6. Kemunculan Bella

1.3K 59 21
                                    

Arga: Ze, nanti Noel datang ke apartemen Raline

Satu pesan dari Arga berhasil membuat kening berkerut. Alisnya pun sudah ditautkan dan tersirat rasa bingung di benaknya.

Zefa: Loh kenapa gak kamu aja yang ke sini?

Balasan dari pesan Zefa masuk tak sampai satu menit.

Arga: Aku ke sana juga kok

Kerutan di keningnya makin bertambah. Maksudnya apa? Otak Zefa tidak dapat mencernanya. Kenapa Noel yang datang ke apartemen Raline untuk menjemput nya? Kenapa.... Ah! Zefa tahu! Ini pasti rencana Arga untuk membuat Raline dan Noel berjumpa!

Arga: Tapi kamu bisa kan bantu mereka. Maksud aku, nanti kalo Noel datang, kamu pura-pura ke mini market dekat sana atau apalah. Pokoknya kamu harus punya alasan untuk keluar dan tinggalin mereka berdua. Bantu mereka dekat, Ze.

Bantu mereka dekat ya? Zefa tampak menimbang-nimbang permintaan ah lebih tepatnya perintah yang terdengar sangat memaksa itu. Ekor matanya melirik kearah Raline yang saat ini tengah memakaikan nail polish di tangannya.

"Kapan suami Lo datang, Ze?" Zefa tersentak dari lamunannya.

"Eum... Mungkin sebentar lagi." Ucapnya sambil mengigit bibir bawahnya. Ia... Masih bingung. Antara memikirkan perasaan Raline atau permintaan Arga yang terdengar sangat memaksa.

Ting... Tong.....

Bel apartemen Raline berbunyi. Pertanda ada seseorang tamu yang datang.

Itu pasti Noel!! Batin Zefa sembari melirik Raline yang sedang berjalan menuju pintu apartemennya.

Sebelum Raline memuntahkan lahar pijar ke adik iparnya, Zefa berlari dan menyusul wanita itu. Zefa tak ingin adik iparnya itu dimakan oleh calon tunangannya sendiri.

"Ngapain Lo disini?!" Terlambat! Zefa terlambat! Raline sudah membuka pintu dan mendelik tak kala mendapati wajah Noel yang seperti sedang mencari kesegaran udara akibat kecapean menaiki tangga. Salahkan lift yang penuh itu, sehingga dia harus menaiki tangga tak ingin lama menunggu lift itu turun kembali.

"Kak, pulang yuk. Aku gak mau makan granat langsung buatan Kim Jong un di sini!" Ucap Noel kepada Zefa. Tak acuh akan keberadaan Raline di depannya.

Zefa tersenyum kikuk. "Bentar lagi aja, dek. Masuk dulu yuk." Ajak Zefa membuat Raline melemparkan delikan tajam ke arahnya. Raline tak habis pikir akan Zefa. Dia seperti merasa yang punya apartemen saja!

Mata tajam milik Noel melirik Raline yang sedang menahan kesal. "Gak mau ah. Tuan rumahnya kayak gak menginginkan keberadaan aku disini. Padahal ini pertemuan pertama kami." Gerutu Noel terdengar sangat menjengkelkan di telinga Raline.

Raline tersentak tak kala mendengar ucapan menjengkelkan bagi nya. "Yaudah bagus! Sana pulang!"

Mata Raline semakin melebar dan mendelik tak kala Noel membalas menatapnya tak kalah tajam.

Sedangkan Zefa, dia sudah menghembuskan nafas kasar. Dia menyerah. Ini yang mau dinikahkan? Jangankan dinikahkan, di dekatkan saja kayak kucing dan tikus.

"Enggak ah. Nanti aja, soalnya kakak mau buat makan malam di sini." Ucap Zefa membuat keduanya makin mendelik kepadanya.

Tenggorokan Zefa terasa kering tak kala Raline mengucapkan sebuah kalimat mengancam jiwa dan raga nya. "Mau mati Lo?" Ucap Raline tanpa suara.

"Udah. Bentar aja kok masaknya. Eh tapi tadi kayaknya bahan-bahannya habis deh. Aku ke supermarket bawah dulu ya, beli bahannya." Ucap Zefa dengan nada santai walaupun jantungnya sudah ingin mencelos dari tempatnya.

Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang