PART-36

219 10 0
                                    

Billy masuk kedalam kamar Tara ia akan mencari bukti kejahatan yang dilakukan Tara selama ini, ia ingat Farel dulu menunjukkan pintu rahasia di samping lemari pakaian ia akan masuk kedalam ruang rahasia milik Tara.

Aneh, pintu tersebut tidak ada yang ada hanya dinding saja ia mencoba mencari di sisi lain namun hasilnya nihil.

"Apa yang kau cari inspektur Billy?"

Ia terkejut ketika melihat Tara berdiri di belakangnya dengan senyuman yang sulit di artikan, ia berjalan menghampirinya.

"Kau mencari bukti kejahatan yang aku lakukan bukan? Kau tidak perlu mencarinya karena akan membuang waktumu saja! Di sini tidak ada apapun silahkan kau cari saja sampai kau menemukannya!"

Tara duduk di tepi ranjang sambil memainkan pistolnya dan melirik kearah Billy yang terkejut melihat senjata yang Tara bawa.

"Itu..?"

"Ya ini pistol yang kau katakan sangat langka bahkan jika ada itupun ilegal! Benar bukan inspektur Billy? Ckckck....malang sekali nasibmu kau pengabdi negara tapi kau tidak tau siapa aku sebenarnya dan siapa pemasok barang ilegal itu? Akan aku beri tau Billy Waterson, aku Tara Bellatrix Dolldemar bukanlah gadis seperti yang kalian bayangkan! Lihat aku apa kalu terlihat lugu? Dan baik!"

Tara tertawa keras mengejek kebodohan semua orang yang salah menilai dirinya, mungkin mereka mengira jika Tara adalah gadia lugu dan baik terlihat jelas di wajahnya.

"Aku tidak menyangka itu Tara kau penjahat besar dan kau musuh negara, aku akan menangkapmu dan akan membuatmu membusuk di penjara!"

Geram Billy yang mengeluarkan pistol dan menodong Tara, namun Tara malah tersenyum meremehkannya.

"Benarkah? Oww aku sangat takut inspektur Billy tolong jangan! Hahaha... Billy Billy jika kau menangkap dan memenjarakan aku maka adikmu juga akan ikut bersamaku!"

"Apa maksudmu Tara?"

"Chan bawa dia?"

Chan datang bersama Clara ia menodongkan pistol di kepala Clara sebagai gertakan, Billy yang akhir- akhir ini mencari keberadaan adiknya ia menemukan Clara di rumah Tara.

"Clara? Apa yang kau lakukan disini Clara? Aku mencarimu seminggu ini dan kau ada di rumah Tara?"

"Adikmu Clara dia bekerja bersamaku dia menjadi anak buahku, dan membantuku mengantarkan barang-barang pada pelangganku! Kau tenang saja aku membayarnya sangat tinggi!"

"Keterlaluan kau Tara!!!!"

Billy hendak menampar Tara namun di cegah oleh Clara.

"Jangan pernah berani menyentuh Tara sebaiknya kau pergi saja!"

"Kau dengar adik tersayangmu mengusirmu dari sini! Jadi pergi lah dan jangan macam-macam padaku jika kau masih ingin melihat adikmu ini. Oh ya pak inspektur aku ingin memberi taumu bahwa Philips dan Chalista mereka sudah aku.... Kau tau bukan? Cari mereka sampai di temukan!"

Billy langsung pergi dari kamar Tara, Clara juga hendak pergi.

"Jangan beri tau Billy apapun jika kau masih ingin melihat kakakmu hidup!"

Tara masuk kedalam ruang rahasia di kamarnya, Clara pergi juga dari kamar Tara..
.
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 02 dini hari, Tara keluar dari dalam rumah dengan mobil mewah miliknya. Entah akan pergi kemana Tara malam-malam begini.

*****
Mobilnya berhenti di sebuah rumah besar milik keluarga Abigail yang tak lain teman Demon, entah apa yang akan Tara lakukan di kediaman Abigail malam-malam begini.

Ia berjalan masuk kedalam rumah yang dalam keadan gelap karena para penghuni rumah tengah tidur, ia naik ke lantai 2 rumah tersebut.

*****
Abigail terbangun dari tidurnya karena ia merasa haus, namun saat membuka pintu ia melihat seorang wanita naik menuju lantai 2 karena penasaran ia memeriksanya namun saat di lantai 2 ia tidak melihat siapapun.

"Mungkin itu ibu, sebaiknya aku kembali tidur saja!"

Abigail kembali turun, Tara keluar dari persembunyiannya ia langsung masuk kedalam kamar milik kedua orang tua Abigail.

Karena suara yang di timbulkan dari sepatu Tara, Rama terusik ia membuka matanya dan melihat sosok wanita berdiri di tepi ranjangnya. Untuk memastikannya ia menyalakan lampu namun saat menyala tidak ada siapapun.

Akhirnya ia memutuskan untuk keluar saja dari dalam kamarnya karena ia merasa ada yang aneh, ia merasa ada yang mengikuti dirinya namun saat berbalik tidak ada siapa-siapa.

Tiba-tiba saja mulutnya di bekap dan membuatnya pingsan, Tara menyeret tubuh Rama masuk kedalam ruang kerjanya.

Ia mengikat tubuh Rama di kursi kerjanya dengan mulut di lakban, Tara duduk menunggu Rama sadar tak berselang lama akhirnya Rama sadar.

Tara berjalan menghampirinya dan duduk diatas meja kerja, Rama terkejut melihat kondisinya yang terikat di kursi dan mulut di lakban.

"Hmmmmm.....hmmmm"

Rama mencoba melepaskan ikatan Di tubuhnya namun tidak bisa karena Tara mengikatnya dengan kuat.

"Shuttt... Jangan berisik paman Rama! Maaf jika aku mengganggu malam-malam begini"

*****
Davina terbangun dari tidurnya ketika ia merasakan tidak ada sang suami di sampingnya, ia pun bangkit dari tempat tidur dan mencari suaminya yang mungkin saja ada di dapur karena lampu dapur menyala.

*****
Rama terus memberontak agar Tara melepaskan ikatannya, namun Tara tidak memerdulikannya. Karena kasihan Tara membuka lakban yang menutupi mulutnya.

"Apa yang kau lakukan Tara? Lepaskan aku!"

"Shutss.. Diamlah paman nanti mereka bisa mendengar, aku kesini hanya ingin meminta semua aset milik paman!"

"Apa maksudmu Tara?"

"Ckck.... Aku ingin semua harta paman menjadi milikku, apa paman mau memberikannya untukku?"

Rama tersenyum kecut dan meludah ke sembarang tempat, Tara yang tidak suka dengan yang dilakukan Rama pun mulai melukai tangan Rama dengan pisau ia membuat luka sayatan.

"Aaaa!!!"

Rintihan kesakitan Rama begitu kencang hingga membuat Tara kesal ia pun kembali menyumpal mulut Rama.

"Itu belum apa-apa paman, coba paman bayangkan jika paman menolak memberikan aset paman padaku apa yang akan terjadi pada keluarga paman? Apa paman akan bernasib sama seperti sahabat-sahabat paman? Hars, Nico, Glen, Malik, lalu Farel Friska, Teresa dan terakhir Philips dan Chalista! Apa paman ingin seperti mereka?"

Tara kembali melukai tangan Rama dengan pisau, Rama memejamkan matanya karena rasa sakit yang di timbulkan pisau tersebut.

"Bagaimana paman? Ini tawaran terakhir dariku berikan semua aset milikmu padaku maka aku akan tetap membiarkanmu hidup!"

Demi menyelamatkan nyawanya Rama setuju menanda tangani dokumen itu, setelah itu Tara meletakkan dokumennya.

"Oh iya paman, apa paman ingat Vincent Dolldemar dan istrinya Bellatrix Dolldemar? Mereka memiliki dua anak yang satu laki-laki dan yang satu perempuan! Apa paman ingin tau kabar mereka? Akan aku beri tau, kabar kami baik paman aku dan kakakku baik-baik saja. Kepergian Ayah dan ibu membuat kami sedih itu semua karena ulah kalian. Sekarang aku datang untuk membalas dendam atas apa yang kalian lakukan pada mereka! Teriman ini........"

Tara menghujamkan pisaunya tepat di dada Rama, ia kembali melakukannya hingga tubuh Rama di penuhi luka tusukkan dan darah yang keluar dari luka tersebut. Tara menyeret tubuh Rama yang masih terikat di kursi menuju tangga.

Ia pun mendorong kursi itu hingga terguling-guling di anak tangga, jejak bercak darah di lantai dan tangga menjadi saksi bisu pembunuhan itu.

THE COLD-BLOODED KILLER BEAUTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang