PART-14

328 17 0
                                    

Setelah acara pemakaman selesai mereka masih berada di kediaman Louis mereka belum bisa membiarkan Louis sendirian apalagi ia masih berduka atas kepergian sang Ayah.

"Demon dimana Tara? Kenapa dia tidak datang nak?" tanya Dexter Ayah dari Daniel, ia sudah mengenal Tara setiap ada pemakaman yang menimpa mereka Tara selalu datang bersama Demon. Tapi kali ini ia tidak datang.

"Ah. Aku lupa memberi tau kalian Tara sedang sakit jadi ia tidak bisa datang tapi dia bilang turut berbela sungkawa untuk Louis dan meminta maaf karena tidak bisa datang!"

"Kau beruntung mendapatkan gadis seperti Tara, menurut bibi dia baik dan dia juga sangat cantik. Sebaiknya kau cepat-cepat nikahi dia Demon" pujian yang di berikan Xelona untuk Tara membuat Demon sangat bangga karena ia berhasil mendapatkan hati Tara dan mereka menyukainya.

"Heh kalian contohlah Demon dia bisa mendapatkan gadis seperti Tara! Kalian hanya bisa mendapatkan gadis yang seperti badut kota dengan riasan tebal dan pakaian ketat"

Demon tersenyum menang sambil mengejek sahabat-sahabatnya yang sedang di bandingkan dengan dirinya itu, mereka hanya bisa menggerutu tidak jelas pada Demon.

"Kau memang akan jadi kebanggan bagi mereka Demon, dan kami Anak-anaknya hanyalah beban bagi mereka!" dengan wajah Kesal Abigail meninggalkan ruang keluarga.

"Hehh.. Janganlah kau merajuk Abigail kami hanya bercanda saja" ucap Devina ibunya sambil mengejar putranya yang sedang merajuk itu, yang lain hanya bisa tertawa saja.
.
.
.
.
Tara tengah duduk santai di ruang kerja milik mendiang Ayahnya, ia memandangi berkas-berkas yang di berikan Xavier padanya.

"Semua sudah selesai Oscar sudah mengurusnya, dan sekarang perusahaan itu sudah menjadi milikmu Tara"

"Tidak Xavier, perusahaan itu milik kita! Aku akan mendapatkan semuanya yang seharusnya menjadi milik kita dan asal kau tau aku suka dengan apa yang aku lakukan sekarang. MELENYAPKAN!!"

"Kau memang gila Tara, tapi sebaiknya jika kau ingin melakukan kejahatan ajak aku. Aku ingin tau apa yang adik nakalku ini lakukan pada manusia bejad itu"

"Baiklah lain kali aku akan mengajakmu tapi tidak dengan mereka, aku akan mengajakmu ketika aku akan melenyapkan bos besar mereka!"

"Bos?" Xavier menaikan alisnya sebelah bingung dengan maksud Tara.

"Ya, mereka semua bekerja pada orang lain!"

"Tapi bukakah Teresa yang merencanakan ini semua?"

"Tadinya aku juga berpikir seperti itu, tapi setelah aku mendapatkan informasi dari salah satu mata-mataku jika mereka berada di bawah perintah bos besar mereka. Tapi dia tidak memberi tauku siapa bos mereka! Menyebalkan dan harus kau tau Xavier dia memerintahkan mereka untuk mencari keberadaan kita, dan jika menemukan kita mereka akan membawa kita kehadapannya"

Xavier hanya mengangguk saja mendengarkan cerita dari Tara, namun sebuah ide terlintas di pikirannya.

"Aku punya rencana Tara"

"Rencana apa?"
.
.
.
.
"Oh iya Louis, apa kau akan melanjutkan perusahaan milik Ayahmu nak?"

"Rencananya aku akan melanjutkannya tapi mungkin nanti kalau aku sudah siap, aku menunjuk Paman Philips untuk sementara mengurus perusahaan Ayah!"

"Apa kau serius Lou? Paman tidak bisa kau tau paman ini sudah tua!"

"Tidak paman, jika bukan paman siapa? Aku percaya pada Paman!"

Inspektur Billy sudah datang bersama anggota polisi yang lain, mereka berdiri untuk menyambut kedatangan para polisi tersebut.

"Selamat siang, maaf kami mengganggu kedatangan kami kesini untuk menyampaikan hasil sidik jari yang kami temukan di botol kecil ini!"

THE COLD-BLOODED KILLER BEAUTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang