PART 16

2.7K 191 15
                                    

Esok harinya, aku berpura-pura tak sengaja bertemu dengan Lina. Kubuat skenario sebaik mungkin agar terlihat alami. Ah, Lina. Sebentar lagi kamu akan jadi milikku.

Awalnya aku berpura-pura pergi ke kelasnya mencari Dhony, sepupuku, yang satu kelas dengannya. Aku bertanya padanya, di mana Dhonny?

Setelah itu, kami jadi dekat. Layaknya sahabat hingga kami akhirnya memutuskan kuliah di universitas yang sama. Aku menuna satu tahun untuk bisa satu angkatan dengan Lina.

Malam ini, aku mengajak Lina menonton di bioskop. Ia tampak manis menggunakan dress selutut dan bando berwarna merah muda. Uh, lucu sekali. Tak sabar ingin membuatnya di pelukanku.

Lambat laun, hubungan kami makin akrab. Hingga pada suatu hari, aku memergoki Arya dan Rossa tengah melakukan hal-hal yang tidak senonoh ruang UKS. Waktu itu,ruang kesehatan kami memang berbentuk bilik. Ada tiga bilik jumlahnya. Mungkin mereka mengira bahwa di sini tak ada siapapun.

Segera kuambil gawai dan merekam mereka. Ketika telah selesai, aku ketok pintu dan sekarang, mereka tengah memandangku dengan mata terkejut, cemas dan khawatir. Aku buatlah negosiasi pada mereka. Dan mereka setuju. Asal kalian tahu, Rossa ini sahabat 'kental' nya Lina. Maaf, Lina sayangku. Hahaha
🌼🌼

Pagi ini aku bangun lebih cepat karena akan melancarkan aksi. Kukatakan padanya untuk tidak berangkat, seolah aku sedang melindunginya. Namun dia 'ngeyel', tetap berangkat ke kampus dan akhirnya menjadi bahan olok-kan orang lain.

Lalu, kembali aku datang bak satria untuknya. Kutawarkan menikah denganku agar gosip itu segera mereda. Mamahpun ikut andil dalam rencanaku. Sungguh, Dewiku sangat baik.

Rencana berjalan lancar, akupun sudah bertekad akan berbuat baik padanya dan tak menuntut yang macam-macam. Kehidupan kami pun mengalir seperti air. Tapi, suatu ketika, ia mengajakku ke pernikahan temannya. Aku yakin, dia mantannya, karena aku pernah melihat mereka bersama. Mantan setelah Mas Af. Meskipun Lina tak pernah mengenalkan padaku, tapi aku ini sudah layaknya penguntit dirinya. Semua tentangnya pun aku tahu.

Benar saja! Ia adalah Gunawan. Mantan Lina. Sialan! Selera makanku menghilang. Setelah menyalami pengantin dan tak lupa memperkenalkan diri, aku mengajak Lina untuk pulang.

Kami melanjutkan kehidupan seperti biasa, meskipun terkadang aku menyenggol masa lalunya bersama Gunawan. Tapi dia tetap sabar. Aku makin mencintaimu, Lina.

Dua minggu kemudian, aku mendegar Mas Af akan pulang. Shit! Aku harus mencari cara agar Lina tak berpaling kepadanya lagi. Ah! Aku ada ide!

Setelah mandi, aku sengaja memakai baju di luar. Setelah membuka pintu, nampak Lina terkejut melihatku. Rona merah terlihat di pipinya. Uh, manisnya!

Kudekati ia, dan kulancarkan aksiku sebagai seorang suami. Dan berhasil! Jangan tanya kelanjutannya, karena kalian tak akan kuat mendengarnya. Hahaha

Beberapa hari kemudian, sebelum kami berangkat ke rumah Mamah untuk menginap, aku mendapati Lina tengah muntah-muntah. Akankah ia hamil? Bagus!

Kami sampai di rumah Mamah, lalu turunlah tokoh utamanya. Rafa. Aku seolah menonton drama korea ketika mereka bertatapan. Aku benci melihat ini, tapi juga mengasyikkan.

Keesokannya, aku pulang ke kontrakan sebentar untuk mengambil baju. Tak ingin berlama-lama, takut Lina dan Mas Af berduaan.

Ternyata betul! Mereka bahkan tengah berpelukan. Sialan! Lagi-lagi aku kecolongan. Setelah sekian lama, apa cinta kalian masih utuh?

Bukankah aku sudah membayar Astrid untuk mendekatimu, Mas? Kurang asem! Apakah Astrid berbohong padaku?

Kutelpon ia, tapi tak di angkat. Lalu kucoba menghubungi hotel tempatnya menginap, katanya ia telah check out kemarin. D*mn!

Kuatur suara sedatar mungkin. Lalu, "Apa-apaan ini?" Kataku sambil menatap tajam mereka. Oh, lihatlah! Mereka sama-sama terkejut! Kulangkahkan kaki menuju Lina. Tanpa sadar aku membentaknya, lalu tangan ini mulai terangkat, bermaksud untuk mengelus pipinya agar Mas Af cemburu. Namun gagal karena mereka mengira aku akan menampar Lina. Dan kini, Rafa sialan ini sudah memegang tanganku bak pahlawan. Hebat!

Setelah menyuruh Lina masuk ke dalam rumah, kudorong Mas Af hingga terjatuh. Kutonjok mukanya sekeras mungkin. Aku membabi buta! Dia lupakah? Bahwa aku ini pemenang Olimpiade Taekwondo se-provinsi?

Nyaris saja aku membunuhnya, jika Lina tak datang bak Dewi untuk Af. Untuk pertama kalinya, Lina membentakku. Aku terkejut sekali.

Ia membawa Af ke rumah sakit. Meskipun aku telah melarangnya, namun tetap saja mereka berangkat. Baiklah ... Baiklah! Aku akan melakuka cara jitu untuk membuat kalian terpisah lagi! Lihatlah!

Setelah aku meninum satu botol obat penenang yang aku sembunyikan di bawah kasur, aku tergeletak di depan pintu. Sengaja, biar nanti mereka merasa bersalah melihatku begini.

Samar kudengar suara perempuan berteriak memanggil namaku. Bukan Lina, tapi Mamah. Ah, Dewiku. Ke mana saja dari tadi? Aku membutuhkanmu. Setelah itu semua gelap. Aku tak mengingat apapun.

Aku sadar tanpa Lina di sampingku. Malah lelaki sialan ini yang mengurusku sekarang. Kutanyai Mamah dan Mas Af ke mana istriku pergi. Tapi tak ada yang menjawab. Kutelpon Bunda, mertuaku yang tersayang. Namun katanya, Lina telah pulang ke rumah. Lalu balik kutelpon Bu Mira, tetangga sebelah rumah. Dia orang yang kusuruh untuk mengawasi istriku ketika aku bekerja. Hebat kan? Namun nyatanya, Lina tak ada di kontrakan. Sial! Ke mana sebenarnya kamu, Lin!

Kupaksa Mamah dan Mas Af untuk menjawab. Namun di luar dugaan, Mas Af berkata jika kemungkinan Lina pulang ke Purwokerto.

"Dari mana Mas tahu?" Aku bertanya penuh dengan kecurigaan.

"Kemungkinan. Mas pernah ke sana juga."

Oh, ternyata Mas-ku ini kenal hampir seluruh keluarga Lina? Aku kalah telak!

Kusuruh Mas Af untuk menyusul Lina ke Purwokerto menggunakan kereta. Kemungkinan mereka akan berangkat kessna.

Sedangkan aku bersama Mamah dan Bunda. Kuatur rencana supaya Lina dan Mas Af nantinya akan kena marah Bunda karena berduaan. Ah, asyik sekali keliatannya!

Kami telah sampai di Purwokerto. Benar juga! Mereka tengah duduk berdua di depan rumah. Kulirik Bunda. Terlihat beliau terkejut melihat pemandangan di luar sana. It's show time!

"Lho, Nak Rafa?" Aku terkejut karena sekarang, terdapat binar di mata Bunda. Apakah rencanaku akan gagal kali ini?

Bersambung..

🌼🌼

Terima kasih admin dan moderator.

🌼🌼🌼

Next time, lanjut POV LINA lagi ya zheyeenk.

Terima kasih sudah membaca ❤️

NIKAH MUDA (THE LOVE STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang