Chapter 19

14.7K 611 29
                                    

....

Aku menyandarkan diri ke daun pintu apartment ku. Kacau, itu yang aku rasakan. Bagaimana tidak? Bayangkan kondisi hati mu setelah tau pasangan mu di cium oleh mantan kekasihnya di apartemen mu sendiri.

.....

Blebb,

Itu adalah suara pintu mobil yang ku tarik beberapa saat setelah aku merangkak masuk.

"Kau sudah mendapatkannya?" Tanya Cara.

Aku diam. Bingung harus menjawab apa. Kondisi hati ku belum stabil dan sebenarnya, saat ini aku memiliki kesempatan untuk bertanya padanya.

"Ethan?! Kau baik-baik saja?"

Aku menoleh padanya, menatapnya dalam diam, lidahku terasa kelu, sulit untuk bergerak.

"Ada apa?" Tanyanya. Tatapannya bingung dan seolah berusaha membaca mimik wajahku.

Aku menghela nafas berat. "Kau...."  Sial, suaraku nyaris tak terdengar, membuatku menunduk sebentar sebelum kembali menatapnya. "Apa yang terjadi pagi tadi?"

Dia mengernyit.

"Kau.......dan Grayson, terjadi sesuatu, bukan?"

.....

Caramell pov

Aku mendelik terkejut, apa Ethan tau sesuatu tentang kejadian pagi tadi?

"Grays? Sedang apa?" Sapaku ketika baru sampai di dapur dan menemukan dia di sana.

Dia menoleh. "Oh, hei. Aku ingin membuat capuchino tapi, tidak tau di mana tempat menyimpan,"

Aku tersenyum. "Biar ku ambilkan," Tawar ku yang kemudian bergerak maju untuk membuka nakas tempat biasa aku meletakkan cadangan kopi. "Kebetulan aku baru akan buatkan untuk Ethan, mau ku buatkan sekalian?"

Dia diam. Menatapku sekian detik sebelum menganggukkan kepalanya dan duduk, membiarkanku sibuk dengan gelas dan dua sachet capuchino. Sambil menunggu air mendidih, aku menarik selembar roti, berniat membuatkan sandwich untuk Ethan yang pagi ini akan ke kantor.

"Cara,"

Aku terperanjat ketika menoleh dan Grayson sudah berada tepat di belakang ku.

"Ya? Ada apa?" Tanyaku yang sedikit tidak nyaman dengan pandangannya yang terasa mengulitiku.

Dia diam. Membuatku tidak mengerti, namun begitu aku baru akan bergerak, dia menarikku dan menyatukan bibir kami tanpa terduga. Aku mendelik dan segera berontak ketika dia mendesakkan lidahnya mencari jalan.

Aku mencoba mendorongnya, namun cengkraman tangannya di kepalaku begitu kuat. Tanpa menyerah, aku kembali mendorongnya lepas dan kali ini aku berhasil. Di tengah tangis pedihku, aku menghadiainya sebuah tamparan keras, berharap dia sadar akan kesalahannya.

"Cara aku benar-benar merindukan mu..."

"Cukup, Grays!" Peringatku berbisik. Tak ingin ada yang tau hal ini. "Kau sudah melewati batasan mu.."

"Tapi, Cara..."

"Aku sudah bersuami, Grays. Aku mencintai suami ku,"

"Itu bukan cinta! Kau hanya..."

"Kagum? Itu yang mau kau katakan?" Sergahku di tengah air mataku yang sudah mengalir deras. "Aku tidak perduli dengan penilaian mu atau apapun yang akan kau katakan. Tapi aku memiliki perasaan, aku bisa membedakan antara kagum dan cinta. Aku tidak perduli dan tidak meminta mu untuk percaya, tapi aku yang merasakan dan itu yang aku rasakan!"

Choices!! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang