Chapter 18

16.3K 577 64
                                    

Grayson pov

"Jadi, apa kau ingin menyerah?" Itu pertanyaan Greisy setelah ku ceritakan apa yang sudah ku lihat dan ku dengar semalam.

"Entahlah, aku hanya tidak yakin akan kembali bersamanya, apa yang dia katakan pada Ethan semalam benar-benar membuat ku ingin mundur."

Greisy menghela nafas. "Itu artinya, aku harus bersiap untuk menyesuaikan diri lagi dengan calon kekasih mu yang baru," Katanya. "Dan..... Ku harap, kau bisa menemukan yang seperti Caramell. Kau tau aku paling sulit bertemu dengan orang baru, bukan?"

Aku menoleh menatapnya yang entah mengapa rasanya dia sedikit berbeda. "Ku kira kau tidak menyukai Cara,"

Greisy tersenyum miring. "Aku tidak bilang begitu. Sebaiknya segera temukan orangnya, selama dia bisa bersikap baik padaku, dan tidak membuat perhatian mu berkurang, aku akan mudah menerimanya. Tapi, jauh lebih baik, jika kau bisa membuat Cara kembali bersama mu.. Dia sangat berbeda dan aku menyukai segala sifatnya!"

Aku menangkup wajahku beberapa saat sebelum kembali menatap Greisy. "Aku benar-benar tidak yakin akan hal itu,"

"Tidak ada yang salah dari mencoba, kan? Jadi, coba saja dulu.." Katanya, menyemangati ku.

Aku tersenyum mengangguk, namun sedetik kemudian pandangan ku teralih pada perutnya yang masih rata. Rasanya aku masih belum percaya dia hamil di usianya ini. Dan pria itu, aku benar-benar harus mencari dan mendapatkannya secepat mungkin.

"Bagaimana kandungan mu?" Tanya ku, dia melirik ku sebentar sebelum kembali melipat beberapa pakaiannya.

"Baik. Aku akan periksa bersama Cara minggu depan. Doakan saja, keponakan dan juga adikmu ini selalu sehat,"

"Pasti!" Balasku, dia tersenyum. "Aku juga akan segera menemukan pacar mu yang pengecut itu. Akan ku seret dan ku bawa dia ke hadapan mu. Aku ingin lihat bagaimana dia meminta maaf dan berlutut mencium kaki mu.."

"Ayolah, Grays.. Aku tidak menginginkan itu,"

Aku mengernyit mendengar jawabannya. "Lalu? Kau akan membiarkan dia berkeliaran di luar sana tanpa mau tanggung jawab? Bodoh,"

Diam. Tidak ada jawaban.

"Tidak akan ku biarkan. Kecuali kau ingin membuat Dad dan Mom sekarat karna terkejut melihat kau pulang dalam kondisi berbadan dua tanpa ayahnya.."

"Aku tidak akan pulang, Grays!"

Aku tertawa mengejek. "Kau berkata begitu seolah tidak membutuhkan seluruh fasilitas dari Dad. Kau harus pulang. Untuk mom dan juga dad, kau harus!"

Glek

Aku menoleh ke depan saat pintu depan terbuka. Cara muncul bersama Ethan yang membawa sekantong plastik besar. Sepertinya mereka baru saja belanja, tawa dan senyum sumringah keduanya membuat hatiku rasanya terbakar. Tuhan, kuatkan aku!

"Kau langsung mandi saja. Akan ku buatkan kopi lebih dulu.."

Ethan mengangguk. Mencium bibir Cara sesaat sebelum dia pergi menuju ke kamarnya.

Aku bangkit dan berjalan mendekati area dapur. Cara begitu cantik dengan dress yang dia kenakan. Sangat anggun dan mewah.

"Kalian pulang terlambat," Itu adalah kalimat sapaan ku padanya.

Cara menengok dan tersenyum ketika  menemukan ku sudah duduk manis di mini bar.

"Iya, kami ada sedikit urusan. Kau mau kopi?" Tawarnya.

"Tidak terimakasih." Tolakku halus. Aku diam, namun mataku terpaku menatapnya. Memperhatikan setiap gerakannya yang tekadang aku merasa melihat Cara dalam wujud berbeda. Atau mungkin hanya perasaan ku saja, karna sekarang orang yang dia perhatikan bukan lagi diriku.

Choices!! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang