"Bwahahahahaha,"
"Mimpi lo ketinggian!!"
"Bener tuh ntar kalau mimpi lo ketinggian kalau jatuh sakit banget cuy,"
"Gak berubah juga ya mimpi lo itu? Bukannya itu mustahil ya buat seorang Nida?"
"Lo itu gak cocok jadi aktris Da, lo itu cocok nya jadi orang yang ngurus kabel tuh,"
"Pft...cocok tuh cocok. Daripada aktris ketinggian banget mimpi lo. Sadar diri kek,"
Begitulah kurang lebih orang-orang yang selalu mentertawakan dirinya setelah mereka tau apa mimpinya.
Semua orang, bahkan keluarganya juga kecuali sang mama. Hanya sang mama lah yang selalu mendukungnya, yang selalu menyemangatinya ketika ia hampir putus asa.
Hanya sang mama lah penyemangatnya saat ini. Hanya beliau yang selalu mendengarkan keluh kesahnya.
Jika kalian pikir Nida tidak sakit hati. Kalian salah. Ia sakit, teramat sakit. Siapa yang tidak sakit mimpinya ditertawakan semua orang?
Untuk itulah saat ia SMP ia tak mau memberitahukan mimpinya tapi entah apa yang terjadi, entah siapa yang menyebarkan bahwa mimpi seorang Nida adalah menjadi seorang aktris.
Tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur bukan? Yang ia harus lakukan sekarang adalah membuktikan kepada semua orang terutama yang mentertawakannya bahwa ia bisa meraih mimpinya.
Ia akan membuktikan bahwa semua orang berhak memiliki mimpi setinggi tingginya asalkan ada usaha untuk meraih mimpi itu.
Dan Nida akan membuktikannya. Nida akan tunjukkan kepada dunia bahwa ia bisa menjadi aktris terkenal. Dan ia yakin ia bisa membuktikannya.
Ia akan membuktikannya, tunggu saja. Ia yakin orang yang mentertawakan nya akan menyesal suatu saat nanti. Ia bisa pasti bisa
Tbc
Prolog sudah meluncur tunggu part 1,2, 3, dan seterusnya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
En Dröm [COMPLETE]
Teen Fictionen dröm dalam bahasa Swedia artinya sebuah mimpi. "Masih yakin bisa jadi artis lo?" "Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Asalkan kita mau aja berusaha untuk mencapai apa yang kita inginkan," -Tria Fanida-