13

644 27 0
                                        

Dilan pov's

Dua Minggu semenjak acara ulangtahun sekolah dan juga ulang tahunku, aku dan bunga sama sekali gak pernah pergi berdua lagi, dikarenakan bunga yang sedang sinung belajar untuk menghadapi UNBK.

Selama dua Minggu ini juga aku sudah masuk kantor menggantikan papa, membuat waktuku semakin sedikit untuk bertemu dengan bung.

Dapat terhitung baru dua kali kami ketemu setelah acara itu, itu pun hanya Minggu, dan tetap gak bisa kemana mana, aku hanya selalu duduk terdiam d samping bunga sambil memperhatikan bunga yang sedang belajar.

Dan sekarang bunga selesai melaksanakan UNBK tinggal menunggu kelulusan saja.

Niatnya hari ini aku ingin mengajaknya jalan, ya itung itung pendekatan lah, sebab kami masih sangat canggung, bahkan kami sangat jarang berkomunikasi lewat telpo akhh atau mungkin tidak pernah.

Tapi sialnya aku, berniat untuk membatalkan semua jadwalku hari ini supaya bisa jalan dengan bunga ehh tau taunya, hari ini ada rapat penting dengan klien bisnis dari Belanda.

Huhh nasib nasib.

Akhh ya sekarang aku sedang memeriksa dokumen dokumen penting yang akan d rapatkan nanti takutnya ada kesalahan.

Saat aku sedang serius membaca tiba tiba terdengar suara pintu terbuka, jelas aku kesal siapa yang berani beraninya masuk keruangan ku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

" Siapa yang menyuruhku masuk tanpa mengetuk pintu dulu hah." Kesal ku tanpa menatap orang yang berada d depan pintu.

" Jawab hah,,, siap-." Ucapan dilan berhenti saat melihat siapa yang ada d depan pintu itu.

Ia ternganga melihat orang yang sangat ia rindukan berdiri d depan sana sambil mengerjit bingung.

" Jadi gue harus ketuk pintu dulu nih, yaudah gue balik lagi aj-."

" Ehh jangan." Cegah dilan langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri orang yang berdiri d depan pintu itu saat hendak melangkah meninggalkan ruangannya.

" Euhh.. sorry gue pikir Dion sekertaris gue masuk tanpa ketuk pintu dulu, makanya gue kesel." Ucap dilan.

" Okh ya ada apa kesini kok gak bilang dulu."

" Okh jadi gue harus ijin dulu gitu kalau mau ke kantor kakak." Ucap orang tersebut.

" Ehh bukan gitu bunga, ya kan aneh aja kamu kan baru pertama kalinya kesini jadi aku gak nyangka aja, okh ya kamu bawa apa." Tanya dilan saat melihat bunga membawa sebuah paper bag d tangannya.

" Okhh... Ini bunda nyuruh aku buat nganterin makan siang buat kamu." Jawab bunga.

" Waww siapa yang masak."
" Aku, kenapa gak mau." Jawab bunga.
" Ehh bukan gitu, jelaslah mau tolong kamu simpan d meja sana dulu ya, aku mau ke toilet bentar." Ucap dilan yang langsung d angguki oleh bunga.

Setelah dilan pergi kekamar mandi, bunga pun berjalan kearah meja yang berada d depan sofa yang berada d ruangan dilan.

Ruangan dilan sangat luas dan nyaman menurut bunga, dan hampir sama dengan kantor miliknya, d sana terdapat meja kerja dilan yang berada d tengah ruangan d belakang kursi kerja dilan terdapat sebuah kaca besar yang menunjukan hampir seluruh kota.

D sana juga terdapat sofa mungkin untuk para tamu, ada juga dapur kecil d sana, terdapat kulkas dan segala macamnya sudah seperti rumah kedua untuk dilan d sini.

Tok...tok... tok...

Terdengar suara ketukan pintu dari luar, karna dilan yang belum kembali dari kamar mandi, bunga pun akhirnya menyuruh orang itu untuk masuk.

BULAN (BUnga dan diLAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang