"Kejarlah mimpi mu apapun yang terjadi"
•••
Nida POV
"CUT!"
"Oke istirahat 30 menit," ujar sang sutradara.
Aku menghela napasku. Akhirnya selesai juga. Sebenarnya cukup lelah berakting. Aku seperti robot yang harus dituntut ini itu dan mengharuskan tampil sempurna di depan camera.
Aku berjalan menuju tempat istirahatku yang sudah disediakan. Tak lupa aku memesan makanan dan minuman karena sedaritadi belum ada asupan yang masuk ke dalam tubuhku.
"Hai," sapa Reza saat berada di sampingku.
"Eh, hai kak," balasku.
"Gimana? Capek?" tanya ka Reza dengan nada yang lembut. Dijamin akan membuat kaum hawa baper tak terkecuali diriku.
"Lumayan. Pegel juga nih kaki berdiri terus," ucapku.
Ka Reza terkekeh, "sabarin aja. Kalau sungguh-sungguh nanti juga cepet kelar dan bisa pulang cepet,"
"Oh iya makasih loh kak aku banyak pengalaman saat akting sama kakak," ujarku sungguh-sungguh.
Aku beruntung bisa adu akting dengan ka Reza. Siapa coba yang tak mengenal seorang Reza Rahadian? Semua orang berlomba-lomba supaya bisa berakting dengannya. Dan aku salah satu orang yang beruntung itu.
"Sama-sama. Kakak juga masih belajar kok," ucap ka Reza sambil tersenyum.
Aku sempat terpana dengan senyuman ka Reza. Senyum yang begitu manis dan tanpa sadar aku juga ikut tersenyum dengan mata yang masih memandang ka Reza.
"Ganteng," gumamku.
"Apa?" tanya ka Reza.
Aku mengerjapkan mataku. Mampus kenapa coba ini mulut gak bisa di rem?
"Ehh...enggak. Gak apa apa kok. Aduh,"
Entah datang dari mana, tiba-tiba ada debu yang masuk. Spontan aku mengucek mataku. Mau nangis tapi malu ada ka Reza jadi aku kucek sampai berair dan merah.
"Eh ... jangan di kucek Da. Sini aku tiupin," ka Reza pun mencodongkan badannya ke arahku.
Makin dekat, makin dekat. Aduh jadi deg-degan. Pokoknya jantung serasa mau copot. Ya allah, ka Reza makin ganteng kalau dilihat dari dekat gini ternyata batinku.
Jantung jangan copot please, jangan pingsan juga. Tinggal satu jengkal lagi dan ..........
Byuuurrrr....
"Huaaaa bocorrr," teriak ku spontan.
"Bangun udah jam berapa ini kamu masih enak-enak molor. Tuh di depan udah ada Via yang nungguin kamu. Mandi sana," ucap mama.
Ya beginilah keseharianku, selalu dibangunkan dengan cara diguyur air dingin. Padahal masih pagi. Heran aku dengan mama ku itu. Maunya apa sih? Aku pun meraih handphone dan melihat jam. Aku mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
En Dröm [COMPLETE]
Teen Fictionen dröm dalam bahasa Swedia artinya sebuah mimpi. "Masih yakin bisa jadi artis lo?" "Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Asalkan kita mau aja berusaha untuk mencapai apa yang kita inginkan," -Tria Fanida-