8. Janji?

271 21 12
                                    

Bel istirahat berbunyi, mayoritas siswa berbondong menuju kantin dan koperasi. Ada juga yang hanya duduk-duduk di lorong kelas atau bahkan masih nyaman di dalam kelas. Seperti yang dilakukan Stella and the Geng minus Mira.

" Minggu depan ada pensi ya Stey?" Tanya Fana.

" Iya, acara ulang tahun sekolah gitu" jawabku.

" Kelas kita nampilin apa ya?" Kini Kinar yang bersuara.

" Lo aja deh Stey baca puisi gitu, kaya pas MOS" usul Fana.

" Enggak ah, entar fans gue nambah lagi. Pusing gue" jawabku sambil meminum susu strawberry kesukaanku.

" Fans apaan? Paling juga Niko yang mantengin lo paling depan hahahhaha" aku langsung memukul kepala Kinar, pasalnya Niko itu salah satu bad boy populer di SMA Permata.

Jangan pernah berpikir Niko itu badboy semacam Dillan atau Nathan di novel yang pernah kalian baca. Inget mukanya saja udah bikin mules.

" Jangan salah Nar, Stey udah punya fans baru. Itu penjaga Lab Komputer hahhaha" kali ini Fana yang bersuara. Walaupun dia orangnya lembut, tapi masalah bully membullyku dia tak pernah ketinggalan.

" Gini ya gengs, mau sampai kapanpun tidak akan pernah ada yang menggantikan Flynn Rider pujaan hati gue" ucapku sumawa sambil mengibaskan rambutku.

" Yah halunya mulai lagi" kata Fana aku hanya terkekeh.

" Gue tu juga heran deh, dari segitu banyak Prince di disney, kenapa lo suka banget sih sama tuh rider rider?" Tanya Kinar penasaran.

Aku tertawa bukan main, sebenarnya aku juga lebih menyukai Prince Adam di Beauty and the beast kalau secara fisik, tapi entah mengapa ada hal yang membuat si Flynn Rider nya Rapunzel menarik.

" Rider rider itu kan sejenis badboy gitu Stey?" Tanya Kinar.

" Iyaps"

" Terus kenapa lo nolak Fabian dulu? Kayaknya ketimbang Esa lebih mendekati Fabian sama Rider" Kinar berpikir.

Ahh, mendengar nama Fabian membuat moodku memburuk. Gara-gara dia aku jadi selalu mengingat masa laluku. Tapi tak tau mengapa pernyataan Kinar tadi membuatku berpikir demikian. Tapi entahlah, kenapa juga aku memikirkan si kasar Fabian?

" Hai gengs" dari arah pintu Mira datang, dan tak lupa ada Cio dibelakangnya.

Aku berusaha sebiasa mungkin, walau kebiasaan pada kakiku ketika gelisah sangat kentara. Tapi hanya beberapa orang saja yang mengetahui kebiasaanku ini, termasuk Cio.

Kulihat dia memalingkan wajahnya, sangat terlihat tidak nyaman.

" Gue disuruh nyanyi ngewakilin kelas tuh sama Pakket" gerutu Mira sambil mengerucutkan bibirnya.

Kulihat Cio tersenyum dan mengelus kepala Mira penuh sayang.

Aku segera menggantikan fokusku ke buku novelku.

" Ya nggak papa kan? Lagi pula cuma lo deh harapan kita hahahha" ucap Kinar.

" Iya Mir, dari pada kena denda" kata Fana lembut.

" Menurut lo gimana Stey?"

" Hah?" Aku terkejut, tak siap dengan pertanyaan, aku melirik sekilas ke Cio yang ternyata sedang menatapku tajam.

" Lo kenapa sih? Banyak pikiran?"

" Enggak, kecapekan aja kemaren ngeliput pawai di Malioboro" sanggahku.

" Halah kan lo sama Esa, mana ada capek iya nggak Sayang?"

Degg

Mira memanggilnya sayang? Ahh keterlaluan sekali.

FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang