PART 14

2.9K 193 23
                                    

Kring!

Aku dikejutkan oleh suara alarm. Astaghfirullah, kesiangan!

Cepat-cepat aku mandi, sholat, lalu berkemas. Baiklah, semoga langkah ini yang terbaik.

"Bun, Lina balik kontrakan dulu, ya?"

"Nggak di jemput refan?"

"Nggak, Bun. Itu ojek online udah nyampe."

"Kok, pake ojek online? Biasanya juga minjem mobil Bunda dulu."

"Nggak enak ah. Hehehe,"

"Tumben!"

Aku hanya tersenyum mendengar celotehan Bunda. 'Maaf, Bun, Lina pengin sendiri dulu. Jadi ngga pamit.'

"Dengan mbak Lina?" Tanya abang driver.

"Iya, Pak. Sesuai maps ya!"

Driver mengangguk.

Dalam perjalanan, ada sedikit rasa menyesal menyelip dalam hati. Aku tahu ini tidak benar, tapi mungkin ini jalan satu-satunya agar aku dapat berpikir bijak.

Tak terasa sampai sudah di stasiun. Setelah membayar ongkos ojek, langkahku berjalan menuju loket tiket. Memesan lalu masuk ke dalam stasiun.

Aku duduk di kursi tunggu, lalu membuka gawai yang dari kemarin belum aku sentuh.

Ting ting ting!
Beratus pesan masuk. Beberapa pesan dari Mamah, Rafa, dan sisanya dari Refan. Ah, Refan. Bahkan aku belum sampai di Purwokerto, tapi aku sudah merindukanmu.

Beberapa menit kemudian, masuk sebuah panggilan dari Refan. Kuabaikan. Lalu kumasukkan gawai kembali ke dalam tas setelah mematikannya.

Tuuut ... Tuuut ...
Kereta telah datang, aku bersiap untuk masuk kedalam gerbong.

"Gerbong lima ya." Aku berjalan sambil membaca kembali tiket kereta api, untuk memastikan di mana aku harus duduk.

"Permisi ... Permisi."

Sesak sekali, sepertinya semua tempat memang telah ter-booking. Aku sibuk mencari nomor kursi 4A, dekat dengan jendelam

"Alhamdulillah, ketemu. Permisi, Mas. Saya mau lewat."

Seorang pria duduk di sebelahku. Memakai topi dan kacamata. Dia tampak angkuh. Sudahlah, yang penting aku dapat dudik dengan tenang.

Kereta mulai berjalan, tampak barisan  pohon mulai menghiasi perjalananku. Indah.

🌼🌼🌼

"Mbak, Mbak. Sudah bangun." Aku tergagap mendengar suara orang membangunkanku.

"Oh, iya, Mas. Terima kasih."

Tapi tunggu! Kenapa orang ini tahu aku turun di Purwokerto? Ketika akan bertanya, dia sudah beranjak turun.

"Mas, tunggu!" Aku berusaha mengejarnya. Namun kesusahan karena beban di dalam.tas yang terasa berat.

"Sudah lah, nggak penting." Aku pun beranjak menuju pintu keluar lalu memesan sebuah taxi.

🌼🌼🌼

"Assalamu'alaikum, Budhe."

"Wa'alaikum salam. Lho, Lina? Kapan sampai?"

"Barusan Budhe."

Sekarang rumah ini di tempati oleh Budheku, Kakaknya Bunda, karena Mbah yang lelaki memang sudah lama tiada. Jadi beliau menemani Mbah Uti.

"Budhe, Lina mau minta tolong, kalau bisa jangan kasih tau siapapun Lina di sini ya."

NIKAH MUDA (THE LOVE STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang