🌼🌼🌼Kami sama-sama terkejut, melihat orang yang sama-sama andil dalam pernikahanku. Terutama Rosa, yang dengan munafiknya mengatakan aku jalang tanpa melihat dirinya sendiri. Lihatlah! Bahkan ia telah berbadan dua sekarang.
Aku dan Refan segera menurunkan semua dan langsung pamit.
"Tunggu!" Arya berteriak.
"Maaf, kami harus mengantar pesanan orang lain. Terima kasih untuk orderannya." Ucapku sesopan mungkin, walau bagaimanapun mereka adalah pelanggan.
Di dalam mobil, aku tak dapat menahan tangis. Bukan karena menyesali pernikahanku, tapi aku rindu Rossa. Meskipun aku kecewa sama dia, tapi jujur, hati ini merindukannya.
Aku dan Rossa sudah bersahabat sejak SMA. Sudah begitu banyak waktu yang kami lalui bersama. Maka dari itu, hati ini langsung terluka melihat pengkhianatannya. Kecewa!
🌼🌼🌼
Beberapa hari kemudian, sebuah notifikasi masuk dari gawaiku. Sebuah bukti transfer dengan nominal sepuluh juta rupiah. Kulihat nama pengirim. Rossa?
Beberapa menit kemudian, lampu gawaiku menyala lagi, kali ini sebuah pesan, dari Arya.
[Assalamu'alaikum, Lina. Ini aku, Rossa. Pertama, aku ingin meminta maaf atas semua yang telah terjadi di hidupmu. Maaf karena kamu jadi ikut kena getah atas perbuatanku dengan Arya. Aku terpaksa, Lin. Papi dsn Mami memaksaku untuk melempar kesalahan ini ke orang lain. Jika tidak, mereka akan mengusirku. Kamu tau betul gimana sifat mereka, kan? Aku sudah berhenti kuliah, begitu pula dengan Arya. Kami membangun usaha konveksi. Datanglah, Lin. Aku ingin menjelaskan semua. Dan tadi, aku sudah transfer sepuluh juta, sebagai permintaan maaf aku.]
Aku hanya membaca pesan itu, tanpa bermaksud membalasnya. Sebagai permintaan maaf dia bilang? Norak sekali caranya! Dia pikir aku ini apa?
Maaf, Ros, aku luka ini masih menganga. Belum pulih sepenuhnya.
Aku dikejutkan oleh tepukan di pundak. Seraya beristighfar, kubalikkan badan untuk melihat siapa yang barusan melakukan itu. Refan!
"Aku udah salam dari tadi, tapi nggak ada sahutan. Taunya malah lagi mewek di sini sambil liat gawai. Kenapa sih? Istrinya Gunawan hamil?"
Gunawan lagi! Bosan!
"Apaan sih. Mentang-mentang taunya Gunawan doang yang mantan aku, jafi apa-apanya Gunawan. Nggak usah suka kaya gitu ah!"
"Oh, jadi mau pamer karena banyak mantan?" Ledek Refan sambil melepas kemejanya.
"Nggak jelas!" Aku beranjak menuju dapur untuk memanaskan makanan dan membuatkan teh manis hangat untuk Refan. Ini sudah menjadi rutinitasku sehari-hari.
Ngomong-ngomong soal mantan, sebenarnya ada satu pria yang hingga saat ini masih mampu menggetarkan hati ketika mendengar namanya. Rafa.
Senyum di wajah otomatis mengembang jika menyebut atau mendengar nama itu. Entah karena dia cinta pertama atau hati ini masih mengharap ia kembali. Padahal, setelah putus dengan Rafa, aku kembali berpacaran dengan Gunawan.
Aku menggeleng sambil mengusir bayang-bayang mereka. Kini di hidupku, sudah ada Refan. Cukup dia saja, aku sudah bahagia.
"Oh iya, Mas Af besok pulang dari Makassar. Mau bawa calon istri katanya. Jadi kemungkinan kita akan menginap di rumah Mamah."
Aku hanya mengangguk. Mas Af, kakak Refan. Kami memang belom pernah bertemu, karena sewaktu aku dan Refan menikah, Mas Af tidak dapat cuti kuliah. Sedang menyiapkan skripsi, katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA (THE LOVE STORY)
RomanceRefan dan Lina, 22 tahun, harus menikah karena di tuduh menjadi pelaku video tak senonoh. setelah diketahui siapa sebenarnya pelaku tersebut, keduanya pun tetap menikah. kehidupan yang sebenarnya telah menunggu mereka untuk berjalan.. baca terus ke...