, maka dari itu aku sengaja menyewa apartment sendiri di sini....."

Ku pastikan Ethan terkejut mendengarnya, melihat dia yang hanya diam mematung dengan mata yang sedikit melebar. Tapi bukan dia saja, aku juga sama terkejutnya.

"....tepat di samping kanan ruangan mu ini. Jadi, aku bisa setiap saat datang untuk meminta sesuatu yang ku butuhkah meskipun aku tidak tinggal bersama kalian. Untuk sekedar makan misalnya, ku dengar masakan kakak ipar sangat lezat. Jadi biarkan aku mencobanya." lanjut Brian santai.

"Dia sedang hamil. Jadi dia jarang memasak. Aku melarangnya, agar dia tidak kelelahan."

Brian memincingkan kepalanya seraya tersenyum sarkas. "Kau jadi sedikit posesif, apa yang terjadi?"

Ethan tersenyum miring. "Kau bertanya padaku? Seharusnya kau sudah tau kenapa aku seperti ini," balas Ethan sangat santai.

"Aku membuat kesalahan?"

Ethan diam seraya memalingkan wajah.

"Jika aku berbuat kesalahan. Katakan saja, aku bisa memperbaikinya.." Ujar Brian yang lagi-lagi membuat Ethan menyungging miring.

"Kau tidak akan bisa,"

Astaga, apa yang Ethan lakukan?

"Separah itu?" Suara Brian meninggi, sangat terlihat rasa penasarannya.

Choices!! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang