Terlambat adalah hal yang mengerikan. Apalagi terlambat mengucapkan kata perpisahan untukmu. –Rafly Agira D.
---
Sad ending?
Happy ending?
Happy Reading...
Duduk diantara keramaian, diajak mengobrol oleh keluarga, tapi hatinya.. Tidak sedang berada ditempatnya.
Kia meremas kedua tangannya yang saling bertautan. Seusaha mungkin air matanya ia usahakan agar tak luruh. Terutama di depan seluruh orang yang ia sayangi.
Ia mengangkat pandangannya, melihat Risa dan Luna sedang asik memakan camilan yang mereka beli. Juga Nay dan Fallen yang hanya melihat ke arahnya. Berbeda dengan Alea dan Argaz, kedua orang tuanya sedang mengecek seluruh persiapan putrinya. Sudah lengkap atau belum.
“Kita bakal pisah Ki, lo gak mau foto gitu?” ujar Luna langsung mendekat. Duduk disamping Kia.
Yang lain ikut mendekat.
“Ayolah foto, moment kayak gini bakal kita kangenin nih,” sahut Fallen.
Kia hanya tersenyum menanggapi. Selanjutnya ia ikut bergaya saat Luna mengeluarkan kameranya. Gadis itu tampak celingak-celinguk.
“Siapa ya yang kira-kira bisa motoin kita?” tanya Risa.
Argaz menghampiri. “Sini, Om bisa lho.”
“Wahh.. Keren tuh Om!” sahut Fallen.
Luna memberikan kameranya, kini mereka sudah mulai berpose. Mencoba menyimpan kenangan yang banyak sebelum salah satu diantara mereka pergi.
Setelah mengambil banyak sekali foto, mereka berebut untuk melihat hasilnya. Berbeda dengan Kia yang memilih menjauh karna tak bisa membendung sesuatu yang ingin keluar.
Ia menoleh ke arah Alea dan Argaz, kedua orang tuanya tengah mengobrol dengan banyaknga bodyguard Argaz yang datang ke Bandara.
Katanya, mereka menjaga keamanan. Takut kira-kira ada yang berusaha menculik Kia. Hal yang tidak masuk logika.
“Nungguin Rafly ya Ki?”
Kia menoleh, tersentak kaget melihat Nay sudah berada di sampingnya.
“Enggak,” sahut Kia seadanya.
“Gue tau ‘enggak’ yang dimaksud cewek adalah isi hatinya,” ujar Nay.
Gadis itu berdiri tepat disamping Kia, merangkul gadis itu. “Kita dipertemukan dengan seseorang untuk berpisah Ki. Entah putus hubungan, atau dipisahkan ajal. Semuanya akan tiba tepat waktunya,” ujar Nay.
“Princes Ketus yang gue kenal. Gak lemah kan? Gue yakin lo pasti kuat ngehadapin semuanya, termasuk ngelupain Rafly,” ujar Nay.
Kia hanya memaksakan senyumnya dengan kondisi air mata yang sudah meluruh. Kata-kata Nay memang selalu tepat menghunus hatinya meski itu adalah fakta.
Tiba-tiba, Kia teringat sesuatu. Gadis itu berjalan ke arah jejeran bangku, membuka salah satu tas besar yang terletak diatas sana.
“Nih.” Kia memberikan sebuah kotak yang sudah terbalut kertas kado. “Tolong lo kasih ke Rafly, gue gak sempet ngucapin selamat tinggal sama dia. Jadi lewat sini aja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCES KETUS
Roman pour AdolescentsEntahlah. Yang pasti, semenjak kesalahan kecil Rizkia saat permainan Taekwondo, seorang lelaki yang menjadi lawannya. Malah mendekatinya. Kia adalah gadis yang paling tidak suka diganggu oleh siapapun, terutama lelaki. Tetapi dengan Rafly? Tidak. R...