PART-13

345 18 0
                                    

Sudah siang tapi Xavier dan yang lain belum menemukan keberadaan Tara, entah dimana sekarang Tara? Dan bagaimana keadaannya? Apa ia baik-baik saja?

Pertanyaan itu terus berputar di kepala Xavier adiknya itu memang selalu merepotkan semua orang, tiba-tiba handphonenya berdering panggilan dari salah satu anak buahnya. Ia pun menjawabnya.

"Apa kau menemukan Tara?"

"......"

"Dimana?"

"......"

"Aku akan segera kesana"

Setelah sambungan terputus ia langsung tancap gas meninggalkan tempat tersebut.

****
Pintu mobilnya terkunci dan di dalam ia tak sadarkan diri membuat mereka khawatir dengan keadaanya.

Mereka berusaha untuk membuka pintu mobil itu, ia bisa saja meregang nyawa karena kehabisan oksigen.

"Sebaiknya kita pecahkan saja kaca mobilnya!" saran orang lain yang di angguki oleh mereka.

"Tapi sebaiknya kita tunggu tuan Xavier dulu"

"Kita tidak bisa menunggu keadaan nona sangat mengkhawatirkan, jika tuan Xavier tau kita bisa di habisi oleh dia"

"Kau benar. Kita selamatkan dulu nona!"

Mereka memecahkan kaca mobil Tara lalu membuka kunci mobilnya setelah itu mereka langsung mengeluarkan Tara.

Xavier yang baru saja datang langsung berlari untuk melihat kondisi adiknya itu.

"Tara Tara bangun Tara!"

Xavier membawa Tara masuk kedalam mobilnya, ia akan membawa Tara ke rumah sakit agar dia mendapatkan penanganan yang lebih baik.
.
.
.
.
"Ayah, Aku pulang!" teriaknya sambil berjalan menuju ruang kerja milik Ayahnya, saat membuka pintu ia tidak menemukan sang Ayah.

"Dimana Ayah? Sebaiknya aku hubungi Ayah saja"

Ia pun menghubungi sang Ayah, tapi terdengar suara handphone milik Ayahnya di kamar. Ia pun masuk kedalam kamar milik Ayahnya namun hasilnya sama tidak ada sang Ayah.

Ia kembali menghubungi handphone Ayahnya yang lain dan terdengar suara handphonenya di dalam kamar mandi, ia pun masuk betapa terkejutnya ia melihat keadaan kamar mandi yang berantakan dan berceceran darah. Tapi yang membuatnya lebih terkejutnya lagi adalah bathup yang berisikan tubuh sang Ayah yang di ikat dengan lakban silver dan terendam air yang berwarna merah darah.

"Ayah!! Ayah!"

Ia melepaskan ikatan itu dan mengeluarkan jasad Ayahnya yang sudah membiru dan di temukan luka tembakan di dadanya, ia tidak percaya dengan apa yang terjadi pada Ayahnya sekarang harta satu-satunya yang ia miliki pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

"Ayah jangan tinggalkan aku Ayah!! Ayah tau aku tidak punya siapa-siapa lagi selain Ayah, Aku mohon bangunlah Ayah"

****
Pihak kepolisian datang ke kediaman Glen, sahabatnya datang untuk berbela sungkawa mereka tidak menyangka kejadian ini hanya berjarak beberapa hari dari pembunuhan sebelumnya.

"Aku turut berbela sungkawa Lou, kau tenang kau tidak sendirian disini ada kami. Kami semua adalah saudaramu!"

"Terima kasih kalian sudah datang kemari, Sekarang Ayah pergi meninggalkan aku untuk selama-lamanya"

Beberapa anggota polisi datang menghampiri Louis, mereka berdiri berhadapan dengan polisi.

"Perkenalkan aku Inspektur Billy, aku ingin membicarakan sesuatu pada kalian. Tuan Glen di bunuh seseorang tak di kenal menurutku pelaku yang membunuh Ayahmu adalah pelaku yang sama membunuh tuan Hars, beberapa preman dan tuan Nico!" ucap inspektur Tampan tersebut.

THE COLD-BLOODED KILLER BEAUTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang