Happy reading and Enjoy...
........... ........... ........
Ethan pov
.
"Apa? Jadi hanya karna aku belum siap mengandung anakmu, kamu mau kita bercerai?" Suara Nathalie bergetar sedih. Kedua mata indahnya berkaca-kaca, sepertinya dia merasa terpukul dengan apa yang aku kabarkan padanya.
Aku diam menunduk. Berusaha sekuat mungkin untuk tidak menatapnya dan tetap bersikap angkuh. "Hanya itu pilihannya, Nath.."
Dan air matanya mengalir begitu saja. Membuat hatiku melonglong memaksa agar aku berhenti bersikap kasar dan segera membenamkannya ke dalam pelukanku. Tapi tidak aku lakukan. Aku juga harus mendapatkan jawaban penting ini darinya.
"Selama ini aku fikir kamu benar-benar mencintaiku, Nath. Tapi tidak. Ternyata aku salah, kamu lebih mencintai pekerjaan mu. Karirmu. Terlepas dari semua yang pernah aku lakukan, kamu bahkan tidak pernah sedikitpun menginginkan kehadiran seorang anak di tengah-tengah kita, kamu terlalu sibuk dengan dunia mu sendiri hingga mengabaikan tanggung jawabmu dan kewajibanmu sebagai seorang istri." lanjutku masih dengan suara yang ku usahakan sangat halus.
Tapi untuk kata-kata barusan, aku tidak bohong. Nathalie memang sangat mencintai pekerjaannya hingga terkadang lupa dengan kewajibannya sebagai istriku. Melupakan kodrat perempuan, bahkan sepertinya dia sama sekali tidak tertarik untuk menjadi seorang ibu.
"Ethan, kamu tau aku mencintaimu. Tolong, beri aku pilihan lain.." dia berdiri mematung di hadapanku. Menatapku dengam air mata yang terus keluar dari bola indahnya.
Sialan, karna itu begitu menyiksa sekaligus membuatku merasa puas karna berhasil mengalahkan egonya. Kuharap.
Lagi pula aku juga ingin tau. Sebatas mana dia mencintaiku dan sekeras apa dia ingin mempertahankan rumah tangga kami. Atau hanya aku selama ini yang mencintainya? Entahlah..
"Tidak ada pilihan lain lagi, Nathalie. Sekarang giliran mu untuk memilih!"
Dia menggeleng lemah, menatapku dengan mata kebencian. "Ini bahkan bukan pilihan. Kamu terlalu ambisi untuk memiliki anak sehingga keegoisanmu itu sudah berhasil menyakitiku." katanya membuatku sedikit tersinggung.
"Tidak perlu membicarakan ego disini." Tunjukku marah. Ya, kali ini aku benar-benar marah padanya. "Kalau aku egois. Lalu kamu apa? Kamu jauh lebih egois dari yang aku tau sebelumnya. Aku hanya meminta hak ku sebagai seorang suami. Tapi apa? Kamu justru hanya memberiku kekecewaan. Aku tidak ingin apapun, aku hanya ingin seorang anak, keturunanku, hasil dari pernikahan kita. Aku juga tidak akan menghalangi mu melanjutkan karirmu sebagai seorang model. Aku akan mengijinkan mu melanjutkan karirmu setelah kamu melahirkan nanti, tapi sepertinya harapanku padamu akan tetap menjadi mimpi saja. Jadi aku sudah memutuskan untuk memberimu dua pilihan itu."
"Tapi mengandung hanya akan merusak segalanya, bukan hanya reputasiku, karir yang sudah ku gapai selama ini, tapi juga badanku. Kamu tau perubahan akan terjadi pada setiap wanita setelah mereka melahirkan, bukan?"
Ah. Ternyata itu alasannya?
Aku menyipitkan mata. Tidak menyangka dia akan mengatakan hal semenyakitkan ini.
"Jadi apa tujuanmu menikah dengan ku?" sentakku sekali lagi membuatnya terhenyak kaget.
Serius. Mendengar jawabannya tadi, aku mulai tidak perduli jika setelah ini kami akan bercerai sekalipun.
Hening. Suasana menjadi sunyi untuk beberapa saat sebelum kemudian aku meraih jaket ku dan melangkah menuju pintu.
"Ethan!!" serunya memanggil. Membuatku berhenti. "Mau kemana? Kita belum selesai bicara." tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choices!! - END
Romance⚠ ⚠ +21 Warning!!!! Bijaklah dalam membaca!!! Cerita ini berisi konten dewasa +21!! - Caramell Nathalie Handsend - Ethan Dickson - Grayson Kenneth