Author pov's
Sedangkan d kamar lain terlihat sepasang pengantin baru yang sedang terlelap d atas ranjang mereka sambil berpelukan.
Sampai terdengar suara telpon yang berdering menandakan ada telpon masuk membuat salah satu d Antara mereka terbangun.
" Bang, lepasin dulu pelukannya."
" Hmmm kamu kemana sih ini udah malam." Ucap sang suami tanpa berniat melepaskan pelukannya itu.
" Bang itu ada telpon."
" Biarin aja."
" Banggggggg,,, lepas atau aku tidur d sofa." Ancam sang istri yang tak lain adalah bunga.
Mendekat ancaman bunga dengan tak rela dilan pun melepaskan pelukannya pada bunga dan membiarkan bunga mengangkat telpon.
" Hallo." Sapa bunga
"..."
Prang...
Bugh...
"Bunga..."
***
Sebuah lobby rumah sakit terlihat dua orang anak manusia berbeda jenis kelamin tengah berlari d sana di sana dengan tergesa-gesa.
Dua orang itu langsung berlari menuju ke ruang operasi setelah d beritahu kn sebelumnya bahwa salah satu orang yang mereka kasihi sedang berada d sana
Saat mereka melihat orang orang yang berdiri d depan pintu rumah sakit langkah mereka pun semakin cepat mendekati mereka.
"Ayah." Panggil orang tadi yang berjenis kelamin perempuan.
" Kakak." Gumam seorang pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya.
"Ayah bagaimana keadaan bunda." Tanya perempuan itu yang tak lain adalah bunga.
" Bunda kritis kak, penyakit leukimia bunda semakin parah dikarenakan bunda lupa tidak meminum obatnya akhir² ini." Jawab ayah
" Apa." Ucap bunga sambil menutup mulutnya dengan berderai air mata.
" Sekarang bunda sedang melakukan operasi sumsum tulang belakang lagi tapi hanya 5% kemungkinan bunda bisa selamat." jelas ayah kembali masih dengan derai air mata.
Mendengar itu bunga, dilan dan yang lainnya ikut menangis kembali apalagi Ririn adik bunga yang begitu dekat dengan bunda.
Terlihat juga ririn yang sedang menangis d pelukan mamanya dilan.
Mendengar itu membuat bunga terduduk d lantai membuat ayahnya dan dilan langsung menghampiri nya dan bunga pun menangis d pelukan dilan.
" hiks hiks bu-nda, hiks."
" bang hiks i-ini pasti gara gara aku kn bang." ucap bunha sambil sesenggukan."
" ini pasti gara gara hiks hiks bunda terlalj sibuk memgurusi pernikahan ku hiks ,,, sampai sampai bunda lupa meminum obatnya hiks hiks ya kn bang." lanjutnya masih sambil menangis d pelukan dilan.
" sudah sayang, kmu jangan nyalahin diri kamu sendiri, seharusnya sekarang kita berdoa untuk kesembuhan bunda." ucap dilan mencoba menenangkan bunga.
" enggak bang hiks ini semua pasti salah aku hiks hiks..."
" shutttt,,, lebih baik kita ke musholla yuk kita sholat untuk kesembuhan bunda." ajak dilan dan d angguki oleh bunga.
" ayah, ma, pa dan yang lainnya kita ke musholla dulu ya." pamit dilan yang d angguki yang lain.
Saat dilan dan bunga sholat berjamaah aur mata bunga masih terus saja mengalir tanpa bisa d hentikan.
Saat berdoa pun air mata bunga semakin deras, bunga dan dilan berdoa untuk kesembuhan bunda mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN (BUnga dan diLAN)
ActionGimana perasaan kalian dia saat kalian baru pulang dari luar negri tepatnya London setelah kalian selesai melanjutkan pendidikan kalian, kalian dijodohkan dengan teman kecil kalian yang kalian sendiri tak ingat namanya dan juga tak tau rupanya sekar...