Chapter 6

31.1K 783 15
                                    

2part today..

Happy reading,

...........

"Aku tidak tau kamu bekerja di kantor, Dad. Apa sudah lama?" tanya ku pada Cara saat dia cerita kalau dia bekerja di salah satu kantor ayahku.

"Tidak, belum. Aku masih training."

"Benarkah?"

Dia tersenyum seraya mengangguk.

"Kalau begitu, tidak perlu membuat surat pengunduran diri, karna sebentar lagi kamu akan menjadi bagian dari kami." ujarku seraya memutar stir ke kiri dan berhenti di salah satu restaurant. "Ayo. Kita makan siang dulu!" ajakku. Cara diam. Pandangannya lurus ke depan. Menatap restaurant pinggir pantai yang bernuansa tenang tersebut.

"Dengar, Cara! Begitu kamu keluar dari mobil ini. Kamu harus bersiap kalau mata dunia akan menyorot mu kapan pun dan di mana pun. Tapi satu hal yang harus kamu ingat. Jangan pernah dengar apa kata orang yang tidak mengenal mu, jangan buka komentar di media sosial, kalau perlu nonaktifkan semuanya, dan jangan terlalu banyak memberikan penjelasan pada wartawan. Cukup sapa mereka, tersenyumlah dan selalu bersikap ramah. Okey?"

Dia menatapku kemudian mengangguk mengerti. Aku tersenyum seraya menjalankan sebelah tanganku untuk mengacak rambutnya. Dia memberenggut dan hal itu sangat terlihat menggemaskan.

"Di sebelah sana, ada paparazi. Cukup gandeng tangan ku dan masuk ke restaurant itu. Abaikan mereka ketika kita makan. Security akan melindungi pintu masuknya."

"Aku harap, aku bisa menghadapinya."

"Tentu saja kamu bisa. Let see!" Dan setelah berbicara begitu. Kami benar-benar keluar dari mobil, paparazi mulai mendekat, ada dua di samping Caramell dan tiga di sampingku. Menanyakan perihal perceraian. Sudah bisa ku duga. Tapi seperti yang aku katakan pada Cara. Kami tidak harus menanggapi mereka dan mulai bergandengan masuk ke restauran tersebut. Dua security langsung berjaga agar mereka menjaga jarak dari kami.

"Lihat? Seperti dugaan ku. Kamu bahkan melakukannya jauh lebih baik." pujiku dan seperti biasa dia hanya melempar senyum. "Mau pesan apa?"

"Aku ingin makanan yang tidak amis. Minum jus wortel sepertinya akan menyegarkan. Boleh aku pesan kentang goreng, garlic bread dan salad saja?"

"Kamu akan mendapatkannya. Sesuai keinginan mu."

"Terimakasih," balasnya ketika aku melambaikan tangan memanggil seorang waiters dan mulai memesan.

"Grayson sudah menghubungi mu?" tanyaku.

"Sudah, aku juga sudah memberi tahunya kalau hari ini kita akan mencari apartement."

"Bagus, jangan sampai dia berfikir yang tidak-tidak lagi padaku. Dia sangat posesif, sangat terlihat."

Cara hanya terkekeh saja. Dan ya, hari ini kami mencari apartemen baru untuk kami tinggali. Tentunya aku tidak bisa lagi tinggal di apartemenku sebelumnya, karna Nathalie yang akan menetap di sana. Dan tentunya aku akan mencari apartement yang jauh lebih besar dan nyaman untuk Cara. Dia gadis baik yang pernah ku temui. Jika gadis lain yang berada di posisinya. Aku yakin dia akan langsung menggugurkan kandunganya.

Soal Grayson. Dia sudah setuju. Seperti rencana awal, dia dan aku akan sama-sama menjaga Cara. Bukan berarti dia boleh menginap di apartement kami. Itu sangat mustahil. Jika ada yang melihatnya, dampaknya pasti sangat buruk untuk kami semua. Untuk itu, dia akan datang. Ketika aku juga ada di rumah. Dan syukurnya, dia setuju.

.....

"Kamu mau tunggu di mobil? Atau ikut turun?" tanyaku ketika kami sampai di apartement lama ku. Aku harus mengambil beberapa barangku yang tertinggal di sana. Dan ku harap, Nathalie  sedang keluar agar kami tidak bertemu. Aku masih memiliki kunci ke duanya. Jadi mudah saja bagiku.

Choices!! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang