PART 6

3.6K 202 11
                                    

Tidurku terusik suara gemericik. Aku menoleh ke samping, Refan sudah tidak di tempatnya. Jam berapa ini?

Ceklek.
Pintu terbuka, keluarlah lelaki yang hanya mengenakan handuk. Duh, padahal ini bukan kali pertama aku melihatnya bertelanjang dada. Namun hati ini masih terus berdetak tak karuan.

Kulempar senyum padanya, hendak mengatakan sesuatu. Namun kuurungkan melihatnya melengos saat melihatku tengah menatapnya. Sial!

"Kamu kenapa sih? Beneran cemburu sama Gunawan?" Tanyaku menghampirinya.

"Ngapain cemburu sama sampah."

"Dia bukan sampah!" Enak saja, dia itu manusia. Aku tak suka jika ia menganggapnya sampah. Bukan berarti aku masih ada rasa sama Gunawan. Tapi gak etis ketika menganggap orang lain itu sampah.

"Bela terooss!" Katanya sambil membanting lemari.

Aku mengernyitkan dahi. Benar-benar nih orang!

Setelah mencuci muka, aku berlalu ke dapur. Bodo amat dengan manusia yang tengah menatapku dengan mata tajamnya itu!

Kubuka kulkas, mengambir telur dua butir. Lalu mengambil nasi. Niatnya membuat nasi goreng untuk sarapan dan telur dadar isi wortel untuknya bekerja. Bagaimanapun, dia harus berhemat, mengingat ini hari pertamanya bekerja.

"Gak usah bawain bekal." Katanya tuba-tiba, datar.

"Kenapa?"

"Dapat jatah makan."

"Tetep aku bawain."

"Lin.." katanya seakan memohon.

"Bilang aja masakanku ga enak!" Lho, kenapa aku jadi kesal begini?

"Bukan begitu, Lin. Aku ga mau nyusahin kamu."

"Alasan!"

"Hey! Masih pagi ini. Kenapa berantem?" Bunda menengahi.

"Besok, Lina mau kursus masak aja, Bun. Biar suami mau di bawain bekal." Kataku sambil masuk ke kamar. Membereskan baju karena hari ini kami akan pulang ke kontrakan.

"Aku berangkat dulu ya?"

"Hm." Jawabku singkat.

"Aku udah sarapan kok, bekalnya juga sudah aku masukin ke dalam tas. Do'ain semoga lancar ya?"

Aku hanya mengangguk. Ada kelegaan di hati ketika ia mau membawa bekal buatanku.

Aku tersentak ketika tiba-tiba tangannya menarikku ke dalam pelukannya. Hatiku bergetar di peluknga, pun dengannya.

Ia menarik diri, menatapku lalu mencium kening. Kening siapa? Ya aku lah!

"Maaf." Ucapnya lirih. Sementara aku? Berusaha keras untuk tidak gemetaran, karena ini pertama kalinya ia menciumku. Walau sekedar kening. Entah besok. Eh?

Aku memasang senyum, "Hati-hati. Nanti pulang aja ke kontrakan. Aku pulang ntar siang."

"Ya sudah, aku naik ojek online aja."

"Gak usah, bawa aja motornya. Lagian kontrakan juga nggak jauh dari sini."

🌸🌸🌸

Akhirnya aku kembali ke kontrakan. Langsung nyapu, ngepel, dan membereskan barang yang kemarin belum sempat di letakkan di tempatnya.

"Sayuur!" Terdengar teriakan abang sayur di depan rumah.

"Sayur, Bang."

"Iya, Neng. Baru di sini ya?"

NIKAH MUDA (THE LOVE STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang