....
"Grayson?!" Seru Greisy terkejut melihat ku datang. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Tak langsung menjawab, aku memilih untuk menerobos masuk. Mataku menyapu tempat di mana Greisy tinggal saat ini. Di sebuah apartmen yang jauh dari kata mewah, sangat kecil dan pengap. Apartment ini hanya memiliki 4 ruangan saja, yaitu ruang tamu yang senpit, dapur beserta mini bar kecil di dalamnya, kamar mandi dan satu kamar tidur.
Aku menghela nafas sebelum berbalik menatapnya.
"Greisy, kau tau? Aku bisa membawa mu pergi bersama ku jika kau mau."
Dia diam.
"Bagaimana bisa seorang Greisy Kenneth tinggal di tempat seperti ini? Bagaimana kalau ada yang mengenalimu?"
"Hmm.. Untungnya itu tidak terjadi. Jangan menghawatirkan hal-hal yang jauh dari ancaman. Kau pikirkan dulu dirimu sendiri! Apa yang kau lakukan di sini? Kau tau apa akibatnya jika suruhan Brian sampai tau bahwa kau ada di sini?"
"Ya, aku tau...."
"Kau akan kehilangan kelamin mu!"
"Kecilkan suara mu! Tidak perlu di perjelas, aku sudah tau hal itu."
Dia diam.
"Aku hanya khawatir padamu. Kau sendiri dan tinggal di...."
"Daddy datang!!!" Seru seseorang dari arah pintu membuat kami menoleh bersamaan.
Mataku melebar begitu tau siapa yang datang. Pria sialan itu?
Dengan langkah lebar bercampur amarah, ku ayunkan tangan ku sekuat tenaga dan ku hantamkan pukulan ke pipi kirinya. Dia tersungkur.
"Grays!!" Seru Greisy yang bergegas membantunya. "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memukulnya?" Sentaknya padaku.
"Karna dia pantas mendapatkannya. Lagipula untuk apa kau membantu laki-laki brengsek yang sudah mencampakkan mu selama ini?"
Dia beranjak berdiri. "Itu urusan ku. Kau tidak tau apa-apa."
Aku menyipitkan mata mendengar jawaban itu.
"Oh, begitu? Jadi apa yang selama ini kau sembunyikan? Jangan karna mencintainya, kau menjadi buta dengan semua kesalahan yang telah dia perbuat terhadap mu juga anak kalian."
Greisy tersenyum mengejek. "Buta karna cinta. Kau mengingatkan ku untuk tidak buta karna cinta? Lalu kau sendiri apa? Kau bahkan menghalalkan segala cara untuk merebut mantan pacar mu yang jelas-jelas sudah memiliki suami."
"Apa yang kau katakan?"
"Aku mengatakan apa yang terjadi selama ini. Berkacalah sebelum kau menasehati ku. Luka datang padaku, dia meminta maaf, menyesal karna telah membiarkan ku sendirian selama ini. Dia datang dengan niat baik dan aku menerima itu karna aku tidak ingin anakku tumbuh tanpa seorang ayah. Sementara dirimu? Kau membunuh ayah seorang anak yang bahkan belum lahir...."
Aku mendelik mendengar hal itu. Sial, apa yang dia katakan?.
"Greis...!!"
"......berniat menjadi ayah pengganti untuk anak itu, tapi usaha mu sia-sia! Kau justru kehilangan semua kesempatan mu!"
"Cukup..."
"Bahkan aku sempat bertindak bodoh ingin menghabisi anak dalam kandungannya karna tak tega melihat mu hampir gila, kau sendiri terlalu buta dengan cinta mu pada Cara, lalu kau datang, memintaku untuk mengabaikan perasaan ku? Begitu? tidak bisa, kakak. Aku tidak akan menuruti mu!"
"Greisy!!" Peringatku.
"Apa?!" Lirih Luka. Aku meliriknya yang menatap kami bergantian seolah tak percaya dengan apa yang telah dia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choices!! - END
Roman d'amour⚠ ⚠ +21 Warning!!!! Bijaklah dalam membaca!!! Cerita ini berisi konten dewasa +21!! - Caramell Nathalie Handsend - Ethan Dickson - Grayson Kenneth