Chapter 3

49.3K 822 23
                                    

Hello all,
Voment kalian berarti sekali untukku..
Happy reading..

........

Nathalie pov

Sialan, pilihan macam apa yang telah mereka berikan padaku. Aku bahkan tidak pernah berencana untuk hamil secepat itu. Tapi setelah seminggu yang lalu Ethan mengeluarkan ancamannya untuk bercerai ......

Sungguh brengsek. Aku benar-benar ketakutan hingga membuatku akhirnya setuju untuk hamil. Tentu saja keputusanku itu membuatnya sangat senang, dia bahkan tidak mau membuang waktu, di detik itu juga Ethan mengajakku menemui Dokter spesialis kenalannya.

Kami datang dan berkonsultasi. Selama ini memang Ethan sering kali sengaja menumpahkan cairan cintanya ke dalam rahimku. Beruntung, usahanya tersebut tidak pernah membuahkan hasil, padahal aku juga tidak pernah menggunakan kontrasepsi dalam bentuk apapun.

Ethan mengatakan hal itu pada Dokter, membuat kami sempat di periksa, takut kalau ternyata ada yang bermasalah di antara kami. Namun semua itu terbantahkan setelah hasilnya keluar, kami berdua sama-sama sehat dan tidak memiliki masalah apapun.

Akhirnya kemudian Dokter menyarankan dan memberikan pilihan pada kami, untuk mencoba melakukan program hamil dengan proses inseminasi atau bayi tabung.

Tentu saja aku memutuskan memilih proses Inseminasi. Awalnya Ethan ingin langsung mencoba proses bayi tabung. Tapi, bukan Nathalie namanya jika tidak pintar. Ya, aku berhasil memaksanya dan membuatnya setuju pada pilihan ku. Itu aku lakukan karna beberapa hari yang lalu. Aku sudah memasang kontrasepsi terlebih dahulu. Jadi aku tidak khawatir sama sekali.

Sejujurnya aku pun tidak tau, apa kontrasepsinya akan berhasil. Tapi aku harap semua bekerja dengan baik karna aku benar-benar tidak ingin merusak karir ku saat ini. Bukannya aku tidak ingin memiliki keturunan. Tentu saja aku ingin, tapi tidak sekarang. Aku akan menikmati apa yang menjadi keinginanku dan semua yang berhasil ku gapai saat ini. Nanti kalau aku sudah bosan, itulah saatnya aku hamil.

Terdengar sedikit egois memang. Tapi biarkan saja. Ethan dan keluarganya juga egois, bukan? Memaksaku untuk segera hamil. Aku rasa itu juga sangat, sangat dan sangat egois.

"Hei?"

Aku berbalik ketika Ethan menyapaku saat dia baru saja masuk ke kamar.

"Hei? Pulang cepat?"

Dia tersenyum seraya mengangkat sebelah alisnya. Seharusnya sih, dia pulang terlambat karna asistennya mengabariku kalau besok dia akan ada meeting penting. Mungkin di undur karna besok dia ingin mengantarku menjalani Inseminasi. Entahlah.

Melempar jasnya di atas sofa, Ethan membuka kancing kemeja teratasnya juga menarik kedua lengan kemejannya sebatas siku sebelum kemudian membuka lengan lebar-lebar bermaksud mengundang. Aku pun maju untuk membungkusnya erat.

"Love You," bisiknya tepat di telinga kiriku. Membuatku merinding karna nafas hangatnya berhasil menyentuh permukaan kulitku.

"Love you too, beib." balasku seraya sedikit merenggangkan pelukanku untuk bisa menatap wajah tampannya yang sialan membuatku tergila-gila. Pria ini bahkan satu-satunya pria yang berhasil membuatku jatuh cinta sebegitu dalamnya, rasanya aku benar-benar tidak menginginkan cinta dari pria selain dirinya.

Ya, memang. Ku akui aku sudah tidak virgin lagi ketika aku menikah dengannya. Tapi dia tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Bahkan sama sekali tidak pernah membahasnya. Aku masih ingat bagaimana malam ketika kami melakukannya. Ethan begitu terkejut saat miliknya berhasil menyatu dengan milikku begitu mudahnya. Tapi hanya sesaat sebelum kemudian dia kembali mencumbu ku. Bahkan setelah kami selesai bercinta, dia tidak mau  membahasnya dan menghentikan penjelasanku.

Choices!! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang