Chapter 24

11.5K 473 53
                                    

Haaloo...
Hehehe.. Aku balik lagi membawa kisah Ethan dan Nathalie..

Happy Reading..

......

Hari ini, akhirnya aku sudah bisa pulang. Ibu dan Ayah Ethan yang juga datang membuatku sangat senang, aku jadi merasa banyak yang menyayangi ku.

"Cara?" Seru seseorang yang suaranya sangat familiar di telingaku. Aku menoleh untuk menatapnya. Dan seketika, mataku berbinar bersamaan dengan air mata yang mengumpul di pelupuk, aku melihat kedua orang tua ku datang.

Aku menatap Ethan yang tersenyum menatapku. Sepertinya dia sudah tau jika ayah dan ibu akan datang.

"Dad?" Lirihku tepat saat air mataku meleleh.

Aku turun dari kursi roda, mengabaikan seruan Ethan dan ke dua orang tuanya. Aku hanya ingin cepat bisa segera memeluk ayah.

"Cara, aku sangat merindukan mu.." Ujar ayah, suaranya terdengar parau seperti hampir menangis.

"Aku juga, Dad, aku sangat merindukan mu," Balasku, beberapa detik kemudian ayah merenggangkan pelukan kami membuat ku menatap ibu yang juga tersenyum padaku kemudian maju untuk memberiku pelukan hangatnya.

Aku pun membalas tak kalah erat. Kami menangis tersedu bersama. Entahlah, aku hanya merasa ada yang berbeda dari ibu kali ini. Walaupun dia tidak mengucapakan sepatah kata pun padaku, tapi tangisan dan pelukannya kali ini seolah sudah menjawab betapa dia begitu khawatir dan peduli padaku.

"Kita pulang sekarang?" Suara lembut Ethan, membuat ibu mengendurkan pelukannya.

Aku menoleh kemudian mengangguk setuju. Ethan juga memintaku untuk kembali duduk di kursi roda yang sudah sengaja dia bawa. Sebetulnya aku sudah sanggup jika harus berjalan. Tapi aku lebih memilih menurut pada suamiku, karna ku rasa, membantahnya akan percuma saja.

"Ethan?!"

Suara itu?

Aku kembali menoleh ke arah sumber suara dan memang benar, Brian lah yang datang.

Takut  kalau-kalau Ethan akan kembali menyerangnya, membuatku menarik lengan suamiku, untuk kemudian ku genggam kuat-kuat.

"Ada apa?" Tanya Ethan. Sepertinya dugaan ku yang mengira dia akan meledak-ledak, salah. Ethan bahkan bersikap lembut dan tenang seperti biasa. Bahkan mereka terlihat seperti tidak ada masalah sebelumnya.

"Aku sudah memecat Laila, dialah yang membuatkan susu untuk Cara dan memasukkan obat ke dalam susunya,"

"Apa maksud mu?"

"Seseorang membayarnya untuk mencelakai istrimu,"

"Sebaiknya kita bicarakan ini di rumah," Sahut ayah Ethan, yang akhirnya membuat kami semua bergegas untuk pulang. Aku juga penasaran, siapa sebenarnya yang ingin mencelakai ku. Jahat sekali.

Sepanjang perjalanan, Ethan hanya diam seraya menatap ke depan. Tangannya menggenggam tangan ku kuat, namun Pandangannya kosong. Bahkan dia sama sekali tidak merespon ku ketika aku mengusap dadanya, mencoba mencairkan suasana.

....

"Aku sudah menyerahkannya ke polisi." Sahut Brian ketika ayah mertua ku menanyakan keberadaan Laila saat ini.

"Okey, sekarang coba jelaskan padaku bagaimana kau bisa tau bahwa dia yang melakukannya?" Tanya Ethan.

Brian menghela nafas. "Hari itu, saat kau membawa Cara ke rumah sakit. Aku jadi panik, aku berusaha menghubungi dad dan mom. Aku mengelilingi ruangan dengan membawa perasaan cemas karna mom tidak kunjung menerima telepon dari ku, dan di saat itu juga, aku melihat Laila ke dapur, dia celingukan kemudian mengambil susu yang ada di meja pantry, dia hampir membuang susu itu, tapi aku menghentikannya. Aku juga bertamya milik siapa susu itu, dia bilang milik Cara. Aku segera mengambil dari tangan nya dan mendekatkan segelas susu itu ke hidungku. Di sanalah aku mencium bau obat. Untuk itu aku membungkus sisa susu itu ke plastik dan menyerahkan pada Steff untuk di teliti. Ternyata benar, susu itu sudah di campuri sesuatu hingga memicu kontraksi pada Cara.." Jelas Brian.

Choices!! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang