Hallo semua..
Happy reading...Enjoy..
...... ...........
Caramell pov
Aku mencoba membuka mataku perlahan. Rasanya badanku pegal dan kepalaku sangat pusing. Oh, Ya Tuhan.. Seberat inikah mengandung?
"Kau butuh sesuatu?"
Aku tertampar ke kiri begitu mendengar suara seseorang. Tubuhku terhenyak ketika melihat seorang laki-laki asing berada di kamarku.
Sial. Bagaimana bisa dia masuk? Di mana Mommy? Siapa dia?
"Kamu siapa? Jangan macam-macam!" suara ku bergetar ketakutan. Aku beringsut memeluk diri di atas kasurku. Siapa laki-laki ini? Hoodie, topi juga kondisi kamarku yang sedikit gelap membuatku sulit untuk menemukan wajahnya.
Dia mengangkat kedua tangannya ke udara. "Tenanglah. Aku tidak akan macam-macam." balasnya lembut sekali, entah sengaja dia buat selembut itu atau memang begitulah nada suaranya.
"Dengar, aku tau apa yang terjadi padamu. Maksudku, yang sedang kamu alami saat ini. Ah, aku benar-benar bingung menjelaskannya..."
Aku menautkan alisku seraya menatapnya bingung. Ku lihat dia juga begitu.
"Caramell?!"
Apa dia memanggil namaku? Tapi bagaimana bisa?
"Kamu tau nama ku?"
"Dengar! Aku tau semua tentang mu. Mungkin kamu juga akan mengenalku nanti. Tapi itu semua tidak penting. Sebenarnya, kedatangan ku kemari adalah untuk memastikan kondisi mu, apa kamu dalam keadaan baik atau sebaliknya. Tapi setelah ku pastikan, sepertinya aku harus membawa mu pergi dari sini."
"Apa?"
Membawaku pergi? Dia fikir dia ini siapa, bisa membawa ku pergi semudah itu.
"Caramell. Di sana, di dalam rahim mu. Ada kehidupan yang merupakan kehidupan ku. Janin yang tengah kamu kandung itu, dia adalah anakku!"
Aku mendelik menatapnya. Jadi? Dia ayah dari janin yang sedang aku kandung?
"Ya. Aku lah ayah dari janin yang saat ini sedang kamu kandung." lanjutnya seolah tau isi otakku. "Entah bagaimana ceritanya anakku bisa berada di rahim mu dan bukan istriku." ujarnya membuatku kembali teringat ucapan Dokter Vanessha.
"Aku yang salah. Aku tidak memastikan apakah pada saat itu nama ku yang di panggil atau bukan." suaraku hilang di akhir kalimat ku. Aku menangis, lagi.
"Tenanglah, aku tau ini pasti berat untuk mu."
"Mana bisa aku tenang? Ibu ku mencampakkan ku lebih dalam lagi. Ayah ku? Entahlah, walaupun dia terlihat mendukungku, tapi dia selalu sibuk dengan pekerjaannya, dan orang yang selama ini selalu ada di sampingku, tunangan ku. Dia menjauhiku, mungkin membenci ku karna mengira aku telah bermain-main di belakangnya."
"Siapa kekasih mu? Katakan! Aku yang akan memberikan pengertian padanya nanti!"
Aku menggeleng kuat. "Percuma. Dia sudah pergi, terakhir ku dengar dia pergi ke luar negri entah untuk tujuan apa."
Pundaknya melorot, ia menatapku prihatin. "Aku minta maaf untuk semua itu. Tapi, kita masih bisa menjelaskan yang sebenarnya pada ke dua orang tua mu, bukan? Kita akan jelaskan setelah mereka pulang. Okey?"
Aku diam. Tidak menjawab. Terpaku menatap mata tajam yang berwarna hitam pekat yang tak sengaja tersinari sedikit cahaya dari luar.
"Tapi tolong, mempertahankan janinku. Biarkan dia hidup dalam rahim mu! Aku akan memberikan semua yang kamu minta, aku berjanji. Kamu akan mendapatkan apapun yang kamu inginkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Choices!! - END
Romansa⚠ ⚠ +21 Warning!!!! Bijaklah dalam membaca!!! Cerita ini berisi konten dewasa +21!! - Caramell Nathalie Handsend - Ethan Dickson - Grayson Kenneth