Chapter 4

40.4K 900 56
                                    

Selamat datang lagi..
😊😊
Selamat membaca..
Part ini akan sedikit lebih panjang..

Enjoy..
.
.

........ ..........

"Ethan. Dengarkan aku, aku melakukannya karna.."

"Untuk karir mu! Benar, bukan? Aku sudah tau, tidak perlu mengulang-ulangnya lagi!" balasku seraya mengambil beberapa pakaian dan memasukkannya ke dalam koper.

"Ethan, tolong, mengertilah!"

"Selama ini aku sudah cukup mengerti dirimu, Nath. Tapi apa balasan mu? Kamu menipu ku, Dad dan juga Mom, yang benar-benar menaruh harapan besar pada mu. Kamu keterlaluan, Nath. Benar-benar keterlaluan."

Dia menangis tersedu dan kali ini aku benar-benar tidak perduli. Aku bahkan tidak ingin melihatnya. Untuk itu juga aku akan pergi dari sini.

Menarik koper ku dari atas sofa, aku membawanya keluar dari closet.

"Ethan, please! Maafkan aku, jangan pergi!" dia meraih lengan ku tapi dengan cepat, segera ku tampis. Aku benar-benar muak. Aku bahkan sangat tidak ingin bersentuhan dengannya lagi.

Dia terus mengikuti ku dan memohon dalam tangisnya. Tapi, semua sudah terlambat. Hati ku sudah sangat hancur dan dia sendiri yang menghancurkannya.

"Ethan, setelah tiga bulan ke depan. Aku berjanji akan menuruti mu. Aku bersedia mengandung anak mu, anak kita. Tolong, beri aku satu kesempatan lagi. Aku mohon!" serunya di belakang, membuatku berhenti dan berbalik untuk menatapnya.

Dia tersenyum. "Aku janji!" katanya hampir seperti bisikan.

"Sampai bertemu di sidang perceraian kita." tutupku yang kemudian langsung keluar dari apartement tanpa menatap wajahnya lagi.

...

Sesampainya di rumah, Mom sedikit terkejut dengan kedatangan ku, dia menatap ku kemudian koperku. Wajahnya berubah tegang.

"Ethan?" sapanya dan aku langsung melenggang masuk, melangkah lebar menuju kamarku di lantai atas. Dia menutup pintunya sebelum kembali mengikuti ku.

"Ada apa? Katakan!" tegasnya membuat langkah ku terhenti. Aku berbalik, menatapnya yang masih terlihat tegang dan juga bingung.

Dan entah kenapa, tiba-tiba kaki ku sangat lemas hingga tak terasa, aku juga telah menjatuhkan koper yang ku bawa. Dadaku sesak ketika telinga ku penuh gemuruh, air mata ku tumpah begitu saja. Aku terduduk di tangga, Mom berjalan mendekat dan duduk tepat di smping ku. Memeluk ku begitu erat.

"Dia telah menipu kita Mom. Dia telah menipu kita semua.."

"Siapa? Dan menipu apa?"

"Nathalie. Ternyata dia memasang kontrasepsi agar dirinya tidak hamil. Dia sengaja melakukannya mom. Dia memanfaatkan keluarga kita juga perasaanku. Ya, memang aku sangat mencintainya, tapi bukan berarti perasaanku untuk di permainkan." jelasku, ku lihat mom kembali tegang. Namun tidak tampak terkejut dan bingung seperti tadi.

"Sudah ku duga. Dia tidak pernah serius pada mu. Aku melarang mu menikahinya, kamu ingat? Tapi kamu sungguh keras kepala, lihat sekarang? Apa yang sudah dia lakukan pada kita? Kamu terlalu mencintainya sampai tidak pernah mendengar pendapat kami, orang tua mu. Lanjutkan saja pernikahan kalian, aku sudah sangat lelah dengan istri sombong mu itu!"

"Tidak mom, aku akan menceraikannya. Aku tidak ingin melihatnya lagi. Aku benar-benar membencinya. Aku tidak akan pernah mau rujuk. Aku juga tidak akan pernah datang ke persidangan, aku mau sidang perceraian ku berjalan instan. Aku ingin segera terlepas dari dia."

Choices!! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang