"Perihal waktu yang terus mengalir seiring berdetaknya jantung. Aku mohon, tetap disini. Pada perasaan yang seperti ini. Tanpa mengubah apapun, dan siapapun."
---
"EHM! Yang abis jadian. Muka anget bat ini romannya kek ketek si Ucup!" ujar Andra. Terlihat sangat nada menyindirnya.
Disana ada Rafly dan Kia. Mereka semua sengaja tengah berkumpul di depan gerbang SMA Brawijaya. Rafly melakukan rutinitasnya. Menjemput Kia.
Kia sudah sembuh sekarang. Ia hanya istirahat dan tidak masuk sekolah selama sehari. Sebentar lagi, ia akan lulus. Dan ia tidak akan membiarkan dirinya tertinggal pelajaran.
Nay yang tengah bersandar pada bahu Revind sontak menoleh, "Wih. Siapa yang jadian nih?" tanya Nay berpura-pura polos. Gadis itu lalu kembali bersandar pada Revind lagi. Setelah tunangan, ia memang lebih manja pada Revind. Dan Revind sangat tidak masalah. Justru senang yang ada.
Kia mencoba mengalihkan pandangannya. Melihat Fio tidak jauh dari jangkauannya. Arwah itu juga semalaman mengganggu tidurnya. Dengan cara menceritakan adegan Rafly menjedor Kia.
"Gue yang jadian. Kenapa?" ujar Rafly, paham akan mereka. "Slow, pilih aja sekarang kita mau kemana. Gue yang traktir."
Mendengar kata traktir Luna dan Risa yang tadi sibuk bermain Mobile lecet pun sontak mengangkat arah pandangan mereka.
"Traktir? Siapa yang traktir? Dimana?" tanya Risa di sertai cengiran.
"Iya. Tadi samar-samar gue denger tuh," kembaran gilanya mulai mengikuti.
"Giliran trakriran aja. Gercep kuping lo berdua kampret!" ucap Fallen.
"Sayang, ngomong nya gak boleh kasar gitu dong." Andra memperingati dengan tatapan mata.
"Tai-taian minta traktiran sama gue. Padahal diri dia sendiri yang baru banget jadian di taman belakang sekolah pas istirahat pertama," ujar Kia santai. Kini dirinya mengenggam erat tangan Rafly dan mengaitnya. Ikut bersandar seperti apa yang Nay lakukan pada Revind. Ajaib! Mampu membuat sekujur tubuh Rafly jadi lebih menangang. Termasuk, hatinya.
"Tau dari mana lo Ki?" tanya Fallen heran. Dirinya sudah sangat baik menutupi itu semua. Juga, ia sudah melihat situasi dan kondisi ketika menerima Andra sebagai kekasihnya. Kondisi halaman belakang, tengah sepi dan dapat di pastikan tidak ada orang sama sekali.
"Gue rasa lo gak baru tahu kalo si Kia itu cenayang Len," ujar Risa. Ikut bersandar pada Luna. Mencopy paste dua pasangan romantis itu.
Fallen menepuk keningnya, "Emang bahaya banget lo Ki," ujar Fallen. "Udah gue tutup-tutupin. Malah lo buka."
"Lo sendiri yang pernah bilang. Jangan sungkan cerita sama sahabat. Jangan ada yang di tutup-tutupin antara kita berlima. Tapi lo sendiri yang ngelakuin itu," ujar Kia. Mampu menampar Fallen dengan sangat keras.
"Ya maaf gaes," ujarnya dengan nada sangat lesu. "Ya udah, sekarang Andra sama Rafly deh yang traktir kita. Lain kali gak gue ulangin lagi," ujar Fallen memutuskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCES KETUS
Teen FictionEntahlah. Yang pasti, semenjak kesalahan kecil Rizkia saat permainan Taekwondo, seorang lelaki yang menjadi lawannya. Malah mendekatinya. Kia adalah gadis yang paling tidak suka diganggu oleh siapapun, terutama lelaki. Tetapi dengan Rafly? Tidak. R...