Bagian 21

3.5K 389 36
                                    

Author pov

Beberapa menit kemudian, Kyuri balik dengan beberapa kayu di pelukannya. Ia menghampiri Felix yang sedang duduk sambil memandang langit malam. Entah apa yang dipikirkan namja itu.

Kyuri duduk di samping Felix, dia mengambil 2 buah batu dan menggesekkan nya satu sama lain. Dia akan membuat api, seperti pada zaman purba.

"Lo ngapain?" tanya Felix.

"Buat api lah"

"Emang bisa kek gitu?"

"Bisa lah. Udah diem aja, jangan banyak bacot"

Felix pun berhenti berbicara, ia hanya memerhatikan Kyuri.

Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya api pun berhasil dinyalakan. Api itu merambat pada kayu bakar.

Kyuri melepaskan genggaman tangan dari batu dengan lemas. Tangannya sudah merah dan rasanya perih sekali. Ia menghembuskan nafas pelan.

Dia menggeser pantatnya, menjadi lebih dekat dengan pohon, lalu menyenderkan badannya. Keduanya memandang langit gelap di atas sana.

Malam ini, langit tidak terlalu dipenuhi bintang-bintang. Hanya ada beberapa bintang di atas sana dan hanya ada satu bulatan yang indah dan terang bernama bulan.

"Lo inget ri?" Kyuri mengalihkan pandangannya.

Dia menunggu kalimat yang keluar dari bibir Felix berikutnya.

"Dulu, setiap malam minggu, kita berlima pergi ke rooftop nya rumah Hyunjin. Kita liat langit malam. Walau ga setiap hari langit nya penuh dengan bintang yang indah, namun kita tetep berusaha buat liat langit setiap malam itu"

Kyuri mengalihkan pandangannya ke langit lagi, mengingat kenangan indah itu.

"Gue kira saat-saat itu ga akan berakhir. Tapi ternyata gue salah" lanjut nya.

"Gue juga. Masa depan ga ada yang tau kan?"

"Ya. Gue tau hidup itu berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang seneng, kadang sedih. Kadang tawa, kadang air mata"

"Dan gue lelah akan itu semua"

"Semua orang pernah ngerasain apa yang lo rasain. Lo boleh cape, lo boleh lelah. Lo harus istirahat, bukan nyerah"

Kyuri mengalihkan pandangannya ke arah Felix. Yang dipandangnya, masih menatap langit atas sana. Matanya berbinar indah mengalahkan bulan di atas sana.

"Sekarang lo istirahat. Besok lo bangkit lagi dan berusaha lagi. Oke?" Felix mengalihkan pandangannya ke arah Kyuri.

Sesi tatap menatap pun terjadi. Kedua nya menatap satu sama lain. Tepat dimata lawan nya masing-masing.

"Ya. Gue mau tidur" Kyuri mengalihkan pandangannya dari Felix.

Ia mulai mencari posisi enak buat tidurnya.




Puk




Kepala Kyuri tiba-tiba digerakkan ke arah kanan. Kepalanya menjadi bersandar di bahu Felix. Dan yang menggerakan kepala Kyuri adalah tangan kecil Felix.

Kyuri tadinya mau memberontak, namun niatnya itu ia urungkan. Dia benar-benar sudah lelah dan tidak punya tenaga untuk berdebat nantinya.

Keduanya terdiam dengan mata terbuka. Merasakan dinginnya tiupan angin, walaupun di depan mereka ada api unggun.

Tangan Felix meraih tangan kanan dan kiri Kyuri, melihat telapak tangan Kyuri yang sudah merah, lalu mengelus pelan dengan ibu jari nya.

"Aww" ringis Kyuri.

My Enemy is My Husband | ft. Lee Felix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang